Alat pemantau Merapi hilang, warga bingung saat hujan abu
Merdeka.com - Warga Dusun Kalitengah, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DIY kesulitan memantau kondisi Merapi karena alat pemantau Merapi di pos pemantauan Kalitengah Kidul hilang beberapa waktu lalu.
Akibatnya, mereka bergantung pada informasi dari luar, sekalipun lokasi tempat tinggal warga hanya berjarak sekitar lima kilometer dari puncak Merapi.
Maryati, 33, warga Kalitengah Kidul, menyatakan hilangnya alat pemantau yang berada di pos pemantauan Kalitengah Kidul sudah terjadi beberapa waktu lalu.
"Kabar-kabarnya dicuri, tapi saya juga tidak tahu pasti," kata Maryati, Selasa (17/7) kepada merdeka.com.
Alat pemantau tersebut, menurut Maryati telah terpasang sejak setahun lalu untuk memberi kemudahan pada warga yang ingin mengetahui situasi Merapi.
Mengingat daerah ini letaknya sangat dekat dengan gunung, hilangnya alat pemantau membuat warga bergantung pada relawan dan tim SAR untuk memantau aktivitas gunung.
Maryati mengatakan kejadian hujan abu Minggu (15/7) malam lalu sempat menimbulkan kepanikan di warga sekitar yang menanyakan perihal Merapi kepada anggota tim SAR dan relawan yang memiliki HT.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada siang hari, Minggu (21/1), awan panas yang muncul dari Gunung Merapi. Beberapa daerah di sekitaran Merapi terkena dampak hujan abu.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali mengeluarkan rentetan awan panas guguran pada Senin (4/2) sore.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di DIY dan Jawa Tengah kembali mengeluarkan awan panas guguran.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi tiga kali erupsi pada hari ini, Rabu (27/3). Kolom abu vulkanik yang dilontarkan teramati 1.500 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur erupsi Jumat pagi.
Baca SelengkapnyaSebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.
Baca SelengkapnyaUntuk penyebab kebakaran, masih dilakukan penyelidikan oleh polisi.
Baca Selengkapnya