Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Badai 'Rammasum' segera tiba, ditandai curah hujan meningkat

Badai 'Rammasum' segera tiba, ditandai curah hujan meningkat Ilustrasi badai. ©Reuters/Gene Blevins

Merdeka.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) akan terkena badai "Rammasum" yang ditandai dengan perubahan pola angin yang memicu peningkatan intensitas curah hujan ringan dan sedang.

Kepala Stasiun Meteorologi Bandara El Tari Kupang Saipul Hadi, ketika dihubungi di Kupang, menjelaskan badai tersebut diperkirakan mendarat di Provinsi Albay, Filipina Utara, pada Selasa (15/7).

Badai "Rammasum" membawa angin kencang dengan kecepatan maksimal 95 km/jam. Namun pada Senin (14/7) sempat mencapai 120 km/jam. Tekanan angin yang dibawa badai tersebut meningkat sampai 110 km/jam dengan tingkat embusan angin 140 km/jam pada sore hari.

"Perubahan pola angin di wilayah Indonesia, telah meningkatkan intensitas curah hujan, termasuk sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur akibat badai tropis Rammasun yang muncul di sekitar Filipina pada Senin (13/7)," katanya, seperti diberitakan Antara.

Menurut Saipul, pihaknya juga merujuk pada laporan Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta yang menyebutkan bahwa badai siklon itu sangat terasa dampaknya secara nasional seperti di Kalimantan bagian timur laut dan Sulawesi Tengah.

"Adanya tekanan rendah di Samudera Hindia, sebelah barat Bengkulu dan Samudera Pacifik, sebelah utara Papua juga telah membentuk belokan-belokan angin di beberapa wilayah seperti Kalimantan, Sumatera dan Papua," katanya.

Ia mengatakan kelembaban yang cukup tinggi di wilayah tersebut termasuk di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor telah mendukung pertumbuhan awan-awan yang memicu terjadinya hujan.

"Dalam satu dua hari ini cuaca umumnya berawan hingga berpeluang turunnya hujan dengan intensitas ringan atau sedang akan melanda wilayah Nusa Tenggara Timur," ujarnya.

Menurut dia keadaan cuaca tersebut ikut memicu terjadi gelombang besar di wilayah perairan NTT yang dapat mengganggu aktivitas pelayaran.

Ia menjelaskan tropis Rammasun tersebut mengubah pola angin di wilayah Indonesia yang seharusnya bertiup dari timur ke barat, menjadi dari timur ke utara.

Perubahan pola angin tersebut kemudian membuat uap air terkumpul di atas wilayah Indonesia, sehingga terjadi peningkatan intensitas curah hujan dari ringan hingga sedang, seperti yang terjadi di Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai dan Labuanbajo di Manggarai Barat serta Kota Kupang pada Senin.

Dampak badai tersebut juga ikut memicu terjadinya gelombang tinggi di wilayah perairan NTT pada kisaran antara 2,5-3,0 meter dari keadaan normal yang hanya mencapai 2,0 meter.

Untuk suhu udara, katanya tidak terlalu berpengaruh. Suhu udara minimal saat dini hari adalah 23 derajat Celcius, dan suhu udara maksimal 32 derajat Celcius.

Ia mengatakan BMKG memperkirakan cuaca seperti saat ini masih akan berlangsung beberapa hari ke depan seiring dengan pergerakannya yang selalu berubah-ubah.

Meskipun terjadi gangguan cuaca, saat ini di NTT telah memasuki masa transisi dari musim basah ke musim kemarau, bahkan sudah akan memasuki puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada Agustus mendatang.

(mdk/mtf)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Seharian Diguyur Hujan Deras, Sejumlah Wilayah di Bandung dan Lembang Kebanjiran
Seharian Diguyur Hujan Deras, Sejumlah Wilayah di Bandung dan Lembang Kebanjiran

Hujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.

Baca Selengkapnya
Cuaca Hujan adalah Turunnya Air dari Awan, Ini Penjelasannya
Cuaca Hujan adalah Turunnya Air dari Awan, Ini Penjelasannya

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi.

Baca Selengkapnya
Istana Beberkan Alasan Jokowi Bagi Bansos Tanpa Didampingi Mensos Risma
Istana Beberkan Alasan Jokowi Bagi Bansos Tanpa Didampingi Mensos Risma

Ari membantah Mensos Risma tidak ikut mendampingi karena merupakan kader PDIP.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cuaca Ekstrem Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah Indonesia hingga Pertengahan Maret, Masyarakat Diminta Waspada Banjir
Cuaca Ekstrem Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah Indonesia hingga Pertengahan Maret, Masyarakat Diminta Waspada Banjir

Penyebab kembali tingginya curah hujan akibat fenomena regional seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossbi, dan Madden-julian di sejumlah wilayah tanah air.

Baca Selengkapnya
Densus Tangkap 7 Terduga Teroris di Sulteng: Aksi Penegakan Hukum yang Berhasil!
Densus Tangkap 7 Terduga Teroris di Sulteng: Aksi Penegakan Hukum yang Berhasil!

Ketujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Ulama Barisan Lauhil Mahfud se-Priangan Timur Bertekad Menangkan Pasangan Ganjar-Mahfud
Ulama Barisan Lauhil Mahfud se-Priangan Timur Bertekad Menangkan Pasangan Ganjar-Mahfud

Indonesia ke depan butuh sosok pemimpin yang memahami problem kebangsaan.

Baca Selengkapnya
TOP NEWS: Fakta Tornado Pertama di Indonesia Mirip Amerika | Kursi PDIP Turun Jauh di DPR
TOP NEWS: Fakta Tornado Pertama di Indonesia Mirip Amerika | Kursi PDIP Turun Jauh di DPR

Angin kencang disertai hujan deras menerjang kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu sore kemarin.

Baca Selengkapnya
Bumi Pernah Dilanda Hujan selama 2 Juta Tahun, Peristiwa ini Jadi Buktinya
Bumi Pernah Dilanda Hujan selama 2 Juta Tahun, Peristiwa ini Jadi Buktinya

Bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa Bumi pernah mengalami perubahan kondisi iklim yang ekstrem.

Baca Selengkapnya