Bareskrim Polri segera usut kasus-kasus terkait hate speech
Merdeka.com - Bareskrim Mabes Polri bakal memanggil pelaku penebar kebencian di media sosial (Hate Speech). Pelaku akan dimintai keterangan terkait maksud dan tujuannya melakukan hal tersebut.
"Iya ada (dipanggil). Terkait macam-macam tidak fokus pada satu hal. Tidak bersifat umum, menghujat itu kan macem-macem," kata Kabareskrim Polri, Komjen Pol Anang Iskandar di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (6/10).
Anang menegaskan, pemeriksaan terhadap pelaku penebar kebencian merupakan langkah persuasif polisi. Hal itu dilakukan untuk membentengi masyarakat yang dapat berakibat fatal.
Mantan kepala BNN ini menjelaskan, pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait hate speech. Dia berharap polisi mampu memahami cara menangani kasus tersebut.
"Iya kan jangan ngomong sembarangan, ini kita menemukan beberapa kasus yang bisa berakibat fatal karena komunikasi tidak baik," ujarnya.
Oleh karenanya polisi, lanjut Anang, mengajak masyarakat mau belajar memahami bagaimana menggunakan media sosial dengan baik.
"Kita ajak masyarakat supaya bisa memahami. Kita bebas menggunakan sosmed cuma kalau sampai menyerang pribadi orang lain, kan kasian juga masyarakat kita," pungkasnya.
Salah satu kasus hate speech yang pernah heboh saat Muhammad Arsyad (23), tukang tusuk sate ditangkap polisi karena memasang foto editan yang menghina Presiden Joko Widodo. Saat itu, Dirtipideksus Mabes Polri, Brigjen Pol Kamil Razak, mengatakan penangkapan Muhammad Arsad yang unggah foto editan seronok Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri karena melanggar UU ITE dan UU Pornografi. Dari hasil pemeriksaan dan informasi yang dihimpun, pihak Polri mengungkapkan bahwa Arsad mengunggah foto tersebut dengan akun Facebook Arsyad Assegaf.
"Berdasarkan saksi dan alat bukti foto itu di upload melalui akun Facebook atas nama Arsyad Assegaf," ungkap Kamil di Mabes Polri, Rabu (29/10).
Kamil menuturkan, awal kasus tersebut bermula dari laporan tim hukum PDIP Hendry Yosodiningrat. Hendry menerima laporan dari temannya melalui pesan di blackberry messenger, di mana isinya gambar-gambar Presiden Joko Widodo ( Jokowi) dan Megawati Soekarnoputri yang bersifat vulgar.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Unggahan Unik Kapolri Sigit di Media Sosial Ucapkan Harlah ke-101 NU, Ada Warga Konoha Bersarung
Melalui akun media sosialnya, Kapolri menyebut NU menjadi salah satu pilar bangsa dalam mengisi kemerdekaan
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Sering Dikritik Tajam: Gambar Wajah Saya Aneh-Aneh di Sampul Media, Cucu Komplain
Jokowi tetap menganggap sebuah kritikan sebagai kebebasan berekspresi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penangkapan Terduga Teroris Dinilai Beri Rasa Aman Bagi Masyarakat
Penangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaJenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah
Kapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca SelengkapnyaAnies Kritik Pemerintah Kumpulkan Pemda Hanya Bahas Anggaran: Tak Pernah Urusan Stunting atau Ibu Hamil
Anies Baswedan mengungkapkan kendala kesejahteran rakyat (kesra) karena kurangnya sinergi antara pemerintah pusat dengan daerah.
Baca SelengkapnyaMuncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies
Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaRespons Melki Dinonaktifkan dari Ketua BEM UI, Benarkah Buntut Kritik Pemerintah?
Tudingan Melki melakukan kekerasan seksual pertama kali ramai diperbincangkan di media sosial setelah diunggah akun @BulanPemalu.
Baca SelengkapnyaJokowi Dikritik soal Pembagian Bansos, Bahlil: Jangan Batasi Presiden Dekat Dengan Rakyat
Bahlil menegaskan pihak-pihak yang mengkritisi penyaluran bansos, dapat diartikan pihak tersebut tidak senang masyarakat menerima bantuan.
Baca Selengkapnya