Berdasarkan Rekaman Seismik Aktivitas Gunung Semeru Normal
Merdeka.com - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) belum dapat memastikan penyebab erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono mengatakan, berdasarkan rekaman seismik, aktivitas Gunung Semeru menunjukan kondisi normal.
"Dari record seismik kami normal saja seperti yang sebelum-sebelumnya," ucap Eko dalam konferensi pers virtual, Minggu (5/12).
Jika rekaman seismik menunjukan aktivitas normal, Eko menduga erupsi terjadi karena faktor eksternal yaitu curah hujan tinggi.
Menurut Eko, curah hujan dapat mempengaruhi stabilitas kubah gunung. Jika curah hujan tinggi, dimungkinkan mempengaruhi stabilitas kubah sehingga memuntahkan guguran awan panas atau abu vulkanik.
"Apakah ini ada faktor eksternal berupa curah hujan tinggi sehingga menyebabkan tidak kestabilan kubah, sehingga terjadilah awan panas peluncurannya cukup panjang," ucapnya.
Eko menjelaskan, pasca erupsi Sabtu (4/12) erupsi masih terjadi sebanyak 3 kali. Pertama, Minggu (5/12) pukul 00.30 WIB, pukul 5 pagi berupa awan panas guguran, kemudian pukul 10 pagi terjadi awan guguran.
Untuk dua erupsi pukul setengah satu malam dan lima pagi, Badan Geologi Kementerian ESDMA tidak dapat mengukur jarak awan panas guguran yang meluncur.
"Tidak terlihat seberapa jauh peluncurannya karena visualisasi tertutup oleh kabut. Untuk pukul 10.00 itu kurang lebih 2 km dari puncak luncurannya," ungkapnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab mengingatkan para anggota BNPB dan personel keamanan agar berhati-hati saat proses evakuasi, lantaran dalam tiga hari ke depan diperkirakan terjadi hujan dengan intensitas sedang.
"Kita perkirakan masih ada potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang bahkan di siang hari ada potensi lebat sampai dengan 3 hari ke depan. Ini yang perlu menjadi kewaspadaan kita juga untuk proses evakuasi," ucap Fachri.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Baca SelengkapnyaErupsi terjadi dengan durasi waktu tercatat selama 127 detik pada Sabtu malam pukul 22.13 WIB.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta diungsikan ke daerah yang lebih aman.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari pusat erupsi.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak PVMBG memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas sejauh 13 km dari puncak.
Baca SelengkapnyaWarga diminta waspada terhadap bencana susulan akibat letusan Semeru.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru mengalami dua kali erupsi dalam sehari.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi meletus pukul 06.03 WIB namun tinggi kolom abu tidak teramati.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Baca Selengkapnya