Merdeka.com - Cuaca ekstrem yang terjadi di Pantai Timur Sumatera Utara, termasuk Medan, mengancam dunia penerbangan. Kecepatan angin di kawasan ini dinilai sudah membahayakan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandara Polonia Medan menghitung kecepatan angin kemarin sudah mencapai 30 knot. Padahal kecepatan angin yang baik bagi penerbangan normalnya berkisar 5-8 knot.

"Kemarin itu, sudah berbahaya. Tapi, untungnya masih searah dengan landasan pacu, tapi tetap harus diwaspadai," ucap Hartanto, Kepala Seksi Informasi dan Data BMKG Stasiun Bandara Polonia Medan, Rabu (9/5).

Hartanto memaparkan, angin bergerak memotong landasan pacu (cross wind) tetap berpotensi terjadi di Bandara Polonia. Alasannya, angin ini terjadi akibat pergerakan awan. Karena itu, pilot dan maskapai penerbangan selalu diingatkan tentang potensi ini. "Ini harus tetap diwaspadai," ucapnya.

Menurut dia, kecepatan cross wind maksimum untuk penerbangan pesawat berbadan besar adalah 20 knot, sedangkan untuk pesawat berbadan kecil maksimal 15 knot. Di atas kecepatan itu, take off atau landing bisa dipaksakan asal angin bergerak searah landasan pacu.

Sebelumnya, BMKG juga mengingatkan masyarakat Sumatera Utara, khususnya tinggal di kawasan Pantai Timur, untuk mewaspadai kondisi cuaca ekstrem. Mereka memprediksi angin kencang, hujan dan banjir berpeluang terjadi hingga sebulan ke depan.

"Masyarakat harus waspada, karena saat ini kita memasuki musim hujan. Sementara itu, suhu panas justru sedang terjadi, karena matahari sedang berada pada titik terdekat dengan kita," kata Hendra Suwarta, Kepala Bidang Pelayanan Data dan Informasi BMKG Wilayah I Sumut, Rabu (9/5).

Saat ini cuaca panas terjadi pada pagi dan sore hari. Bahkan suhu udara bisa mencapai 35 derajat celsius dan minimal 32 derajat celsius. Sementara itu, hujan, petir dan angin kencang terjadi pada sore dan malam hari.