Benarkah KPK lancarkan serangan balik ke PDIP?
Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menciduk anggota DPR dari Komisi IV Adriansyah dalam operasi tangkap tangan (OTT). Adriansyah yang merupakan politisi PDIP itu diamankan bersama seseorang berinisial AK di Hotel Swiss Bel, Sanur, Bali, Kamis (9/4).
Ironisnya, penangkapan kader PDIP itu merupakan pertama kalinya selama di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Ditambah, PDIP saat itu sedang menggelar Kongres ke-IV di Sanur, Bali.
Melihat momen itu, anggota Komisi III DPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil menilai penangkapan Adriansyah oleh KPK penuh dengan kejanggalan. Sebab, kata dia, penangkapan itu dilakukan saat Adriansyah sedang mengikuti kongres PDIP ke-IV di Sanur, Bali.
"Pertanyaannya kok OTT dilakukan pada saat adanya Kongres PDIP, kan terkesan ada unsur politisnya," kata Nasir di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (10/4).
Bahkan, Nasir menduga penangkapan Adriansyah itu bisa jadi sebagai ajang balas dendam ke PDIP.
"Akhirnya kan tidak bisa dilepaskan bahwa memberantas korupsi ada warna balas dendamnya," tukasnya.
Jika sedikit mundur ke belakang, usai Komjen Budi Gunawan yang merupakan calon Kapolri kala itu ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK. Dari situlah awal mula pelemahan KPK.
Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kala itu tiba-tiba membongkar manuver politik Ketua KPK Abraham Samad. Samad dituduh berkeinginan mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Wakil Presiden (wapres) semasa pemilu lalu. Apartemen The Capital Residence adalah saksi bisu di mana tudingan lobi politik itu berlangsung.
Bukan hanya sekali, Hasto dengan tegas menyatakan pertemuannya dengan Samad dua kali dilakukan di tempat yang mewah dan megah tersebut. Namun, Hasto tak menyebutkan di mana tepatnya kamar atau ruangan, tempat obrolan santai itu terjadi.
"Ruangannya sudah berpenghuni, penghuni memiliki privasi jadi engga bisa saya tunjukkan," kata Hasto di apartemen The Capital Residence, di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (22/1).
Dengan menaiki sebuah lift, Hasto tiba di kamar pertemuan. Dia yang mengaku datang belakangan mendapati Samad sedang duduk santai dengan sajian beberapa buah segar.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
JK kembali mengajak pihak-pihak keberatan dengan hasil Pemilu 2024 menempuh jalur konstitusional.
Baca SelengkapnyaPernyataan ini menanggapi putusan DKPP yang memberikan sanksi etik ke KPU.
Baca SelengkapnyaKasatgas KPK mengaku belum ada perkembangan terbaru keberadaan DPO politikus PDI Perjuangan itu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cak Imin mengaku hingga saat ini belum mengetahui sosok yang mendaftar untuk Pilkada DKI Jakarta ke partai politik Koalisi Perubahan yaitu PKB, PKS atau NasDem.
Baca SelengkapnyaTB Hasanuddin menegaskan, dalam militer saat ini tidak ada istilah pangkat kehormatan lagi.
Baca SelengkapnyaArief Prasetyo meminta penjadwalan ulang. Ali menjamin, KPK akan menginformasikan jadwal pemeriksaan berikutnya.
Baca SelengkapnyaCak Imin sampai dan disambut oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Habib Aboe Bakar Al-Habsyi.
Baca SelengkapnyaMaruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.
Baca SelengkapnyaCak Imin memastikan partainya akan ikut mendukung hak angket kecurangan Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya