Merdeka.com - Satuan Narkoba Polresta Jakarta Barat menangkap pedangdut Muhammad Ridho Irama atau lebih dikenal dengan Ridho Rhoma (28) di kawasan Daan Mogot, pada Sabtu (25/3) dini hari. Sabu seberat 0,7 gram seharga seharga Rp 1,8 juta ikut disita dalam penangkapan tersebut.

Sekitar pukul 04.00 WIB, saat Ridho akan naik lift sebuah hotel kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, tim reserse narkoba Polres Metro Jakarta Barat langsung melakukan penggeledahan. Polisi mengamankan barang bukti sabu yang disimpan Ridho di dalam paper bag warna cokelat.

Dalam paper bag itu polisi menemukan satu paket sabu beserta alat isap. Putra raja dangdut Rhoma Irama tersebut mengaku mengonsumsi sabu karena beban pekerjaan. Alasan Ridho Rhoma mengonsumsi narkoba salah satunya untuk menghilangkan kantuk. Hasil tes urine pihak kepolisian Ridho Rhoma positif mengonsumsi narkoba jenis sabu.

"Dia hampir dua tahun pakai barang itu, dari tes urine positif," kata kata Kasat Narkoba Polres Jakarta Barat AKBP Suhermanto ketika dikonfirmasi wartawan, Sabtu (25/3).

Keluarga syok mendengar kabar Ridho tertangkap atas kasus narkoba. Di mata keluarga, Ridho adalah sosok yang baik. Kakak kandung Ridho, Debby Veramasari Rhoma menceritakan, adiknya rajin salat dan keluarga tidak mengira bahwa Ridho terjerat barang haram.

"Kami melihat dia sangat baik. Salatnya juga rajin. Keluarga selama ini tidak tahu (mengonsumsi narkoba) karena biasanya baik-baik aja sih," kata Debby saat ditemui usai menjenguk adiknya di Polres Metro, Jakarta Barat, Minggu (26/3).

Saat mendengar berita itu, keluarga menganggap hanya kabar bohong. Betapa terkejutnya keluarga saat mengetahui bahwa Ridho benar-benar ditangkap dengan barang bukti sabu dan alat isap.

"Kami sekeluarga tentu syok, terutama ibu. Awalnya mengira ini hoax. Tetapi masalah ini kan harus dilalui dan dihadapi," ungkapnya.

Bagi keluarga, yang terpenting saat ini adalah memberikan dukungan bagi Ridho. Keluarga selalu mendoakan dan mendampingi pelantun lagu Dawai Asmara itu. Keluarga hanya bisa mengambil hikmah dan hidayah agar Ridho memperbaiki diri.

Mengetahui anaknya ditangkap akibat konsumsi narkoba, Rhoma Irama merasa sedih. Dia mencoba tegar menghadapi kenyataan pahit yang menimpa putranya. Raja Dangdut ini yakin Ridho bukan sebagai pengedar namun pengguna narkoba. Rhoma merupakan salah satu publik figur yang sangat anti terhadap narkoba. Tekadnya, lanjut Satria Bergitar ini, semakin kuat untuk perangi narkoba setelah anaknya terlibat barang haram tersebut.

"Saya sudah konfirmasi ke kepolisian, tadi Ridho ditangkap dengan barbuk sabu seberat 0,7 gram dan sudah dilakukan pemeriksaan. Dalam hal ini sebagai orangtua, saya merasa kasihan, sedih, karena Ridho adalah korban kesekian puluh juta dalam narkoba ini," ujar Rhoma di Mapolres Jakarta Barat, Sabtu (25/3) malam.

Kuasa hukum Ridho, Krisna Murti juga tak menyangka kliennya terjerat kasus narkoba. Pihaknya mengupayakan bantuan hukum dan akan mengajukan proses assessment agar Ridho tidak ditahan dan hanya menjalani masa rehabilitasi saja. "Yang pasti Ridho itu kan ngerokok aja enggak. Bukan perokok yang aktif, bukan peminum, atau lainnya. Dia jelas korban lah di sini," ujar Krisna.

Dengan tertangkapnya Ridho, Rhoma mengaku semakin berkomitmen memerangi narkoba. Dia sudah berkomunikasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk membantu memerangi peredaran narkoba. Bahkan, lanjut pelantun lagu Begadang ini, grup Soneta siap menjadi agen BNN.

"InsyaAllah minggu depan juga buat MoU, bahwa kami Soneta Grup juga siap jadi agen BNN untuk perang lawan narkoba di seluruh Indonesia," tegas Rhoma.

Menurut BNN, kata Rhoma, jutaan orang menjadi korban akibat narkoba. Rhoma menuturkan setiap hari ada orang yang meninggal akibat narkoba.

"Semalam saya mengadakan talkshow dengan BNN, itu lima puluh lebih, tiap hari orang meninggal karena narkoba. Kita ini sudah dalam keadaan darurat narkoba, artinya memotivasi saya, semalam saya membuat komitmen dengan BNN," katanya.