Apakah Indonesia masih terjajah?

Merdeka.com - Bertempat di Fadli Zon Library, Jakarta, berlangsung dialog dan bedah buku karangan HMT Oppusunggu yang berjudul "Indonesia Dijajah Kembali Oleh Bangsanya Sendiri." Fadli Zon juga bertindak sebagai pembicara dalam bedah buki ini.

Dalam bedah buku yang berlangsung di lantai tiga Fadli Zon Library, HMT Oppusunggu memaparkan "dosa-dosa besar" pemerintahan Indonesia, seperti membuka pintu yang besar di sektor strategis, seperti sektor pertambangan, pangan hingga telekomunikasi.

"Rezim SBY memimpin lebih kejam daripada keadaan sebelum kemerdekaan pada zaman penjajahan Belanda. Yang berdaulat sekarang ini hanya orang-orang yang berkuasa saja," kata HMT Oppusunggu.

Lelaki berusia 89 tahun yang pernah dipilih oleh Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo untuk bekerja mulai sebagai staf junior di United Nations, ESCAP, Bangkok itu menambahkan, sejak rezim Orde Baru memimpin, Indonesia sudah mulai didikte oleh kekuasaan asing. Salah satu contohnya adalah isi Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 yang memperbolehkan pihak asing menguasai bidang-bidang penting yang menguasai hajat hidup orang banyak sebesar 49 % , yang di UU no. 1 tahun 1967 hanya boleh menguasai 5 %.

Dalam bedah buku ini, Fadli Zon juga memuji HMT Oppusunggu sebagai orang yang tegas. "Ketika banyak orang yang ketika berhadapan dengan kekuasaan, mereka akan jauh lebih diplomatis dan kompromistis. Tapi tidak dengan Pak Oppu, beliau tegas dan tanpa basa-basi," kata politisi Partai Gerindra itu.

Dalam buku setebal 311 halaman itu, HMT Oppusunggu merangkum semua sejarah Indonesia setelah 64 tahun merdeka. Mulai dari tsunami di Indonesia, kasus deponeering SBY, mafia hukum, merosotnya pendidikan di Indonesia hingga prestasi buruk Sri Mulyani di World Bank yang jarang diulas media.