Aerli Rasinah, pewaris tari topeng dari Mimi Rasinah
Merdeka.com - Memang usianya masih muda, lahir 1985 silam. Namun jika bicara soal prestasi dan pengalamannya di tari topeng, sepertinya tak berlebihan jika mengacungkan dua jempol. Dia adalah Aerli Rasinah, cucu sekaligus pewaris tari topeng Mimi Rasinah.
Ketika ditemui merdeka.com di sanggar Mimi Rasinah, Indramayu, Aerli mengungkapkan alasannya mengambil jalan hidup meneruskan dan melestarikan tari topeng dari sang nenek.
"Kalau kita sudah enggak kuat, ya hilang (kesenian tari topeng)," kata Aerli kepada merdeka.com, Jumat (18/4).
Meski nama Aerli sudah besar di dunia seni tari topeng, namun tak sebanding dengan kondisi sanggar. Ukuran sanggar sekitar 5x7 meter persegi. Di sudut ruangan terjauh dari pintu masuk, terdapat seperangkat alat musik gamelan. Di sampingnya ada etalase kaca berisi tumpukan seragam tari yang biasa digunakan untuk latihan.
Sambil duduk lesehan di sanggar, Aerli menceritakan pengalamannya menjadi penerus tahta tari topeng Mimi Rasinah. Bahwa, perkara mudah mendapatkan amanah dari sang nenek. Yang susah justru mempertahankan dan meneguhkan hati untuk meneruskan dan melestarikan kesenian tari topeng.
"Jangan sampai kita ada beban, jangan sampai diamanahi mandat Mimi jadi beban," terang Aerli.
Sebagai pekerja seni dengan pengalaman go international, tentu tak susah baginya mendapatkan pekerjaan jauh lebih layak. Terlebih jarak Indramayu ke Ibu Kota cukup dekat. Namun kepeduliannya pada kesenian, mengalahkan godaan duniawi yang hanya sekadar mencari materi.
"Semua bisa jadi artis, tapi untuk mempertahankan kesenian tradisional itu susah," kata Aerli.
Sesekali telepon genggam yang dipegangnya berbunyi. Dia pun menceritakan keinginannya untuk membesarkan sanggar, dengan membangun bangunan yang lebih besar lagi.
Menurutnya, dengan ukuran sanggar yang kecil seperti saat ini sudah tak muat lagi menampung para penari ketika latihan.
"Insya Allah semoga lancar," ucapnya.
Dia berharap agar pemerintah lebih memperhatikan nasib para seniman seperti dirinya. Jangan sampai pemerintah baru heboh, ketika ada negara lain yang mengklaim kesenian Indonesia.
"Jangan sampai tari topeng diklaim negara lain. Kita tidak bisa berbuat apa-apa, yang berkuasa kan pemerintah. Membeli sesuatu mudah, tapi merawatnya susah," pinta Aerli.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengakuan pelaku telah memperkosa korban dua kali di dua lokasi berbeda
Baca SelengkapnyaEnteng tangan, sosoknya tak segan memukul seorang tukang parkir.
Baca SelengkapnyaSang putra melesat berbintang empat, ayahnya justru hanya berpangkat rendah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Inara Rusli bercerita jika ayahnya kini sudah tiada. Di momen Imlek tahun ini, dia berkeliling mendatangi keluarganya.
Baca SelengkapnyaMusarofah seorang ibu yang berhasil mendidik tiga anak laki-lakinya menjadi orang sukses. Tiga anak laki-laki Musarofah perwira TNI Polri.
Baca SelengkapnyaSimak kisah seorang kolonel TNI yang berhasil jadi perwira meski sang ayah hanya berpangkat kopral.
Baca SelengkapnyaKoorsahli Panglima TNI, Mayjen TNI Dadang Arief sedih harus meninggalkan Kodam III/Siliwangi, namun lebih sedih ketika melihat Persib kalah terus.
Baca SelengkapnyaAN berusaha menyelamatkan istrinya, RZ (30) dan anaknya, FH, yang masih berusia lima tahun, agar tidak hanyut.
Baca SelengkapnyaLaki-laki yang tidak diketahui namanya itu terlihat piawai melempar topi dan meletakkannya di kepala.
Baca Selengkapnya