Terios 7 Wonders Bengkulu: 'Surga' Air di Curug dan Mata Air Muara Karang

Merdeka.com - Di hari kedua (28/4) ekspedisi Terios 7 Wonders di Bengkulu, Merdeka.com dan rombongan mengunjungi destinasi Sungai Ketahun di Kecamatan Topos, Kabupaten Lebong. Sebelumnya kami menginap di tenda di bukit Tes, tak jauh dari Sungai Ketahun.

Di Wonders kedua ini, agenda kami adalah menyusuri Sungai Ketahun dengan rafting. Sungai lebar dengan arus cukup deras akibat hujan yang turun dua malam terakhir di Bumi Rafflesia ini. Air sungai agak kecoklatan.

Menurut pengelola Lebong Rafting, ada dua pilihan arum jeram di sini. Yang pertama, jarak pendek atau 7 kilometer dengan waktu tempuh selama 2 jam. Sedangkan jarak panjang (14 kilometer) yang ditempuh selama 4 jam. Dalam satu perahu karet dapat memuat 6 orang peserta dan dipandu oleh dua orang instruktur.

"Arung jeram di sini semakin populer. Sudah 40 ribu pengunjung yang melewati jeram di Sungai Ketahun ini," ujar pengelola Lebong Rafting.

Tim Terios 7 Wonders pun segera mengenakan perlengkapan arung jeram supaya aman. Tak sabar kami ingin bercengkrama dengan jeram-jeram Sungai Ketahun ini.

Jelang siang, kami terjun ke Sungai Ketahun. Adrenalin mulai mengalir deras seiring laju perahu kami menghindari jeram-jeramnya. Pemandangan di sisi kiri dan kanan Sungai Ketahun sangat luar biasa. Tebing dan pohon-pohon yang lebat.

Menurut pemandu, kami melewati beberapa view yang indah dan menantang selama melakukan jeram, tepatnya tiga lorong; Penantian, Kerinduan, dan Harapan. Entah makna apa di balik penamaan itu.

"Lorong-lorong tersebut dibentuk akibat gempa tektonik yang diberikan nama oleh Rosjonsah, Bupati Lebong," ujarnya.

Arung jeram pun selesai hampir jelang siang. Sajian bandrek di gelas bambu bagai puncak dari segala kesenangan siang itu.

Air Terjun dan Mata Air Panas Tri Muara Karang

Setelah puas bermain di Sungai Ketahun, kami melanjutkan perjalanan menuju destinasi ketiga, air terjun Muara Karang. Perjalanan menuju air terjun yang berada di Desa Blitar, Kabupaten Rejang Lebong, ini sangat menantang. Jalannya semi off-road dengan banyak batu dan kerikil besar. Jalan yang sangat cocok untuk mobil 4x4.

Lokasi air terjun ini bagai menjalani misi rahasia, jika melihat medannya. Tak heran sangat jarang wisatawan ke sini.

Kami harus melewati turunan dan tanjakan cukup ekstren dengan tanah basah, tapi kadang berkerikil besar serta berbatu. Jalannnya pun sangat sempit, hanya muat satu mobil, dengan semak-semak tinggi di sisi kiri-kanan, sebagai pagar kebun kopi milik warga. Sangat jarang kami berjumpa dengan warga. Semakin dalam ke lokasi, jalan semakin sempit dan off-road. Tiba-tiba ada rumah warga di tengah 'hutan' ini.

Saya yang duduk di All New Terios paling depan (nomor satu) membuka kaca dan menyapa seorang ibu berpakaian hitam yang sedang merapikan pakaian yang dijemurnya.

"Mampir sini," ujarnya dengan senyum polos. Tapi kami hanya bisa mengucapkan terima kasih sambil melambaikan tangan. Sebab hari makin sore. Kami terus melaju ke dalam dan makin dalam.

Bagai perahu, Terios bergoyang kiri-kanan di medan off-road tersebut. Tapi kami tidak pantang menyerah, karena All New Terios memiliki fitur keamanan lengkap. Seperti Anti-lock braking system (ABS) ang berfungsi mencegah ban terkunci saat melakukan pengereman mendadak; Electric Brakeforce Distribution (EBD), yang mengatur daya cengkeram masing-masing ban sehingga meningkatkan performa pengereman; Hill Start Assist, berfungsi untuk menahan mobil 3 detik saat menanjak agar tidak mundur meski pedal rem tidak diinjak, serta LED headlamps yang terang dan berwarna putih yang memudahkan saat melakukan penjelajahan di malam hari.

Akhirnya kami sampai di lokasi terdekat air terjun Muara Karang. Kami harus berjalan kaki di sini. Ada tiga air terjun di Desa Blitar ini; dua air dingin dan satu air panas. Air terjun tertinggi memiliki tinggi 70 meter. Untuk mencapai air terjun tersebut, kami harus menuruni turunan tajam yang belum memiliki tangga, sehingga harus menggunakan peralatan keamanan karena semua di sana masih alami.

Pemandangan di sekitar air terjun ini sangat mempesona. Kami semua terpana. Sayang, kami terlalu petang tiba di sini.

Kami juga mencoba mata air panas dekat air terjun ini. Treknya lebih bersahabat, namanya sumber air panas Tri Muara Karang. Kondisinya juga alami.

Tak buang-buang waktu, kami pun mandi di sana, berendam menikmati air panas yang pas di tubuh ini. Hangat, segar, dan menyenangkan!

Malam tiba, karena menyadari medan jalan yang cukup ekstrem ke sini, kami pun bergegas kembali untuk beristirahat di kaki Bukit Kaba.