34 Kasus Flu Singapura ditemukan di Depok
Merdeka.com - 34 Kasus Flu Singapura ditemukan di Kota Depok pada 2012. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Alma Lucyat mengatakan, sejak awal tahun hingga Jumat (27/4) kemarin sudah ada laporan yang diterima pihaknya. Namun, dia mengaku kasus tersebut sudah ditangani dan pasien dinyatakan sembuh seperti sedia kala.
"Kasus flu Singapura di wilayah Bojongsari sebanyak 34 kasus. Saat ini sudah sembuh dan tidak ada laporan lagi yang masuk ke kami," kata Alma saat dihubungi, Sabtu (28/4).
Menurut dia, Flu Singapura yang diawali dengan gejala demam, disertai sakit leher, nafsu makan menurun, pilek, yang ditemukan itu, tak seperti yang ramai diberitakan sebelumnya.
"Semua kondisi berjalan seperti biasa dan tidak ada kejadian yang mengkhawatirkan, seperti Kejadian Luar Biasa (KLB)," kata dia.
Dia mengimbau masyarakat meningkatkan pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Menggunakan barang orang lain pun harus dengan kondisi steril, karena penularannya bisa dari debu dan lainnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan.
Baca SelengkapnyaFlu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasto PDIP menyindir kalau polusi udara di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat 750 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal 2024. Dari ratusan kasus itu, empat orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaJumlah ini naik dua kali lipat dibanding tahun 2023. Adapun rinciannya, pada Januari 2024 sebanyak 68 kasus, Februari 119 kasus, Maret 68 kasus.
Baca Selengkapnya