Bakamla cegah kapal limbah nuklir lewati perairan Indonesia
Merdeka.com - Badan keamanan laut (Bakamla) bekerja sama dengan Badan Pengawasan Teknologi Nuklir (Bapeten) akan cegah kapal pengangkut bahan radioaktif yang melintasi perairan Kepulauan Riau.
"Kita (Bakamla) memagari laut kita supaya limbah-limbah nuklir yang dari luar tidak melewati negara kita," kata Deputi Informasi dan Hukum Kerjasama Bakamla Laksamana Pertama Eko Susilo di Batam.
Bakamla menilai, jika bocor, kapal pembawa bahan nuklir sangat berbahaya untuk masyarakat Indonesia. "Bapeten akan memberi program pelatihan yang intensif untuk mengoperasikan peralatan dan merespon alarm adanya radiasi di laut," katanya lagi.
Beberapa waktu lalu dalam catatan Bakamla, kapal pembawa Nuklir dari Perancis menuju Australia ingin melewati perairan Indonesia.
Susilo, menepis anggapan penanda momen kerjasama ini dilakukan di Batam reaksi dari pembangunan pangkalan militer asing di Laut Cina Selatan.
"Oh, belum. Belum. Saat ini hanya, hanya terkait masalah keamanan laut kita saja," katanya menjawab dengan spontan.
Kerjasama Bakamla dan Bapeten ini, tertuang dalam revitalisasi nota kesepamahan Penanganan Nuklir di Laut.
"Selama ini kita akui pihak Bapeten sudah mulai memahami kesulitan untuk mengawasi peredaran zat radioaktif melalui laut di Indonesia, yaitu melalui sharing informasi dengan aparat penjaga laut dalam hal ini Bakamla, setelah penandatanganan nota kesepahaman awal Juli tahun 2012," ujar Deputi Bidang Perizinan dan Inspeksi Bepeten, Khoirul Huda (14/3).
Khoirul Huda berharap, petugas Bakamla sebagai pelaksana pemeriksaan muatan kapal yang diperiksa dapat melaksanakan pemeriksaan dengan prosedur dan peralatan yang benar.
Sehingga pelaksanaan pemeriksaan memenuhi standar keselamatan yang benar apabila kedapatan memeriksa muatan kapal yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3).
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapal ini merupakan buatan dalam negeri yang diproduksi dengan teknologi yang lebih modern.
Baca SelengkapnyaDua kapal ini berasal dari masa Dinasti Ming, yang berkuasa di China dari tahun 1368-1644.
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kapal itu itu membawa 50 kota suara, 40 bilik suara, serta 1 kardus C hasil dari 10 TPS.
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan calon penumpang Kapal Bukit Raya yang hendak pergi ke Jakarta
Baca SelengkapnyaBea Cukai Riau kembali menangkap kapal pembawa pakai bekas impor yang masuk ke wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaKejadian itu pada saat pergeseran logistik pemilu dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Saliguma menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Siberut Tengah
Baca SelengkapnyaCegah Kepadatan di Pelabuhan, Kemenhub Tambah Jumlah Perjalanan ke Jawa
Baca Selengkapnya