Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Agar Bandung tak jadi kota sampah

Agar Bandung tak jadi kota sampah kota bandung. ©traveldeztination.com

Merdeka.com - Pengelolaan sampah di Bandung dan kota-kota di Indonesia cenderung kuno: tumpuk-angkut-buang. Paradigma pengelolaan ini sudah ketinggalan zaman. Sampah masih diartikan sebagai benda yang merusak estetika sebagaimana yang terlihat pada jargon 'buanglah sampah pada tempatnya'.

Direktur Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) Bandung, David Sutasurya mengatakan, pengelolaan sampah lebih dari sekadar masalah estetika, tetapi menyangkut ketersediaan sumber daya alam (SDA).

Kaitan sampah dengan SDA sebenarnya sangat kasat mata. Bayangkan, kata dia, gadget atau komputer yang dipakai manusia sebenarnya hasil dari eksploitasi terhadap alam. Makin sering gonta-ganti gadget makin tinggi juga eksploitasi terhadap SDA.

Dia melanjutkan, semakin tak terkontrol penggunaan plastik semakin cepat pula perusakan terhadap alam. Industri plastik sendiri memerlukan 1/3 energi dunia tiap tahun. Dengan kata lain, menggunakan gadget atau plastik sama dengan mempercepat eksploitasi SDA sehingga mempercepat pula krisis energi atau krisis lingkungan di Indonesia.

Menurut David, diperlukan paradigma baru dalam pengelolaan sampah. Paradigma ini sebenarnya sudah digariskan dalam Undang-undang (UU) Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah di mana pengelolaan sampah terkait erat dengan sumber daya alam.

Dengan Undang-undang tersebut, pola pengelolaan sampah tidak lagi kumpul, angkut, buang. Sampah tidak dipandang hanya sebagai masalah estetika atau sanitasi. "Undang-undang saat ini tidak bicara lagi ke masalah kebersihan, tapi lebih ke efisiensi materi, efisiensi energi, pencemaran, emisi karbon, dan lainnya," kata pengusung gerakan zero waste (pengurangan sampah).

Alumnus ITB ini menjelaskan, pencemaran lingkungan akibat sampah bukan sekadar kotor atau sakit perut, tetapi ada penyakit lain yang jauh lebih ganas yaitu kanker dan autisme yang muncul akibat pembakaran sampah. Makanya UU Nomor 18 melarang membakar sampah karena berpotensi menghasilkan bioksin atau zat beracun penyebab kanker.

Ada penelitian yang menyebutkan bahwa 1 gram dioksin bisa menimbulkan 10 ribu kematian. Jepang sebagai negara maju pernah mengklaim hanya menghasilkan 5 kilogram dioksin selama setahun. Klaim ini selintas kecil, tetapi jika dibandingkan dengan efek dioksin per gramnya, tentu menjadi mengerikan.

Paradigma pengelolaan sampah yang baru tersebut menghendaki pengelolaan sampah ramah lingkungan sambil mengurangi produksi sampah. Seperti diketahui, sumber sampah adalah manusia. Salah satu sektor memproduksi sampah adalah rumah tangga. Maka lingkup rumah tangga harus mendapat pemahaman tentang pengelolaan sampah, karena 70 persen sampah rumah tangga sebenarnya bisa diatasi dengan cara dipilah.

Pemilahan dilakukan dengan cara pemisahan sampah organik (sisa makanan mudah terurai secara alamiah) dan sampah non-organik atau sampah plastik dan sebangsanya. Sampah non-organik terbagi dua, yakni sampah non-organik dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang. Sampah non-organik bisa didaur setelah dipilah bisa dipakai kembali atau diberikan kepada tukang rongsok.

Sedangkan sampah organik rumah tangga bisa dimanfaatkan untuk membuat kompos atau pupuk. Cara membuat kompos ini sangat sederhana, tinggal menyediakan keranjang atau wadah khusus untuk menampung sampah organik.

