5.000 Dosis Ivermectin Mulai Dikirim ke Jateng Tekan Lonjakan Covid-19 di Kudus
Merdeka.com - Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko, telah mengirimkan ribuan dosis obat Ivermectin untuk membantu penanganan lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah.
Hal itu dilakukan Moeldoko sebagai langkah menurunkan angka kasus konfirmasi positif Covid-19 yang tengah menggila.
Ketua HKTI Jateng, Nur Faisah menanggapi, Ivermectin digunakan Moeldoko karena berkaca dari India yang diketahui memiliki lonjakan kasus Covid yang luar biasa. Mengutip pemberitaan setempat, Nur menjelaskan, terjadi penurunan kasus Covid-19 sebanyak 97 persen di India setelah mengkonsumsi ivermectin.
"Laporan Thedesertreview.com, menyatakan penurunan kasus Covid-19 sebanyak 97 persen justru setelah mengkonsumsi ivermectin," kata Nur melalui keterangan tertulis diterima, Senin (14/6).
Nur membeberkan data, sejumlah wilayah di India yang menggunakan Ivermectin, seperti di Delhi terjadi penurunan kasus dari 28.395 kasus menjadi 956 kasus, kemudian di Uttar Pradesh juga terjadi penurunan dari 37.994 kasus menjadi 2.014 kasus. Berikutnya Goa, dari 4.195 kasus menjadi 645 kasus. Selanjutnya Karnataka dari 50.112 kasus menjadi 20.378 kasus.
Sebaliknya, dari data tersebut ada juga wilayah yang tidak menggunakan ivermectin bernama Tamil Nadhu. Menurut laporan terkait, malah terjadi lonjakan paparan Covid-19 dari 10.986 kasus menjadi 36,184 atau meningkat tiga kali lipat.
"Justru penolakan Tamil Nadhu untuk menggunakan ivermectin, telah merugikan mereka sendiri," ungkap Nur.
Perlu bukti Ilmiah
Dikonfirmasi terpisah, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menegaskan bahwa masih diperlukan bukti ilmiah yang lebih meyakinkan terkait manfaat Ivermectin sebagai obat Covid-19.
"Penelitian untuk pencegahan maupun pengobatan Covid-19 yang sudah dipublikasikan menyatakan bahwa Ivermectin memiliki potensi antiviral pada uji secara in-vitro di laboratorium. Akan tetapi, masih diperlukan bukti ilmiah yang lebih meyakinkan terkait keamanan, khasiat, dan efektivitasnya sebagai obat Covid-19 melalui uji klinik lebih lanjut," lanjut BPOM dalam rilis resmi yang diterima Liputan6.com.
Di Indonesia, Ivermectin kaplet 12 mg terdaftar untuk indikasi infeksi kecacingan (Strongyloidiasis dan Onchocerciasis). Obat ini diberikan dalam dosis tunggal 150-200 mcg/kg berat badan dengan pemakaian 1 (satu) tahun sekali.
Mengingat Ivermectin merupakan obat keras, maka pembeliannya harus dengan resep dokter dan penggunaannya di bawah pengawasan dokter. Bila digunakan sembarangan efeknya bisa fatal.
"Ivermectin yang digunakan tanpa indikasi medis dan tanpa resep dokter dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan efek samping, antara lain nyeri otot/sendi, ruam kulit, demam, pusing, sembelit, diare, mengantuk, dan Sindrom Stevens-Johnson," kata BPOM.
Reporter: Muhammad RadityoSumber : Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Istighosah di Jawa Timur, Siti Atikoh Bicara Pencegahan Polio
Pemerintah dinilai kecolongan lantaran sibuk dengan pencegahan pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnya61 Kasus Positif Covid-19 Ditemukan di DIY
Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca Selengkapnya