Berani Berubah: Bertahan Hidup dari Lorong Sayur
Merdeka.com - Sadiran, salah satu warga di Jatimulyo, Yogyakarta, mengajak warga sekitar untuk bercocok tanam selama pandemi Covid-19. Ajakan Sadiran disambut baik oleh mereka. Apalagi sebagian warga mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaan tempat mereka bekerja.
Sadiran, sebagai Ketua RT setempat, sudah memiliki kegiatan di Kelompok Tani Ngremboko. Kegiatan-kegiatannya diisi dengan bercocok tanam dengan memanfaatkan pekarangan dan lorong-lorong sayur. Menurut Sadiran, kegiatan ini sangat bermanfaat disaat pandemi ini.
Awalnya kelompok ini hanya diisi oleh 10 orang dari pengurus RT. Sadiran terus mengajak warga dan memberikan sedikit contoh tentang kegiatan Kelompok Tani Ngremboko. Usaha Sadiran membuahkan hasil. Warga setempat tertarik mengikuti kelompok ini.
istimewa"Dan mereka dengan tanpa terpaksa mereka merasa senang dilibatkan kegiatan pertanian kita ini," kata Sadiran.
Kegiatan Kelompok Tani Ngremboko mulai digencarkan sejak Maret 2020. Kegiatan ini diawali dengan hal-hal yang sederhana. Awalnya kelompok ini memanfaatkan barang-barang bekas, seperti botol dan ember bekas untuk dijadikan alat menanam. Kemudian, cara ini lebih dioptimalkan lagi dengan tanam- menanam, termasuk memanfaatkan lorong-lorong sayur tersebut.
Sadiran bersama warga setempat awalnya menanam berbagai jenis sayuran hijau, seperti sawi, bayam dan kangkung. Alasannya, karena sayuran hijau lebih cepat dipanen dan bisa cepat dikonsumsi. Sadiran sangat bersyukur, karena hasil panen sayurnya mampu mencukupi kebutuhan warga, meski dalam kondisi sulit di tengah pandemi ini.
istimewaSelain sayuran, Sadiran bersama Kelompok Tani Ngremboko juga mengolah peternakan ayam dan kolam lele. Kegiatan kelompok ini terus dikembangkan, agar warga tidak perlu menuju pasar atau pusat perbelanjaan.
istimewa"Cukup di kebun di rumah di lingkungan insyaallah tetap bisa hidup dari berkebun ini. Kita tinggal bagaimana caranya ada usaha untuk membeli beras," kata Sadiran.
Imam Mahdi, salah satu warga di Kelompok Tani Ngremboko mengaku kegiatan ini bisa menghilangkan rasa penat atau jenuh selama di rumah, dan tetap bisa menjaga protokol kesehatan.
Hasil panen yang melimpah tentu tidak dikonsumsi sendiri. Sadiran dan Kelompok Tani Ngremboko juga membagikan hasil panen kepada warga setempat, dan sebagian hasil panen lainnya dijual untuk perputaran ekonomi.
"Dan apapun rintangannya kita harus Berani Berubah di masa pandemi ini," tutup Sadiran.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Daratan hingga rumah penduduk terancam hilang akibat abrasi yang terus terjadi
Baca SelengkapnyaOrang Betawi biasa memakai dedaunan untuk mengobati penyakit yang diderita.
Baca SelengkapnyaBantuan tersebut upaya meningkatkan kesejahteraan warga setempat yang kerap terdampak bencana banjir rob dan abrasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rebahan memang menyenangkan. Tapi jika Anda jadikan kebiasaan, maka bersiaplah untuk mengalami berbagai masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaTerbangun dalam kondisi mulut haus merupakan hal yang kerap dialami oleh banyak orang.
Baca SelengkapnyaHujan disertai angin kencang di Depok menyebabkan sejumlah rumah mengalami karena ambruk.
Baca SelengkapnyaAkses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan rumah mewah Ibu Ani anak jenderal yang tinggal di rumah bak hutan terbengkalai.
Baca Selengkapnya