Begini Cara Aplikasi PeduliLindungi Lacak Penderita Covid-19 yang Masih Berkeliaran
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan mengungkap cara PeduliLindungi mendeteksi kasus hitam. Kasus hitam menandakan pasien positif Covid-19 atau kontak erat dengan kasus positif Covid-19.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Widyawati menjelaskan PeduliLindungi sudah terintegrasi dengan laboratorium yang terafiliasi sistem NAR (New All Record) Kementerian Kesehatan. Data warga yang pernah melakukan pemeriksaan di laboratorium tersebut otomatis terhubung dengan PeduliLindungi.
Karena itu, jika warga melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) atau swab antigen di laboratorium yang terafiliasi sistem NAR dengan hasilnya positif Covid-19, maka data tersebut otomatis masuk ke PeduliLindungi.
Ketika warga yang telah positif Covid-19 masih beraktivitas dan masuk ke tempat publik, PeduliLindungi bisa mendeteksi keberadaan orang tersebut.
"Data dalam menu Paspor Digital di aplikasi PeduliLindungi kan terdiri dari sertifikat vaksin, hasil swab PCR dan antigen. Jika seseorang tes swab, hasilnya akan diinput ke dalam NAR. Data NAR akan masuk ke PeduliLindungi karena sudah terhubung," jelasnya, Senin (13/9).
Sebagai informasi, saat ini PeduliLindungi sudah digunakan di enam sektor yakni perdagangan, transportasi, pariwisata, kantor atau pabrik, keagamaan, dan pendidikan. PeduliLindungi menjadi syarat untuk akses ke tempat publik.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui 3.830 orang yang positif Covid-19 terdeteksi masih melakukan mobilisasi. Hal itu terekam dalam aplikasi PeduliLindungi.
"Kita bisa lihat surprisingly tetap aja ada 3.830 orang yang masuk kategori hitam, hitam itu artinya positif Covid tapi masih jalan-jalan," katanya saat rapat dengan Komisi IX DPR RI, Senin (13/9).
Dia menjelaskan, sebanyak 3.000 orang masih jalan-jalan ke mal, 43 orang masuk bandara dan 63 orang bepergian dengan kereta, serta 55 orang ke restoran.
Budi menyesalkan masih ada orang-orang yang positif Covid-19 tetapi tidak melakukan isolasi. "Padahal orang-orang ini adalah orang-orang yang sudah teridentifikasi positif Covid yang harusnya stay di rumah atau isolasi terpusat," tegasnya.
Ia mengatakan, pihaknya bisa melacak pergerakan orang yang positif Covid-19 tersebut dan segera mengambil tindakan untuk melakukan isolasi.
"Dengan demikian kita bisa melacak mereka dan memastikan mereka segera kita ambil untuk kita lakukan isolasi," tutup Budi.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaTahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnya