Alumni Gontor kini telah dirikan 350 pesantren
Merdeka.com - Sedikitnya 350 pesantren tersebar di Nusantara yang didirikan oleh para alumni Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor. Keberhasilan mereka dalam mendirikan pesantren merupakan keberhasilan penempaan di kawah candra dimuko pesantren yang dulunya sebagai sarangnya tempat maksiat.
Dari 350 pesantren cabang tersebut sedikitnya tercatat saat ini sebanyak 24.300 santri menjadi bagian dari perjalanan panjang Pondok Modern Darussalam Gontor. Hal ini belum dihitung dari jumlah alumni yang jumlahnya ratusan ribu.
Beberapa cabang pesantren yang santrinya mencapai ribuan antara lain Ponpes Darunnajah Jakarta, Darul Qolam Gintung Tanggerang santrinya mencapai 4000-5000 santri. Menurut Prof Dr.KH Amal Fathullah Zarkasyi salah satu pimpinan Pesantren Modern Darussalam Gontor meski berbagai cabang didirikan, namun tetap tidak meninggalkan konsep pondok induk.
"Secara konsep seperti kita juga, cuman ada beberapa yang berbeda salah satunya di Darunnajah yakni ada SMA-nya, istilahnya SMA unggulan. Di tempat lain ada Tsanawiyah, Aliyah tapi kurikulumnya tetap sama persis Gontor," ujarnya.
Kiprah para alumni yang jumlahnya puluhan ribu selama ditempa di Gontor sedemikian rupa dalam menerapkan sistem pendidikan di masyarakat tetap menerapkan sistem di Gontor.
"Memang ada yang makmumnya 100 persen ada yang 75 persen, ada pula yang 40, alasannya melihat kondisi setempat. Dan Alhamdulillah sekarang ini Departemen Agama melalui Peraturan Menteri Agama itu mengadopsi/ mengakomodir inspirasi pondok salaf dan pondok modern di dalam kerangka satuan pendidikan. Jadi sitem Gontor diadopsi, sistem salaf diadopsi, akhirnya menjadi seimbang," tambahnya.
Pendidikan di Gontor sendiri dimulai dari setingkat tsanawiyah – aliyah yang dikenal dengan Mu’alimin. Mu’alim adalah penggabungan Tsanawiyah – Aliyah 6 tahun dengan mengikuti kurikulum tingkat menengah pertama dan atas. "Jadi nanti kalau tamat sama dengan aliyah. Yang penting kurikulumnya diakui pemerintah dan sesuai sistem Depag dan terakreditasi," imbuh Prof Amal.
Menjawab pertanyaan merdeka.com mengapa di Gontor tidak ada pendidikan sekolah dasar. Sebab dengan pendidikan dasar dan penerapan sistem pendidikan sejak dini akan lebih mudah untuk mengikuti pelajaran di mu’alimin.
"SD tidak ada, adanya di luar pondok, SD itu di mana –mana ada , kalau Gontor mendirikan SD – SD negeri gulung tikar semua semuannya, dan itu sudah terbukti di tetangga sebelah ada pondok Ngabar Ponorogo. Pondok alumni Gontor, itu juga mendirikan MI, SD di sekitarnya akhirnya tutup . Lha Gontor sejak awal ndak mau itu, makannya kita ini mulainya Tsanawiyah-Aliyah yang kita gabungkan yang namannya Mu’alimin," katannya.
Sistem pendidikan mu’alimin di Pondok Modern Darussalam Gontor ini juga diadopsi oleh Muhammadiyah. Sebanyak 100 pesantren didirikan Muhammadiyah menurut keterangan Prof Dr.KH Amal Fathullah Zarkasyi pada merdeka.com.
"Dan Alhamdulillah, sistem mu’alimin ini kemarin pada Silatnas di Hotel Siti Tanggerang Banten, Gontor dengan sistem mu’alimin ini diakui oleh pemerintah, ini bukan di buat-buat dan difasilitasi, dalam artian kalau membuat sistem Mu’alimin maka itu sistem Gontor," pungkasnya.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret Lawas 2 Jenderal TNI Sahabat Seangkatan di Akmil, Kini Berkarier Moncer, Satu Sosok Paling Berpengaruh di TNI
Berikut potret lawas dua Jenderal TNI sahabat seangkatan di Akademi Militer.
Baca SelengkapnyaSeangkatan dengan Luhut Binsar Pandjaitan, Para Perwira TNI Alumni Akabri 1970 ini Gugur saat Operasi Seroja di Timor Timur
Beberapa nama perwira TNI alumni AKABRI 1970 yang gugur di Operasi Seroja.
Baca SelengkapnyaPengakuan Alumni: Pondok Pesantren Kerap Menutupi Kasus Kekerasan
Alumni bernama Adi Maulana ini menceritakan pengalamannya enam tahun menimba ilmu di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Forum Alumni Perguruan Tinggi Dorong Pemilu Berlangsung Jurdil
FAPTI adalah gabungan dari komunitas alumni lintas perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.
Baca SelengkapnyaGiliran Alumni Unas Bikin Petisi Selamatkan Demokrasi, ASN, TNI-Polri dan KPU Diminta Netral di Pemilu
Alumni Unas mendesak agar lembaga negara netral dalam pemilu 2024
Baca SelengkapnyaDinilai Berpeluang Jadi Ketum Golkar, Ini Respons Khas Gibran
Cawapres Gibran Rakabuming Raka memberi jawaban khas saat ditanya soal peluangnya menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaPolitisi Golkar Minta Senior di Partai Tak Main Isu Percepatan Munas Gembosi Airlangga
Apalagi isu tersebut berkembang bahwa ada sekelompok orang yang mendorong percepatan Munas Golkar.
Baca Selengkapnya3 Rekannya Jadi Korban Erupsi Marapi, Momen Buka Puasa Bersama Alumni SMA Ini Penuh Haru
Salah satu dari ibu tersebut bahkan menangis hebat sambil memeluk foto putrinya.
Baca SelengkapnyaPunya Jabatan Mentereng, Eks Panglima TNI Tetap Antre Wudhu Seperti Warga Biasa, Netizen Salfok ke Celananya
Meski dia memiliki jabatan mentereng, ternyata tak membuat alumni Akabri 1981 ini menggunakan 'kekuasaannya' untuk meminta lebih dulu berwudhu.
Baca Selengkapnya