Nestapa Nining, Guru Honorer Gaji Rp 350.000/Bulan Tidur di Samping Toilet Sekolah
Merdeka.com - Nining (44), guru honorer yang sudah 15 tahun mengabdi di SDN Karyabuana 3, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, terpaksa membuat 'rumah' satu atap dengan toilet sekolah sejak dua tahun terakhir.
Nining dan suaminya, Eby (46) membangun 'rumah' dari triplek dengan atap asbes dan berlantai tanah berukuran tiga kali enam meter, tepat di samping toilet sekolah. Dapurnya ada di dalam toilet guru dan siswa.
'Rumah' barunya itu disekat dua menggunakan triplek, bagian belakang digunakan sebagai kamar. Bagian depannya berfungsi sebagai ruang tamu sekaligus warung jajanan anak sekolah.
"Dua tahun (tinggal di sini). WC (gabung) tempat masak, kalau tidur di samping WC, WC murid dan guru," kata guru honorer ini saat ditemui di kediamannya, Senin (14/7).
Agar tidak merasakan bau pesing yang menyengat dari dalam WC, Nining dan Eby suaminya, harus rajin membersihkan toilet.
"WC enggak direnovasi. Sudah lama. Musala tempat salat guru, saya taruh kompor. Enggak bau, saya bersihkan sendiri, tanggung jawab," terangnya.
Pendapatannya hanya Rp 350.000 per bulan, yang dibayar setiap tiga bulan sekali. Honor yang dia dapat digunakan untuk membiayai putra pertamanya sekolah yang kini telah lulus SMA dan bekerja merantau di Jakarta.
Begitupun untuk biaya putri keduanya yang menempuh pendidikan kelas dua MTs di Yayasan Darul Ullum, di Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Nining sebagai guru honorer, dan Eby suaminya bekerja sebagai buruh serabutan. Keduanya menjalani kehidupan secara ikhlas, agar kedua anaknya bisa menjadi orang sukses.
Guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya, Nining dan Eby membuka warung jajanan untuk anak-anak di sekolah tersebut. Eby dengan telaten menjaga warung kecil tersebut.
"(Anak) Dua, sekolah di MTs kelas dua yang kedua, yang pertama sudah lulus enggak dilanjutkan (kuliah). Anak harus sekolah terus, saya semangat (jadi guru honorer) untuk biaya sekolah (anak)," jelasnya.
Tak Kunjung Jadi PNS
Aliran listrik rumahnya menjadi satu dengan listrik SDN Karya Buana. Tak banyak barang elektronik di rumahnya, hanya ada rice cooker dan televisi tabung ukuran 14 inchi.
Rumah aslinya telah ambruk dua tahun silam lantaran telah rapuh termakan usia. Sedangkan, untuk membangun ulang rumahnya, Nining dan Eby terkendala biaya.
Nining menjadi guru kelas 1 dan mengajar seluruh mata pelajaran. Nining sebenarnya pernah berkuliah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang, Banten, tetapi tidak dilanjutkan dan berhenti pada semester empat.
Kemudian, dia melanjutkan Strata Satu (S1)-nya di Universitas Terbuka (UT) kelas jauh di Kecamatan Cibaliung. Nining mengejar gelar S1-nya dengan harapan bisa menjadi PNS.
Meski telah memiliki gelar sarjana, tetapi harapannya menjadi PNS seolah pupus, lantaran terbentur usia yang sudah memasuki 44 tahun.
"Merasa putus asa karena pemerintah enggak ada kebijakan buat saya (di angkat menjadi PNS). Putus asa usia sudah tua, bagaimana selanjutnya kalau enggak ada perhatian dari pemerintah," kata Nining dengan mata yang berkaca-kaca.
Sekolah Tak Beri Izin
Pihak SDN Karyabuana 3 mengklaim tidak mengizinkan Nining, guru honorer di sekolah tersebut dan suaminya, Eby, mendirikan rumah satu atap dengan toilet sekolah.
Sekolah yang berlokasi di Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, hanya mengeluarkan izin membangun rumah di lahan kosong lainnya yang masih dalam kawasan SDN Karyabuana 3.
"Kami sudah larang, jangan di sana (berdampingan dengan toilet), agak ke belakang. Rumah pertama rubuh, karena kecil," kata Sukron, Komite SDN Karyabuana 3, saat ditemui di ruang guru, Senin (14/7/2019).
Sukron mengklaim kalau pihak kecamatan sudah ingin membongkar rumah Nining karena dianggap tidak layak huni.
"Pak Camat sudah suruh bongkar, tapi tergantung (persetujuan) Bu Nining. Kami sudah mau bikin rumah di (tanah milik) ibunya. Semua sudah siap bantu," dia menerangkan.
Pihak Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang mengklaim berniat membangunkan rumah bagi Nining dan Eby.
"Sebenarnya sudah ditolak baik dari komite, kepala sekolah menolak (bangun rumah) di sana. Namanya WC mengganggu juga. Terpaksa mengizinkan dengan direnovasi, tambah ruang," kata Encep Hadikusuma, Sekretaris Camat (Sekmat) Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin (14/7).
Rencananya, tanah kosong di sebelah toilet dibangun rumah berukuran tiga kali enam meter untuk Nining dan Eby. Bagian depan dibangun ruang tamu sekaligus warung, bagian belakangnya disekat untuk kamar. Bagian belakang sekolah dan rumah Nining, merupakan hutan dan tanah kosong.
"Kami sepakat dibikinkan rumah, kebetulan mereka memiliki tempat (tanah), kami (akan) bangun (rumah) layak huni. Secepatnya dalam lima hari selesai. Swadaya, iuran," jelasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang
Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaIntip Jalan-Jalan Ala Sang Jenderal Polri, Pose di Warung Telur Asin Hingga Naik Becak
Sejumlah tempat sederhana hingga menakjubkan dikunjunginya. Tak lupa, ada momen unik saat sang jenderal bersantai. Seperti apa?
Baca SelengkapnyaGuru di Kupang Dituduh Cabuli 4 Siswa dalam Kelas dan Perpustakaan 3 Hari Berturut-turut
Seorang guru SD swasta di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT, DOS (56) dilaporkan ke Polres Kupang, karena diduga mencabuli empat siswanya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sadis! Ayah di Muara Baru Banting Anak hingga Tewas, Pelaku Dikenal Tempramen dan Pecandu Narkoba
Bocah di Muara Baru, Jakarta Utara tewas dibanting sang ayah Usmanto (43).
Baca SelengkapnyaTak Tega Lihat Sepatu Anak Didiknya yang Sudah Rusak, Aksi Terpuji Guru Ini Tuai Pujian Warganet
Guru bernama Pak Marga ini pun menyiapkan kejutan untuk siswanya ini.
Baca SelengkapnyaBadan Gemetar karena 2 Hari Tak Masak, Nenek Ini Bertahan Hidup dengan Rebusan Daun Singkong
Tinggal sendiri di rumah kontrakan, Nenek Nursi kesehariannya hanya berjualan sayur. Uangnya bahkan sempat diambil orang.
Baca SelengkapnyaSosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaPensiunan Guru Tersenyum Bahagia Duduk di Kursi Kerja Sang Putra, Anaknya Kini Jenderal Bintang 4 TNI Berkarier Moncer
Berikut potret pensiunan guru tersenyum bahagia bisa duduk di kursi kerja sang putra.
Baca SelengkapnyaDiremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca Selengkapnya