Toyota Raih Volume Ekspor Tertinggi di 2019, Model Fortuner dan Rush Terlaris
Merdeka.com - Meski ekonomi global alami krisis, ekspor kendaraan utuh atau complete built up (CBU) bermerek Toyota justru mencatat capaian tertinggi selama 5 tahun terakhir pada 2019. Jumlahnya mencapai 208.500 unit, naik tipis dibandingkan volume ekspor tahun sebelumnya.
Produk ekspor Toyota telah merambah lebih dari 80 negara tujuan di kawasan Asia-Pasifik, Timur Tengah, Amerika Latin, Afrika, dan Karibia.
Performa ekspor ini disokong model sport utility vehicle (SUV) Fortuner dan Rush, masing-masing sebesar 45.300 unit dan 50.300 unit. Model sedan Vios juga mencatat capaian positif dengan volume 31.000 unit.
Dari segmen Multi-Purpose Vehicle (MPV), model-model andalan seperti Kijang Innova dan Avanza turut berhasil dengan volume masing-masing 5.300 unit dan 28.900 unit. Sementara model Low Cost Green Car (LCGC) Agya mencapai volume 27.800 unit. Kemudian model Yaris, Sienta, dan Town Ace/Lite Ace melengkapi kinerja ekspor CBU Toyota dengan total volume 19.900 unit.
Tantangan Ekspor di Masa Depan
2020 Merdeka.com
Selain ekspor kendaraan utuh, Toyota juga mengirimkan kendaraan terurai atau complete knock down (CKD) sebanyak 45.400 unit. Lalu mesin bensin dan etanol dengan tipe TR dan NR dengan total 123.600 unit dan komponen kendaraan dengan volume 94,2 juta unit.
Mempertahankan dan meningkatkan performa ekspor merupakan hal tidak mudah karena menyangkut banyak faktor seperti daya saing, baik daya saing produk, infrastruktur pendukung maupun regulasi. Karena itu, kami berterima kasih atas dukungan dari semua pihak terutama pemerintah Indonesia yang selalu melakukan evaluasi terhadap sektor-sektor yang memengaruhi kegiatan ekspor nasional, ujar Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), dalam rilisnya, kemarin.
Menurut Warih, krisis global dirasakan sangat signifikan memperlambat laju pertumbuhan ekspor produk Toyota Indonesia. Belum lagi ditambah adanya hambatan dengan skema nontarif di beberapa negara tujuan ekspor, yang memperburuk performa pengiriman produk otomotif dari dalam negeri. Tantangan ekspor otomotif ke depan adalah menurunnya konsumsi produk otomotif imbas dari melemahnya kondisi perekonomian di negara maju. Mencari negara-negara tujuan baru menjadi penting untuk mempertahankan performa ekspor.
Adanya tambahan negara tujuan baru di kawasan Amerika Tengah, Mekong, dan Afrika cukup membantu dalam mengompensasi penurunan volume di beberapa negara terdampak krisis dan negara yang menerapkan hambatan nontarif, ujarnya.
Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam menambahkan, selain karena dampak krisis global, dirupsi digital juga menjadi tantangan sekaligus peluang tersendiri bagi industri otomotif. Untuk menghadapi hal tersebut, pihak korporasi tengah menyiapkan upaya, salah satunya dengan meningkatkan efisiensi melalui penerapan teknologi dengan tetap menjadikan sumber daya manusia (SDM) sebagai center of transformation.
Kompetisi ekspor yang makin ketat kedepannya, baik antar sesama pelaku industri otomotif maupun lintas sektor industri hingga persaingan antar negara dan antar kawasan, membutuhkan SDM berkapabilitas tinggi yang mampu menguasai teknologi guna melawan inefisiensi. Selain menjaga konsistensi perfoma ekspor maupun operasi yang telah eksis, saat ini kami tengah mempersiapkan diri agar transformasi menuju era elektrifikasi dan mobilitas dapat berjalan dengan mulus, pungkas Bob Azam.
(mdk/sya)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Daihatsu membukukan penjualan ritel 194.108 unit pada tahun lalu, naik 2,9 persen.
Baca SelengkapnyaCari SUV Tangguh, Berikut Daftar Harga Toyota Fortuner Terbaru
Baca SelengkapnyaTotal penjualan mobil hybrid Toyota mencapai 33.603 unit per November, meraih pangsa pasar 54,3 persen di pasar otomotif Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mobil hybrid makin populer di Indonesia sejak era elektrifikasi. Volume penjualannya tumbuh hingga mencapai hampir 70 ribu unit di tahun ini.
Baca SelengkapnyaDikutip Bloomberg.com (2/1), penjualan Tesla di kuartal akhir 2023 sebesar 484.507 unit di dunia. Sedangkan BYD lebih tinggi: 526.409 unit.
Baca SelengkapnyaProdusen mobil asal Jepang, Toyota berharap kasus kecurangan tes keselamatan anak perusahaannya yaitu Daihatsu, segera berakhir.
Baca SelengkapnyaSeluruh unit produksi oleh PT ADM Indonesia telah memenuhi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 33 Tahun 2018 tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor.
Baca SelengkapnyaBersama prinsipal, ADM memastikan semua mobil Daihatsu yang diproduksi, didistribusi, dan dipasarkan di Indonesia tidak punya masalah kualitas dankeselamatan.
Baca SelengkapnyaPihak Daihatsu juga menegaskan bahwa kendaraan Daihatsu memenuhi regulasi yang berlaku.
Baca Selengkapnya