36 Pencari Suaka Bermasalah Ditempatkan di Rudenim Makassar
Merdeka.com - 36 imigran pencari suaka menempati Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Makassar di Desa Timbuseng, Kecamatan Patalassang, Kabupaten Gowa. Mereka adalah imigran yang awalnya tinggal di Community House (CH) yang tersebar di beberapa sudut Kota Makassar. Namun karena bermasalah, mereka akhirnya ditempatkan di Rudenim.
Rata-rata mereka berasal dari Afghanistan, Irak, Iran, sebagian dari Afrika seperti Sudan, Ethopia dan Somalia. Lalu dari Myanmar dan Banglades.
Dari 36 imigran yang kini di Rudenim, 26 orang di antaranya baru masuk terhitung sejak Kamis (28/9). Sedangkan 10 orang lain adalah penghuni lama dengan berbagai pelanggaran.
"Pelanggaran kurang lebih 10 orang yang sudah ada sebelumnya di Rudenim itu mulai dari pelecehan seksual, menghamili wanita, berkelahi dan mencuri. Juga keluar rumah di atas pukul 22.00 WITA, padahal sedianya di jam itu mereka sudah harus masuk Community Housenya (CH) masing-masing," kata kata Kepala Rudenim, Boedi Prayitno saat ditemui di kantornya, Rabu (4/9).
Mereka di Rudenim dalam rangka pembinaan. Sebenarnya, kata Boedi, imigran yang melanggar harus dideportasi namun itu tidak dilakukan karena mereka pengungsi.
"Kita harus patuhi aturan internasional, bahwa apabila nyawa dan keselamatan jiwa seseorang terancam, negara yang didatangi tidak boleh mendeportasi ke negara asalnya," ujarnya.
Menurut Boedi, Indonesia termasuk longgar mengenai aturan untuk para pencari suaka. "Menjadi WNI, bekerja, sekolah tidak menjadi kewajiban pemerintah Indonesia. Mereka hanya diberi hak hidup sembari menunggu penanganan, yakni ditempatkan ke negara ketiga ataukah pulang ke negaranya secara sukarela. Lalu kenapa Pemerintah Indonesia mau menangani pengungsi? Karena telah meratifikasi konvensi HAM, hanya melihat muatan kemanusiaannya saja," pungkas Boedi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kini Sukses di Tanah Rantau, Begini Kisah Transmigran Asal Kebumen yang Tinggal di Sulbar
Hidup di lokasi transmigrasi memang berat, tapi Pak Tumiran membuktikan bahwa ia bisa hidup sejahtera asal mau bekerja keras
Baca SelengkapnyaMembawa Pesan Pemilu Damai di Habitat Harimau Sumatera
Rombongan polisi dan istri mengunjungi permukiman suku Talang Mamak untuk menyosialisasikan pemilu damai.
Baca SelengkapnyaTragis 2 Siamang Kurus Kering Akibat Dipelihara Warga, BKSDA Sumsel Turun Tangan Evakuasi
Dua akor siamang dievakuasi dari rumah pemeliharanya dengan kondisi memprihatinkan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Benar-Benar Durhaka, Ini Tampang Anak Tega Bunuh Ibunya Sendiri di Medan Lalu Dikuburkan di Belakang Rumah
Wen Pratama (33), warga Kota Medan, Sumatera Utara ditangkap polisi usai tega membunuh ibu kandungnya sendiri.
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaDuka Warga Pesisir Padang Pariaman, Rumahnya Hancur Dihantam Abrasi Bertahun-Tahun
Tingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga
Baca Selengkapnya31 Rumah di Ciangsana Bogor Rusak Akibat Ledakan Gudang Amunisi TNI
Pemerintah Kabupaten Bogor memiliki waktu 14 hari melakukan asesmen rumah warga yang rusak.
Baca SelengkapnyaTerduga Pemerkosa Gadis Keterbelakangan Mental hingga Hamil di Banyuasin Bertambah Jadi 10 Orang
Terduga pemerkosa gadis keterbelakangan mental hingga hamil enam bulan asal Banyuasin, Sumatera Selatan, IN (23), bertambah menjadi 10 orang.
Baca SelengkapnyaKuasa Hukum Berang Jaksa Minta Dito Mahendra Dipindah ke Lapas Gunung Sindur: Penahanan Kewenangan Hakim
Kubu Dito menyebut majelis hakim sudah menetapkan terdakwa tetap ditahan di Rumah Tahanan Salemba Cabang Kejaksaan Agung.
Baca Selengkapnya