Merdeka.com - Sebanyak 125 desa di Kendal, Jawa Tengah, terdeteksi sebagai daerah rawan bencana. Angka tersebut terbagi menjadi 62 desa di 17 kecamatan di Kendal rawan bencana longsor dan 63 desa di 10 kecamatan rawan banjir.

"Daerah yang rawan akan bencana tanah longsor maupun banjir itu terhitung masih sama dengan tahun lalu," kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kendal Slamet, Sabtu (14/11).

Slamet mengungkapkan, untuk bencana longsor biasanya terjadi di wilayah Kendal bagian atas seperti Kecamatan Plantungan, Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Pageruyung, Kecamatan Boja, Kecamatan Singorojo, Kecamatan Limbangan serta Kecamatan Kaliwungu Selatan.

"Tahun 2014 longsor terjadi di Desa Mojoagung, dan menimpa 14 rumah. Beberapa warga yang terkena musibah tersebut sebagian diungsikan ke daerah terdekat," paparnya.

Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya sudah menyiapkan beberapa titik lokasi yang biasa dipakai untuk dapur umum dan tempat pengungsian sementara. Dapur umum tersebut antara lain berada di Balai Kelurahan Karangsari Kecamatan Kendal, Kantor Kecamatan Ngampel, Kelurahan Pegulon, Ketapang, serta Balai Desa Bangunsari Kecamatan Patebon.

"Jika terjadi bencana longsor maupun banjir yang terkadang datang secara tiba-tiba, pihak BPBD telah menyiapkan posko di masing-masing Kecamatan selama 24 jam untuk menampung laporan warga," ucapnya.

"Selain beberapa posko yang ada di tiap kecamatan, Kantor BPBD Kendal juga menjadi markas pusat Posko tersebut yang membuka layanan selama 24 jam," imbuhnya.

Sementara itu, Budiyono (40), warga Desa Mlatiharjo, Kecamatan Patean mengungkapkan jika memasuki musim hujan tahun ini sudah dua kali longsor terjadi di daerahnya. Menurutnya, peristiwa tersebut rutin terjadi lantaran tanah di daerah tersebut memang gembur sehingga mudah longsor jika hujan turun.

"Jika sudah kena longsor biasanya warga mengungsi, semoga ke depan warga sini aman dari longsor," katanya.