2 Karyawan Rumah Makan di Mamuju masih Terjebak Reruntuhan
Merdeka.com - Satu alat berat jenis ekskavator masih berusaha menggali puing reruntuhan warung makan Sidoharjo di Jalan Abdul Wahab Azasi, Mamuju, Sulawesi Barat. Dikabarkan, masih ada dua orang tertimbun reruntuhan bangunan.
Salah seorang keluarga korban, Amril dari warga desa Salurtalawar, mengaku bahwa yang masih tertimbun atas nama Baida dengan Rita, Keduanya bekerja sebagai karyawan warung Sidoharjo. Kata dia, korban sejak gempa sudah terjebak dalam reruntuhan.
"Sudah dua hari mi kasian di dalam terjebak reruntuhan, dan sampai saat ini masih dalam pencarian," kata Amril kepada merdeka.com, Sabtu (16/1).
Proses evakuasi yang menggunakan alat berat masih tersendat. Banyak reruntuhan yang labil dan cepat ambruk dan bisa membahayakan tim. Sehingga evakuasi harus dilakukan dengan hati-hati. TNI, Basarnas, Polri bersama warga masih bahu-membahu mengeluarkan material secara manual di kamar korban.
Diketahui, di lokasi rumah makan ini ada empat korban jiwa. Korban meninggal dengan kondisi luka berat dan patah tukang.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bedu ternyata menjual rumahnya untuk membuka usaha kuliner yang diimpikannya.
Baca SelengkapnyaSudah luput dari sorotan, ini deretan potret kesederhanaan Isa 'Bajaj' di kampung halaman
Baca SelengkapnyaMenjes umumnya digoreng dengan tepung dan dimakan dengan cabai rawit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca SelengkapnyaSaat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaSeorang pengusaha asal Jakarta, Arsjad Rasjid membagikan momen makan nasi liwet bareng ibu-ibu dan petani di Karawang.
Baca SelengkapnyaSetelah selesai, sekitar pukul 04.00 korban berencana kembali ke tempatnya bekerja.
Baca SelengkapnyaMinimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca Selengkapnya