Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bengawan Solo makin kritis

Bengawan Solo makin kritis Bengawan Solo. ©2016 merdeka.com/arie sunaryo

Merdeka.com - Bengawan Solo, riwayatmu kini....itulah sepenggal syair lagu keroncong yang diciptakan sang maestro, Gesang. Syair lagu tersebut begitu tersohor sama seperti penggubahnya dan tentu bengawannya. Di masa lalu, Bengawan Solo menjadi sarana transportasi andalan. Namun konsidinya sekarang memprihatinkan.

Tak hanya sampah dan limbah kimia cair yang bisa membuat petaka masyarakat yang dialirinya. Namun saat curah hujan tinggi terjadi, banjir bandang tak hanya menyengsarakan warga Solo dan sekitarnya. Masyarakat di sepanjang tepian aliran sungai terpanjang di dunia itu ikut menderita. Semua akibat ulah manusia yang tak bisa menjaganya, selain tentu saja akibat peristiwa alam yang tak bisa ditolak.

Pencemaran air di Bengawan Solo sangat memprihatinkan. Limbah domestik rumah tangga menjadi penyumbang terbesar pencemaran. Berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jawa Tengah di lima titik, pada tahun 2013 lalu menyebutkan bahwa limbah domestik menyumbang hampir 80 persen dari total pencemaran. Limbah tersebut sebagian besar berasal dari rumah tangga.

"Limbah dari rumah tangga sangat besar di Bengawan Solo. Seperti air cucian, industri nonformal dan juga pemakaian bahan kimia untuk keperluan pertanian. Sisanya disumbang oleh limbah dari rumah sakit, hotel dan industri besar," ujar Kepala (BLH) Jawa Tengah, Agus Sriyanto.

Menurut Agus, limbah domestik tersebut menjadi penyumbang bakteri Escherichia Coli (E. coli) terbesar ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo. Agus menambahkan, rumah tangga di delapan wilayah DAS Bengawan Solo (Wonogiri, Klaten, Boyolali, Sukoharjo, Solo, Karanganyar, Sragen dan Blora) menyumbang Chemical Oxygen Demand (COD) antara 11.036,30 meter kubik per hari hingga 24.974,42 meter kubik per hari.

"Septic tank juga menjadi sumber pencemar E.coli terbesar terhadap Bengawan Solo. Yakni dengan angka rata-rata 80,12. Kondisi itu yang membuat kami menetapkan Bengawan Solo sebatas sungai kelas II," terangnya.

Menurut Agus, pencemaran di Bengawan Solo tidak bisa diatasi oleh satu daerah saja. Diperlukan kerja sama antara pengelola wilayah delapan DAS tersebut. Terutama terkait inventarisasi industri penyumbang polutan, pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), pengawasan, sampai tindak lanjut kegiatan.

Banyaknya sampah di Sungai Bengawan Solo juga berakibat buruk pada produksi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo. Sebagian sampah telah menyumbat pipa milik PDAM yang ada di dalam sungai. Sebagian lainnya bisa masuk dan akhirnya menyumbat mesin instalasi pengolahan air (IPA), di Sungai Bengawan Solo milik PDAM.

"Kondisinya memang kritis sudah kritis. Setiap harinya kami harus mengangkat sekitar 50 kilogram sampah. Timbunan sampah tersebut jelas sangat mengganggu proses produksi air bersih milik PDAM Solo," ucap Kabid Produksi Solo, Joel Hartono, Kamis (14/4) lalu.

Joel mengatakan, sumbatan sampah sering mengakibatkan mesin penyedot rusak, hingga terbakar. Akibatnya, dalam setahun kerusakan dan penggantian komponen bisa sampai tiga hingga empat kali. Bahkan, tidak jarang PDAM terpaksa menghentikan produksi karena harus melakukan perbaikan.

'Musim hujan seperti ini, gangguan sampah akan semakin terasa, karena volume sampahnya pasti juga meningkat. Kalau hanya rusak ya diperbaiki, biayanya sekitar Rp 15 juta. Tapi kalau komponen terbakar ya harus diganti, harganya Rp 50 juta," ujar Joel.

Ancaman tak hanya dari sampah, tetapi juga menghadapi limbah cair dari industri batik. Limbah berbahaya itu sebagian besar berasal dari Sungai Jenes, yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo.

