Belasan orang tua siswa segel sekolah di Surabaya
Merdeka.com - Belasan orang tua calon siswa menyegel SDN Keputran 6, Jalan Tanggulangin, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (30/6). Aksi penyegelan ini, sebagai bentuk protes para orang tua terhadap pihak sekolah yang tidak menerima anak-anak mereka bersekolah di SDN itu.
Selain melakukan penyegelan, mereka juga meletakkan keranda jenazah di depan pintu masuk sekolah, karena telah menolak pendaftaran calon siswa dari luar kota. Padahal, mereka tinggal di lokasi yang sangat dekat dengan sekolah.
Ruk, warga Dinoyo Alun-alun yang berkartu keluarga Lamongan mengatakan, aksi ini sengaja dilakukan karena kebijakan yang diberlakukan sekolah dan dinas pendidikan tidak manusiawi serta melanggar hak asasi manusia.
"Kalau memang anak saya tidak boleh sekolah, ini sangat merugikan saya. Sebab kalau harus ke Lamongan, terlalu jauh dan sangat tidak mungkin," keluh dia.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Keputran 6, Titik Meinarti mengaku sudah berkoordinasi dengan Kadis Pendidikan. "Hasilnya, pihak sekolah memperbolehkan para calon siswa atau menerima mereka untuk bersekolah di sini (SDN Keputran 6), meski bukan warga Surabaya," kata dia.
Menurut Titik, dari data yang berhasil dikumpulkan pihak sekolah, ada sekitar 15 calon siswa dari luar kota yang mendaftar ke SDN Keputran 6.
Mengetahui keputusan itu, para orang tua calon siswa akhirnya merasa lega dan membubarkan diri dengan tertib.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum mulai bersekolah ada hal yang harus dipersiapkan orangtua agar bisa dilakukan anak.
Baca SelengkapnyaPara pemilik burung rela jauh-jauh mengirim hewan peliharaannya demi bisa sekolah di sini
Baca SelengkapnyaMeski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca SelengkapnyaLantaran upaya diversi yang dilakukan pihak Kepolisian tidak menemui kesepakatan antara korban dengan 8 anak berhadapan hukum (ABH).
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaKorban yang sedang berangkat kuliah dengan jalan kaki tiba-tiba diadang oleh pelaku.
Baca SelengkapnyaDi tengah teman-temannya yang berlomba membeli jajanan, siswa ini harus duduk sendirian menikmati bekal nasi yang dibawanya.
Baca SelengkapnyaKuliner ini punya sejumlah manfaat untuk kesehatan, mulai mencegah diare hingga melancarkan aliran darah
Baca Selengkapnya