"Sampah rumah tangga terdiri dari 50 persen sampah organik dan 20 persen sampah non-organik yang bisa didaur ulang. Sisanya (30 persen) adalah sampah yang tidak dapat didaur ulang," katanya.

Dengan pemilahan sampah, 70 persen sampah rumah tangga akan teratasi. Jika pemilahan sudah dilakukan di lingkup rumah tangga, maka tugas pemerintah daerah mengangkut sampah yang sudah terpilah tersebut.

Selama ini, kata dia, pengelolaan sampah oleh pemerintah masih konvensional, yaitu mengangkut sampah dari satu titik ke titik lain. Semua jenis sampah dicampur begitu saja tanpa pemilahan.

Perubahan paradigma pengelolaan sampah sangat penting dan mendasar. Jika tidak, negeri ini akan penuh oleh sampah dengan sumber daya alam yang terkuras habis.

(mdk/mtf)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
3 Warga Bandung Babak Belur Dipukuli Gara-Gara Acungkan 2 Jari, Ini Respons Polisi

3 Warga Bandung Babak Belur Dipukuli Gara-Gara Acungkan 2 Jari, Ini Respons Polisi

Polisi sudah mulai mengumpulkan bukti-bukti seperti rekaman CCTV dan lainnya.

Baca Selengkapnya
Syahdunya Jalan-jalan Malam di Jalan Braga Bandung, dari Menilik Indahnya Bangunan Peninggalan Belanda sampai Nikmati Bacang

Syahdunya Jalan-jalan Malam di Jalan Braga Bandung, dari Menilik Indahnya Bangunan Peninggalan Belanda sampai Nikmati Bacang

Berkunjung ke Jalan Braga tak afdol jika tidak menikmati keindahan arsitektur gedung dan menikmati bacang panas.

Baca Selengkapnya
Mulai Ramadan 2024, Garuda Indonesia Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan dalam Layanan Penerbangan

Mulai Ramadan 2024, Garuda Indonesia Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan dalam Layanan Penerbangan

Dengan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai melalui penggunaan kemasan ramah lingkungan ini, diharapkan dapat menurunkan emisi karbon.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.

Baca Selengkapnya
Usai Jadi Tersangka Kasus Korupsi, Sekda Bandung Mengundurkan Diri

Usai Jadi Tersangka Kasus Korupsi, Sekda Bandung Mengundurkan Diri

Ema sudah menyerahkan surat pengunduran dirinya ke Pemerintah Kota Bandung.

Baca Selengkapnya
Sempat Putus Asa Gara-Gara Pandemi, Bisnis Anyaman Bambu Milik Warga Bojonegoro Kini Jadi Favorit Pasar Lokal

Sempat Putus Asa Gara-Gara Pandemi, Bisnis Anyaman Bambu Milik Warga Bojonegoro Kini Jadi Favorit Pasar Lokal

Konsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik membuat aneka kerajinan anyaman bambu semakin diminati konsumen.

Baca Selengkapnya
Seharian Diguyur Hujan Deras, Sejumlah Wilayah di Bandung dan Lembang Kebanjiran

Seharian Diguyur Hujan Deras, Sejumlah Wilayah di Bandung dan Lembang Kebanjiran

Hujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.

Baca Selengkapnya
Pengacara Akui Sekda Bandung Diperiksa KPK sebagai Tersangka Smart City

Pengacara Akui Sekda Bandung Diperiksa KPK sebagai Tersangka Smart City

Menurut Rizky, ada empat orang anggota DPRD kota Bandung yang juga statusnya telah naik dari saksi menjadi tersangka.

Baca Selengkapnya
Banjir Besar Terjang Braga Bandung, Rumah-Rumah Warga Terendam hingga Satu Meter Lebih

Banjir Besar Terjang Braga Bandung, Rumah-Rumah Warga Terendam hingga Satu Meter Lebih

Banjir besar menerjang kawasan Braga, Kecamatan Sumurbandung, Bandung

Baca Selengkapnya