Ade Armando: Lawan kebencian di media dengan kasih sayang
Merdeka.com - Sebagai ruang kebebasan, media dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Termasuk membuka ruang merebaknya isu kebencian di masyarakat. Untuk mencegah pandangan kebencian, tak bisa dilakukan dengan cara membungkam kebebasan, misalnya memblokir situs.
Pandangan kebencian harus dilawan dengan pandangan kasih sayang dan peningkatan pendidikan di masyarakat.
"Dengan menumbuhkan mindset kasih sayang, persaudaraan dan persahabatan. Dan peningkatan pendidikan, membuat media alternatif dan strategi kebudayaan," kata pakar Komunikasi Ade Armando pada seminar Magister Komunikasi UPH di Plaza Semanggi, Sabtu (6/6).
Ade, yang dilaporkan karena dituding menodai agama lewat Twitter dan Facebook, mengatakan media mempunyai kemampuan mempengaruhi cara berpikir, berpendapat dan tingkah laku masyarakat tentang dunia luar. Menurut dia, hal ini terjadi karena faktor minimnya interpretasi dan rendahnya pendidikan masyarakat di Indonesia.
Mantan anggota KPI (2004-2007) ini mencontohkan beberapa kasus intoleransi yang dilakukan sekelompok orang atas nama agama dan kebebasan.
"Kasus konflik di Poso dan Ambon. Serta pembunuhan orang-orang Syiah, Ahmadiyah dan gereja GKI Yasmin. Hal ini dilakukan kelompok tertentu atas nama Tuhan sehingga pembunuhan dihalalkan," terang Ade yang juga mantan anggota redaksi Jurnal Prisma (1988-1991).
Kebencian bisa terjadi di berbagai ruang termasuk pengajian, tempat ibadah, kelompok kecil dan media massa. Akibatnya bisa mempengaruhi cara berpikir yang menganggap suatu kelompok melakukan sesuatu yang dianggap salah dan menyalahi aturan agama. Akhirnya berujung pada sikap diskriminasi, intoleransi dan kekerasan.
"Contoh lain Hitler dan Nazi berhasil berhasil menjadikan masyarakat Jerman benci dengan yahudi," kata Ade.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini bisa dilihat langsung di media sosial, banyak yang melakukan framing pihak lawan dengan citra negatif.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaKetika itu, nenek moyang manusia modern hampir punah, menyusut menjadi populasi kecil sekitar 1.300 individu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kaesang berharap pers Indonesia semakin independen dalam mengedukasi masyarakat dengan beragam pemberitaan.
Baca SelengkapnyaGerakan Nurani Bangsa yang diinisiasi para tokoh bangsa menggelar dialog dengan para pemimpin redaksi media massa
Baca SelengkapnyaJokowi juga memuji sejumlah peralatan media yang diklaim tercanggih yang terpasang di dalamnya.
Baca SelengkapnyaGundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.
Baca SelengkapnyaMeski dirasa cukup receh di kalangan generasi muda, namun nyatanya tebak-tebakan lucu ala bapak-bapak justru tetap bisa menghadirkan gelak tawa.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Mesir kuno terkenal dengan kepercayaan agama dan pengetahuan astronomi mereka
Baca Selengkapnya