Anak-Anak Mendapatkan Efek Terburuk dari Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Direktur Centre for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Diana Setiyawati mengatakan semua kelompok umur akan mendapatkan dampak negatif dari pandemi Covid-19. Namun, anak-anak berada pada peringkat pertama yang akan mendapatkan efek terburuk dan terpanjang jika pandemi Covid-19 tidak segera diatasi.
"Semua orang harus tahu yang mendapatkan efek terburuk dan terpanjang dari pandemi ini kalau tidak diantisipasi anak-anak. Bayangkan satu tahun, dua tahun di rumah saja itu berbeda maknanya dengan kita," katanya dalam talkshow yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (25/2).
Diana menjelaskan, pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat berada dalam rumah sejak Maret 2020 membuat kemampuan sosialisasi dan pengembangan bahasa anak menurun. Padahal, kemampuan sosialisasi dan bahasa anak bisa diasah saat bermain bersama teman-temannya.
Dia mengambil contoh pandemi flu Spanyol yang terjadi pada 1918. Anak-anak yang dikandung dan tumbuh pada masa pandemi tersebut mengalami masalah ketika dewasa. Di antaranya kemampuan sosial dan ekonomi lebih rendah, disabilitas lebih tinggi dan mengalami banyak masalah kesehatan.
"Kenapa? Karena mereka dikandung pada masa sistem kesehatan sedang sibuk, banyak hal lain diprioritaskan. Kita bisa bayangkan," ujarnya.
Belajar dari masalah yang dialami Spanyol, Diana meminta keluarga memberikan dukungan penuh kepada anak selama berada di rumah. Keluarga harus membantu tumbuh kembang anak dengan melakukan berbagai kegiatan yang bisa merangsang kemampuan anak.
"Kita harus kerja sama kalau tidak kasihan sekali mereka," ucapnya.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi menambahkan peran keluarga sangat penting untuk menciptakan kesehatan jiwa. Keluarga bisa mencegah anggota keluarganya mengalami stres, tekanan, bosan akibat pandemi Covid-19.
"Keluarga adalah lingkungan terdekat dan menjadi support system yang penting bagi seluruh anggota keluarga," katanya.
Sonny menyebut, ada beberapa hal yang bisa dilakukan keluarga untuk menjaga kesehatan jiwa. Pertama melihat apa yang dibutuhkan anggota keluarga. Kedua, mendengarkan keluhan anggota keluarga.
Ketiga, memberi rasa nyaman dan bantu agar anggota keluarga menjadi tenang. Keempat, membantu anggota keluarga terhubung dengan berbagai alternatif serta solusi yang dibutuhkan.
"Lindungi dari situasi lebih buruk, kemudian mengelola harapan," tandasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu
Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
11 Hal Dasar yang Perlu Diajarkan pada Anak Sejak Dini, Bantu Lebih Mandiri sejak Muda
Keterampilan hidup merupakan pembelajaran berharga yang akan berguna sepanjang masa bagi anak-anak.
Baca SelengkapnyaMengapa Pasangan Bahagia Jarang Berbagi Kehidupan di Medsos? Ini Alasannya
Pasangan yang bahagia dengan hubungan mereka tidak tergoda untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain.
Baca SelengkapnyaKenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit
Pada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaCara Mencegah Penularan Flu Singapura, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak.
Baca Selengkapnya