4 Analisis terkait hilang kontak pesawat AirAsia QZ8501
Merdeka.com - Pemerintah masih mencari keberadaan pesawat Indonesia AirAsia nomor penerbangan QZ8501 setelah hilang kontak pada Minggu (28/12) pagi. Untuk penyebabnya, sejauh ini pemerintah masih belum menyimpulkan.
Berbagai dugaan soal penyebab hilang kontak masih terus dianalisis. Sedangkan saat kejadian, Air Traffic Controller (ATC) Bandara Djuanda mengatakan, pesawat berada di ketinggian 32 ribu kaki dan melewati jalur M635 pada pukul 06.10 WIB.
Pemerintah memastikan bahwa pesawat AirAsia yang mengudara berada dalam kondisi prima. Hanya saja, memang ada kendala pada kondisi cuaca di sekitar lokasi hilangnya pesawat.
Berikut beberapa analisis terkait hilangnya pesawat AirAsia QZ 8501 seperti dirangkum merdeka.com, Senin (29/12):
Hindari cuaca buruk
Pemerintah telah menggelar jumpa pers terkait kronologi hilangnya pesawat Indonesia AirAsia nomor penerbangan QZ8501. Detik-detik sebelum hilang kontak, Pilot Kapten Iriyanto meminta izin pesawat melewati rute yang tidak normal akibat cuaca buruk.Hal ini disampaikan Plt Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmodjo saat jumpa pers di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Minggu (28/12).Air Traffic Controller (ATC) di Bandara Djuanda mengatakan hingga pukul 06.10 WIB, pesawat masih berada di ketinggian 32 ribu kaki, dan melewati jalur M635.Baru kemudian ketika AirAsia melewati wilayah ATC Jakarta, pilot menghubungi otoritas di Soekarno-Hatta pada 06.12 WIB. Ada cuaca buruk sehingga idealnya harus keluar jalur normal."Pesawat kontak ATC dan di radar ada masalah, pada saat kontak pesawat menyatakan menghindari awan dari arah 35, meminta naik ke ketinggian 38 ribu kaki," kata Djoko.Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membenarkan bahwa terdapat gumpalan awal tebal pada jalur penerbangan yang dilintasi pesawat AirAsia tersebut. Kepala BMKG Andi Eka Satya menyebut, gumpalan awan tersebut bernama 'Cumulonimbus'.
Avtur pesawat cukup
Peristiwa hilangnya kontak pesawat AirAsia nomor QZ8501 tujuan Surabaya-Singapura belum menemui kejelasan. Pemerintah sejauh ini belum berani berspekulasi lebih jauh terkait hilang kontak tersebut.Plt Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmodjo menegaskan, avtur pada pesawat AirAsia sangat cukup untuk melakukan penerbangan. "Bahan bakar diisi untuk 4,5 jam. Posisi kehilangan kontak, 1 jam setelah terbang," kata Djoko saat konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (27/12).Sejauh ini, kata Djoko, pihaknya telah menghubungi para pilot di sekitar lokasi kejadian untuk menanyakan terkait posisi terakhir. Namun, belum ada tanggapan positif terkait keberadaan pesawat AirAsia nomor QZ8501.
Topik pilihan: AirAsia | Maskapai Penerbangan
AirAsia QZ 8501 diperkirakan mendarat darurat?
Keberadaan pesawat AirAsia nomor penerbangan QZ 8501 tujuan Surabaya - Singapura belum diketahui usai hilang kontak sejak, Minggu (27/12) pagi. Pemerintah langsung turun tangan mencari keberadaan pesawat berpenumpang 155 orang itu.Berbagai spekulasi mengenai keberadaan pesawat tersebut bermunculan. Seperti diungkapkan Kepala Basarnas DKI Sutrisno. Dia menduga pesawat tersebut melakukan pendaratan darurat."Kami memperkirakan bahwa pesawat itu melakukan pendarat darurat, tapi belum pasti di Pantai Belitung," kata Sutrisno kemarin.Dia menduga pesawat berada di Tanjung Pandan. Pasalnya, kontak terakhir pesawat AirAsia nomor QZ 8501 hilang kontak di wilayah tersebut. "Terakhir kehilangan kontak di Tanjung Pandan," tegasnya.
Topik pilihan: AirAsia | Maskapai Penerbangan
Belum dipastikan kecelakaan
Direktur Angkutan Udara Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Djoko Murjatmodjo mengatakan sejauh ini belum ditemukan tanda-tanda pesawat AirAsia mengalami kecelakaan. Pesawat hilang kontak pukul 06.17 WIB."Saat ini belum terdeteksi, asumsi baru pesawat hilang kontak," ujar Djoko saat jumpa pers di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (28/12).Menurut Djoko, pilot sempat menghubungi ATC Jakarta untuk menghindari awan. Saat itu cuaca di antara Tanjung Pandan dan Pontianak memang tidak baik."Cuaca di sana memang tidak baik, pilot minta ke sebelah kiri hindari awan," tandasnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jatuhnya Air Asia QZ8501 di Selat Karimata 28 Desember 2014, Berikut Kronologinya
AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
Baca SelengkapnyaSuara ‘Ding’ di Pesawat Ternyata Banyak Artinya, Begini Penjelasannya
Mengutip blog Qantas Airways mengulas bunyi dan frekuensi dentingan 'ding' bergantung pada urgensi situasi.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Alasan Penumpang Pesawat Dilarang Tidur saat Lepas Landas dan Mendarat
Alasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kondisi Permasalahan Sampah, Kualitas Air dan Gizi di Indonesia
Pengelolaan sampah secara berkelanjutan masih perlu menjadi perhatian serius di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKapan Pesawat Terbang Masuk Bengkel? Ini Jawabannya
Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaPenampakan 15 Balon Terbang di Jalur Penerbangan Terpadat Kawasan Pekalongan
Pihak AirNav menyebut bahaya balon udara raksasa liar dari penerbangan antara menutupi pandangan pilot.
Baca SelengkapnyaFOTO: Beginilah Kondisi Pesawat Japan Airlines Usai Terbakar Hebat di Bandara Haneda: Hangus dan Hancur
Pesawat dengan 379 penumpang dan awak itu terbakar hebat setelah bertabrakan dengan pesawat lain di landasan pacu.
Baca SelengkapnyaTragedi Jatuhnya Pesawat Adam Air 574 pada 1 Januari 2007, Begini Sejarah dan Kronologinya
Pesawat Adam Air Penerbangan 574 mengalami kecelakaan tragis di Selat Makassar pada 1 Januari 2007.
Baca SelengkapnyaKronologi Pilot dan Kopilot Batik Air Tidur di 36 Ribu Kaki, Pesawat Sempat Keluar Jalur Penerbangan
Akibat pilot dan kopilot Batik Air tertidur, pesawat melaju di luar jalur penerbangan dan tak merespons pusat pengendali wilayah (Area Control Centre/ACC).
Baca Selengkapnya