"Jika dibiarkan, limbah yang semakin pekat pada musim kemarau itu akan mempengaruhi kualitas produksi air PDAM. Produksi air tetap bersih, tapi warnanya menjadi kekuningan sehingga tidak layak dijual ke pelanggan," keluh Joel.

Joel menambahkan, dia setiap hari membutuhkan satu dump truk lumpur atau sekitar sekitar 3,5 meter kubik, buat mengikat polutan sebelum air sungai masuk instalasi pengolahan. Lumpur diambil dari Bendungan Colo, Sukoharjo, dengan biaya Rp 400 ribu per hari.

Saat ini, PDAM Solo memiliki dua instalasi pengolahan air (IPA) yang memanfaatkan aliran air Sungai Bengawan Solo. Yaitu di kawasan Jurug dan Jebres. IPA Jurug menghasilkan debit air seratus liter per detik. Sedangkan IPA Jebres memproduksi 50 liter per detik. Namun, air di sekitar kedua IPA itu banyak terdapat timbunan sampah serta tercemar limbah industri.

Direktur Utama PDAM Solo, Maryanto mengatakan, persoalan sampah di Sungai Bengawan Solo menjadi masalah PDAM yang sampai saat ini belum teratasi. Padahal, mereka akan menjadikan Sungai Bengawan Solo sebagai tumpuan produksi air minum. Dia meminta Pemkot Solo agar menerapkan sanksi yang tegas bagi pembuang sampah di sungai, seperti terutang dalam Perda Nomor 3/2010 tentang Pengelolaan Sampah.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
40 Kata Sindiran Halus, Tetap Menohok dan Jadi Ungkapan Jenaka khusus Buat Orang yang Bikin Jengkel
40 Kata Sindiran Halus, Tetap Menohok dan Jadi Ungkapan Jenaka khusus Buat Orang yang Bikin Jengkel

Kata sindiran halus namun menohok menjadi salah satu cara mengungkapkan rasa tak suka secara tidak langsung pada seseorang yang menjengkelkan.

Baca Selengkapnya
8 Tanda Munculnya Rasa Kesepian di Dalam Dirimu Tanpa Disadari
8 Tanda Munculnya Rasa Kesepian di Dalam Dirimu Tanpa Disadari

Rasa kesepian bisa kita alami secara tiba-tiba, penting untuk mengenalinya secara tepat walau kadang kondisi ini tidak disadari.

Baca Selengkapnya
Pantun Lucu Bikin Ngakak sampai Sakit Perut, Dijamin Menghibur
Pantun Lucu Bikin Ngakak sampai Sakit Perut, Dijamin Menghibur

Jika Anda butuh hiburan disaat bosan, pantun lucu bikin ngakak sampe sakit perut adalah solusinya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kisah Kiai Nyentrik Bangkalan, Lebih Suka Pakai Singlet dan Hidup Numpang di Rumah Para Santri
Kisah Kiai Nyentrik Bangkalan, Lebih Suka Pakai Singlet dan Hidup Numpang di Rumah Para Santri

Sosoknya dikenal sebagai pengamal tirakat tingkat tinggi, bahkan hingga di tengah lautan

Baca Selengkapnya
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.

Baca Selengkapnya
Syok, Wanita ini Terkejut Lihat Bagian Dalam Mobilnya Tiba-Tiba Hangus Penuh Asap Penyebabnya Jadi Pertanyaan 'Ada-Ada Saja Hidup'
Syok, Wanita ini Terkejut Lihat Bagian Dalam Mobilnya Tiba-Tiba Hangus Penuh Asap Penyebabnya Jadi Pertanyaan 'Ada-Ada Saja Hidup'

Lantas seperti apa kondisi mobilnya? Berikut deretan potretnya.

Baca Selengkapnya
Tangan Kakaknya Tak Sengaja Terborgol Waktu Main, Reaksi Bocah Ini Curi Perhatian
Tangan Kakaknya Tak Sengaja Terborgol Waktu Main, Reaksi Bocah Ini Curi Perhatian

Cinta kasih adik terhadap kakak kadang terjalin dengan cara yang tak biasa.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Mbah Wo, Bintang 1 TNI AU yang Kini Jualan Bakmi Jawa
Mengenal Sosok Mbah Wo, Bintang 1 TNI AU yang Kini Jualan Bakmi Jawa

Usai purna tugasnya di tubuh militer tanah air, Mbah Wo memilih tak berdiam diri.

Baca Selengkapnya