Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Anas Urbaningrum mulai seret SBY ke KPK

Anas Urbaningrum mulai seret SBY ke KPK rapim demokrat. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Anas Urbaningrum tidak menghadiri pemeriksaan dirinya hari ini sebagai tersangka kasus penerimaan gratifikasi terkait Hambalang di KPK. Anas beralasan ada jadwal yang lebih penting ketimbang menghadiri pemeriksaan di KPK.

Melalui pengacaranya, Firman Wijaya, mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu justru membawa bukti kepada penyidik KPK. Anas membawa bukti terkait tersangka Hambalang lainnya, Andi Mallarangeng yang diduga menerima 'saweran' dalam kongres Partai Demokrat di Bandung 2010.

"Demikian kami ingin mengajukan beberapa bukti yang kami investigasi kaitannya dengan biaya iklan cukup besar oleh salah satu kandidat (AAM) sehingga menurut kami ini juga perlu untuk KPK dilakukan investigasi secara mendalam. Kalau ini kaitannya dengan pembiayaan kongres. Kami inginkan pemeriksaan ini fair," papar Firman di KPK, Rabu (31/7).

Firman mengatakan, bukti yang dibawanya berupa compact disk (CD) rekaman yang mencatut nama SBY untuk biaya iklan kampanye Andi. Saat itu, Andi adalah calon yang paling mendapat dukungan dari SBY.

Diduga, lanjut Firman, SBY menyokong dana untuk Andi agar terpilih sebagai Ketum Demokrat. "Tentu ini ada buktinya (sambil nunjukin CD rekaman) salah satu kandidat menggunakan nama Presiden RI pada waktu itu posisinya sebagai tim pendukung dari salah satu calon yaitu Pak Andi Mallarangeng. Kami pikir harus fair, lebih baik semua soal dibuka saja, dibongkar. Kaitannya dengan pembiayaan konggres itu. Termasuk biaya iklan. Ini jelas terang benderang. Kami berharap KPK fair terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam konggres," ujarnya.

Bukti-bukti inilah yang akan disampaikan oleh kubu Anas kepada KPK. Pihaknya berharap KPK akan fair mengadili semua pihak yang diduga terlibat korupsi termasuk mengusut orang nomor satu di Indonesia itu.

"Tentu setiap iklan ada pembiayaannya dan kemungkinan pembiayaan itu cukup besar. Ini yang kita ingin sampaikan kepada KPK sebagai bukti temuan dan kami akan melakukan pendalaman lagi terhadap bukti-bukti yang lain. Saya pikir kami akan serahkan ke KPK dan tentunya ada beberapa bukti-bukti tambahan," tambahnya.

Dalam Kongres Demokrat yang digelar pada 2010 lalu disebut-sebut ada uang bertebaran untuk memenangkan para calon. Bahkan sejumlah BUMN diduga ikut menyumbang dana saweran untuk pemenangan Anas menjadi Ketum. Sementara dalam kasus Hambalang, Andi telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat penyalahgunaan kewenangannya sebagai kuasa pengguna anggaran (KPA) dalam proyek Hambalang.

(mdk/has)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Didukung Surya Paloh jika Ingin Maju Pilkada DKI, Ini Jawaban Anies

Didukung Surya Paloh jika Ingin Maju Pilkada DKI, Ini Jawaban Anies

Anies Baswedan masih menunggu hasil atau putusan Mahkamah Konstitusi (MK) ditanya peluang maju Pilkada DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Calegnya Diduga Terlibat Politik Uang, Demokrat: Sudah Ditangani Bawaslu, Kita Hormati

Calegnya Diduga Terlibat Politik Uang, Demokrat: Sudah Ditangani Bawaslu, Kita Hormati

"Sudah ditangani oleh pihak Bawaslu. Kita hormati prosesnya," Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Mujiyono

Baca Selengkapnya
AHY: Saya Sebagai Ketum Demokrat Menolak Hak Angket

AHY: Saya Sebagai Ketum Demokrat Menolak Hak Angket

AHY tegas menolak wacana hak angket untuk mengusut dugaan kecurangan pemilu

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
MK Tegaskan Anwar Usman Dilarang Ikut Sidang Sengketa Pilpres dan PSI

MK Tegaskan Anwar Usman Dilarang Ikut Sidang Sengketa Pilpres dan PSI

Hakim Konstitusi Arsul Sani juga tidak ikut PHPU Pileg untuk PPP.

Baca Selengkapnya
SBY Turun Gunung di Yogya Demi Menangkan Demokrat dan Prabowo

SBY Turun Gunung di Yogya Demi Menangkan Demokrat dan Prabowo

SBY menginstruksikan keluarga besar Partai Demokrat untuk memilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya
MKMK Putuskan Anwar Usman Langgar Kode Etik karena Konpres Tak Terima Dicopot dan Intervensi Suhartoyo

MKMK Putuskan Anwar Usman Langgar Kode Etik karena Konpres Tak Terima Dicopot dan Intervensi Suhartoyo

Putusan tersebut dibacakan dan diputus oleh I Dewa Gede Palguna di ruang sidang MKMK

Baca Selengkapnya
Beda Gaji PNS dan PNS 'Part Time', Lebih Besar Mana?

Beda Gaji PNS dan PNS 'Part Time', Lebih Besar Mana?

Mana lebih besar antara gaji PNS dan gaji PPPK atau biasa disebut PNS 'part time'

Baca Selengkapnya
Polisi: Santri asal Tebo Dianiaya Karena Menagih Utang Rp10 Ribu

Polisi: Santri asal Tebo Dianiaya Karena Menagih Utang Rp10 Ribu

Andri menjelaskan saat ini kedua pelaku ditahan di Polres Tebo untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Baca Selengkapnya
Ungkit Saham Bir di DKI Rp1 Triliun, Anies: Belum Dijual, Semoga Tahun Ini Ketua DPRD Koalisi Kita

Ungkit Saham Bir di DKI Rp1 Triliun, Anies: Belum Dijual, Semoga Tahun Ini Ketua DPRD Koalisi Kita

Diketahui Ketua DPRD DKI saat ini adalah Prasetio Edi, politikus PDI Perjuangan

Baca Selengkapnya
AHY Ungkit Upaya Pembegalan Hingga Demokrat Bangkit dan Solid

AHY Ungkit Upaya Pembegalan Hingga Demokrat Bangkit dan Solid

AHY menceritakan kilas balik partainya yang mengalami gonjang-ganjing dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya