2 WNI korban sandera Abu Sayyaf sudah tiba di Indonesia pada Jumat
Merdeka.com - Dua warga negara Indonesia (WNI) korban sandera Abu Sayyaf, Sofyan dan Ismail, sudah tiba di Tanah Air pada Jumat (26/8). Mereka langsung diserahkan ke pihak keluarga.
"Dua sandera yang sudah lepas sudah kembali ke Indonesia Jumat tengah malam. Kedua saudara kita sudah tiba di Indonesia dan Sabtu sekitar pukul 11.30 WIB, Kemenlu atas nama pemerintah telah serah terimakan kepada pihak keluarga," ujar Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, di Istana Negara, Senin (29/8).
Dia memastikan, kesehatan kedua korban sandera cukup baik. Ditambahkannya, prosesi serah terima berlangsung tertutup dan tidak dipublikasikan lantaran pihak keluarga menginginkan hal itu bersifat rahasia.
"Memang atas permintaan keluarga menginginkan adanya privasi maka dilakukan tidak seperti biasa (dirilis) dan karena itu kita hormati sepenuhnya permintaan keluarga," kata Retno.
Meski dua WNI lolos dari sekapan Abu Sayyaf, tercatat masih sembilan orang yang disandera. Pemerintah berharap sembilan korban itu segera dibebaskan juga.
"Kita doakan bersama sehingga upaya pemerintah untuk bebaskan sandera lain dapat segera berhasil," tandas Retno.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan dua warga negara Indonesia (WNI) telah bebas dari sekapan para penculik di Filipina selatan dan keduanya telah diamankan oleh pemerintah setempat. Pembebasan kedua WNI yang disandera kelompok sipil bersenjata di Filipina itu merupakan hadiah Ulang Tahun ke-71 Kemerdekaan Indonesia.
"Kita dapat hadiah 17-an ini. Saudara-saudara kita yang disandera. Kemarin dapat berita dua orang lolos dari tangan penculik. Saudara Sofyan sudah di Zamboanga dan sudah ada komunikasi antara Menlu kita dengan Menlu Filipina," katanya dikutip dari Antara.
Menurut dia, kedutaan Besar RI di Filipina sudah menangani kedua WNI ini. Mereka saat ini sedang menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Pemerintah Filipina.
"Kita harapkan perkembangannya akan baik lagi dari hari ke hari karena Pemerintah Filipina sudah memberi ancaman serius kepada para penculik dengan memberikan tekanan-tekanan militer atau psikologis. Kita doakan agar teman-teman kita yg tersandera cukup lama itu segera bisa bebas," katanya.
Namun, Wiranto enggan menjelaskan proses kedua WNI itu bebas dari para penculik baik karena dibantu pihak lain atau atas upaya keduanya .
"Ya ceritanya tentunya panjang. Tapi, saya kira kita tunggu saja dari yang bersangkutan yang cerita. Jangan saya yang cerita," katanya.
Sofyan dan Ismail merupakan bagian dari tujuh anak buah kapal (ABK) Tugboat Charles yang dibajak kelompok bersenjata di perairan Sulu, Filipina, 20 Juni 2016.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaKorban terluka akibat terkena sabetan senjata tajam yang diayunkan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan mengevakuasi satu korban meninggal dunia akibat tenggelamnya KM Yuiee Jaya II di Pulau Kayuadi, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sabtu (16/3).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo tak sengaja berjumpa dengan sosok tak terduga saat tengah berjalan santai.
Baca SelengkapnyaSetelah korban bekerja sebulan, ia menerima upah yang tak sesuai dengan kesepakatan awal.
Baca SelengkapnyaPemilu di Polandia berjalan tertib dan lancar serta diikuti oleh banyak WNI yang mencoblos dengan antusias.
Baca SelengkapnyaBantuan ini akan diantar langsung ke Mesir dan sudah didelegasikan kepada Kepala BNPB, seluruh unsur kementerian, lembaga maupun mitra pemerintah.
Baca SelengkapnyaPencarian dihentikan karena semua korban telah ditemukan.
Baca SelengkapnyaSatu keluarga berjumlah enam orang yang merupakan pengungsi Rohingya mendatangi Kantor Disdukcapil Makassar untuk mengajukan pembuatan KK dan KTP.
Baca Selengkapnya