9 Dari 10 pendukung Imam-Zainal dibebaskan polisi
Merdeka.com - Tak terbukti mendalangi aksi kerusuhan jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bangkalan, Madura, Jawa Timur pada Senin kemarin (10/12) di Jalan Pemuda Kaffa, tujuh pendukung calon bupati yang didiskualifikasi, Imam Buchori-Zainal Alim, dibebaskan polisi, Selasa (11/12).
Ketujuh orang yang sempat ditahan Mapolres Bangkalan pasca bentrok di kantor KPUD Bangkalan itu, langsung diantar pihak kepolisian ke rumah Imam Buchori di Jalan Halim Perdana Kusuma.
Tujuh orang yang dibebaskan itu adalah, Suli (24) warga Batu Beleh, Kec Geger, Sudjai (26) penjual pentol asal Tanjung Bumi, Anwar (22) asal Betager, Tanah Merah, Yusuf (32) asal Junok, Burneh, H Samsul Arifin (45) asal Pesese, Tanjung Bumi, H Rudi (38) asal Desan, Tanjung Bumi dan Mat Pari (50) warga Pejagan Kota Bangkalan.
Dikonfirmasi masalah ini, Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP M Lutfi membenarkan pembebasan tujuh orang tersebut. Namun, dia masih enggan menjelaskan lebih detail pembebasan tersebut.
Seperti diketahui sebelumnya, pasca kerusuhan di Jalan Pemuda Kaffa pada Senin kemarin, 10 orang ditahan polisi karena dituding sebagai provokator. Dan saat ini tujuh dari 10 orang itu dibebaskan. Sedangkan dua orang dikenakan wajib lapor, satu orang lagi masih ditahan karena terbukti membawa senjata tajam saat kerusuhan pecah.
"Tiga orang tidak beridentitas. Satu di antaranya masih kami tahan karena terbukti membawa senjata tajam," kata dia.
Sementara itu, Imam Buchori menjelaskan, dibebaskannya ketujuh orang pendukungnya itu, karena memang tidak terbukti bersalah. "Mereka dibebaskan karena alat bukti pengerusakan tidak cukup kuat. Mereka itu hanya ikut-ikutan saja," terang Imam.
Diberitakan kemarin, amuk massa pendukung Imam-Zain ini tersulut ketika melihat pihak kepolisian mendistribusikan logistik Pilkada hari Senin. Padahal, mereka meminta logistik itu didistribusikan pada Selasa pagi, sehari jelang Pilkada.
Karena tidak diindahkan oleh pihak kepolisian, massa aksi yang menduduki kantor KPUD sejak hari Jumat lalu itu, menjadi bringas dan melempari aparat kepolisian dengan batu. Butuh empat jam lebih, untuk meredakan amuk massa ini, dan polisi terpaksa melepas tembakan gas air mata dan semprotan mobil watercanon.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemicunya, rombongan pengantar jenazah ini ugal-ugalan dan memepet Bripda M Fathul.
Baca SelengkapnyaMuhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca SelengkapnyaAncaman pidana itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu)
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi masih mencoba mencari pelaku lain dalam kasus pembakaran ini.
Baca SelengkapnyaMomen lucu Bintara Polisi bujangan dan komandannya saat kenaikan pangkat. Disiram air supaya cepat laku. Begini ulasannya.
Baca SelengkapnyaMomen lucu dua polisi mewarnai gambar di tengah tugasnya.
Baca SelengkapnyaSosoknya langsung diberi apresiasi hingga diganjar pelukan erat.
Baca SelengkapnyaDalam rekaman yang beredar, muncul dugaan penggunaan dana desa untuk menangkan satu paslon.
Baca SelengkapnyaCak Imin menegaskan partainya terbuka berkoalisi dengan partai politik manapun.
Baca Selengkapnya