Antrean panjang masih terjadi di SPBU Solo
Merdeka.com - Meskipun Pemerintah telah melakukan normalisasi penyaluran BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi ke SPBU sejak semalam, namun antrean panjang masih terlihat di Kota Solo dan sekitarnya. Bahkan ada sejumlah SPBU yang menolak untuk melayani pembelian premium bersubsidi.
Pantauan merdeka.com, sejumlah SPBU yang masih mengalami antrean pembeli terjadi di SPBU Veteran, Bhayangkara, Laweyan, Manahan dan Solo baru. Sedangkan SPBU Baki, justru menolak pembeli yang sudah mengantre sejak pukul 05.00 WIB. Pengelola beralasan, pasokan belum datang, sementara sejak kemarin, pembeli sudah menyerbu SPBU tersebut. Namun kondisi kembali normal, setelah satu jam kemudian.
Beberapa konsumen yang mengantre kebanyakan adalah pengguna kendaraan roda 2. Mereka khawatir tidak mendapatkan premium, sehingga tidak bisa melakukan aktivitasnya.
"Saya sudah keliling ke SPBU Daleman, di sana habis, di Baki juga habis katanya. Padahal motor saya bensinnya sudah menipis," ujar Effendi (35), warga Gedangan, Solo Baru, Rabu (27/8).
Tak hanya Effendi, nasib sama juga dialami Mursito, warga Danukusuman, Solo. Meski mendapatkan premium, dia mengaku harus mengantre selama satu jam lebih. Di SPBU Solo baru, lanjut dia, antrean hingga mencapai 100 meter lebih.
"Alhamdulillah mas, akhirnya bisa ngisi bensin. Tadi mau beli eceran tapi mahal banget, harganya minimal Rp 10 ribu. Itu saja susah didapat," katanya.
Sementara itu sejumlah pengecer premium memang menaikkan harga, untuk sekadar mencari keuntungan sesaat. Sejumlah pengecer di Cemani, Grogol Sukoharjo, bahkan ada yang menaikkan harga hingga Rp 12 ribu per liter.
Namun demikian ada juga pengecer yang tak menaikkan harga. Sumiyati misalnya, pengecer di Jalan Baki-Solo baru, ia tetap menjual bensin dengan harga normal.
"Wah kalau saya enggak mau mas jual mahal, aji mumpung. Kasihan pembeli, saya tetap jual dengan harga Rp 7 ribu per liter," ucapnya.
Sumiyati yang pagi itu menyediakan premium sekitar 50 botol (liter) tak sampai satu jam ludes terjual. Lantaran sejumlah pengecer lainnya tak memiliki stok premium.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Antrean panjang kendaraan terjadi akibat kelangkaan BBM jelang akhir tahun. Truk-truk bahkan antre panjang bahkan hingga bermalam.
Baca SelengkapnyaUntuk mewujudkan kemenangan Prabowo-Gibran dalam Pemilu sekali putaran dibutuhkan peran aktif para relawan.
Baca SelengkapnyaPenyidik juga menyita bahan pewarna yang digunakan pelaku untuk mengubah warna Pertalite menjadi warna Pertamax.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gidion mengatakan, korban bersama keempat orang lainnya dibawa ke kamar mandi.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, Satpol PP hanya diberi tugas mengamankan jalannya acara
Baca SelengkapnyaKedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca SelengkapnyaRawan Serangan KKB dan Sulit Dijangkau, 142 TPS di Teluk Wondama Papua Tidak Aman
Baca SelengkapnyaPegawai tetap yang menerima THR dan bonus, maka penghasilan tersebut digabungkan ke dalam penghasilan bruto.
Baca SelengkapnyaSidang Sengketa Pilpres, TPN Ganjar Minta Pemungutan Ulang Lawan Anies dan Batalkan Kemenangan Prabowo
Baca Selengkapnya