Antisipasi carok massal, Polisi jaga ketat SMKN 1 Pamekasan
Merdeka.com - Polres Pamekasan, Jawa Timur, mengantisipasi terjadi carok massal di SMK Negeri I setempat pasca terjadinya pembacokan salah seorang siswa di sekolah itu oleh gerombolan preman yang diduga orang bayaran.
"Kami khawatir kejadian lanjutan yang tidak kami inginkan terjadi, seperti carok massal. Makanya kami antisipasi dengan menempatkan personel di sana," kata Kasubag Humas Polres Pamekasan AKP Mariyatun seperti dikutip dari Antara, Selasa (7/10).
Satu regu petugas kepolisian diterjunkan ke SMK Negeri I Pamekasan sejak pagi hingga jam pelajaran selesai. Polisi melakukan pengamanan di dua lokasi, yakni di luar pagar sekolah dan di dalam lingkungan sekolah.
Pengamanan dilakukan dengan pola pengamanan terbuka, yaitu dilakukan oleh petugas polisi berpakaian dinas dan pola pengamanan tertutup, yakni oleh polisi berpakaian preman.
Siswa SMK Negeri I Pamekasan yang menjadi korban pembacokan gerombolan preman itu bernama Sofyan Nofabriyanto (Febri), asal Palengaan, Pamekasan. Peristiwa itu terjadi Senin (6/10) siang sekitar pukul 13.00 WIB, saat korban hendak pulang ke rumahnya. Kala itu, ada temannya yang berkelahi dengan siswa sekolah lain, dan Febri berupaya melerai perkelahian itu, namun justru yang bersangkutan dibacok dengan senjata tajam.
Pelaku sebanyak empat orang, dan diduga merupakan preman sewaan dari musuh temannya itu. Akibat kejadian itu, Febri sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pamekasan, namun hanya bertahan selama sekitar tiga jam, lalu korban meninggal dunia.
Keluarga korban di Palengaan tidak terima dengan kematian Febri, bahkan pamannya yang bekerja di Malaysia kini dikabarkan telah dalam perjalanan pulang menuju Pamekasan, lantaran tidak terima dengan peristiwa yang menimpa Febri.
"Makanya, kami antisipasi dengan memperketat pengawasan di SMK Negeri I Pamekasan itu," terang Mariyatun.
Polisi khawatir, keluarga korban akan ngeluruk ke SMK Negeri I Pamekasan dan mencari anak yang bermasalah dengan Febri. Apalagi, ungkapan 'nyawa harus dibalas' masih dipegang kuat masyarakat pedesaan di Palengaan.
Selain berupaya mengantisipasi dengan melakukan penjagaan di SMK Negeri I Pamekasan, polres juga meminta agar Polsek Palengaan, memantau pergerakan keluarganya, serta melakukan pendekatan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi terus mendalami kasus perundungan siswa SMA Binus School Serpong. Mereka memanggil pihak sekolah dan saksi ahli untuk dimintai keterangan.
Baca SelengkapnyaModusnya masuk dengan merusak pintu dengan mencongkel jendela ruangan.
Baca SelengkapnyaImam mengungkapkan, AD kini telah ditetapkan tersangka dan dilakukan penahanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tiga remaja sok jago di jalanan tak berkutik saat digelandang ke Polsek Cibinong hingga ibu mereka dipanggil
Baca SelengkapnyaSeorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaDemi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaKorban tewas yakni WL (35), SW (34), VD (12), RJ (15) dan ZA (3). Kelimanya luka di bagian kepala.
Baca SelengkapnyaPolisi membeberkan peran masing-masing para tersangka.
Baca SelengkapnyaCukup menarik, kisah dari Prada TNI Riyan ini sontak membuat sang komandan memberikan reaksi.
Baca Selengkapnya