Mengurai Dampak Relaksasi PPnBM Kendaraan Bermotor bagi Industri Otomotif Nasional
Merdeka.com - Program relaksasi pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) kendaraan bermotor sejak Maret 2021 efektif mendongkrak utilisasi industri otomotif nasional yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Hasil kajian lembaga Institute for Strategics Initiative (ISI) yang dipaparkan secara daring, kemarin (19/8), menyebutkan relaksasi PPnBM DTP kendaraan bermotor terbukti meningkatkan penjualan mobil kala pandemi.
Program ini juga terbukti menguntungkan semua pihak; masyarakat, industri otomotif, industri terkait dengannya, pemerintah, dan perekonomian nasional. Buktinya dapat dilihat dengan net impact dari perbandingan dampak mobil kala pandemi dengan penjualan mobil kala pandemi dengan program relaksasi.
Contohnya, program PPnBM DTP meningkatkan nilai penjualan mobil sebesar Rp 22,95 triliun, lebih tinggi dari periode sama tahun lalu yang Rp 10,62 triliun. PPnBM DTP juga berpotensi menciptakan penambahan output sebesar Rp 39,9 triliun dengan koposisi terbesar di industri pengolahan/manufaktur Rp 29 triliun; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar Rp 1,7 triliun.
PPnBM DTP juga berpotensi menciptakan kesempatan kerja total bagi 183 ribu Orang termasuk reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 17.719 orang.PPnBM DTP berpotensi menciptakan pendapatan rumah tangga total Rp 6,6 triliun termasuk reparasi mobil dan sepeda motor Rp 17,7 miliar.
Sementara dari sisi pemerintah, total pendapatan negara yang diperoleh dari PPnBM DTP sebesar Rp 5,17 triliun, lebih tinggi dari periode sama tahun lalu yang Rp 3,3 triliun. Potensi pendapatan itu dipungut dari kenaikan penjualan mobil sebesar Rp 5,17 triliun yang berasal dari biaya pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak kendaraan bermotor (PKB dan BNKB). Insentif PPnBM bagi sektor otomotif juga memberikan dampak peningkatan permintaan input di sektor industri sebesar Rp 29 triliun.
"Relaksasi ini mampu meningkatkan volume penjualan mobil, penyerapan tenaga kerja lebih tinggi, peningkatan pendapatan rumah tangga dan pendapatan negara dan pada akhirnya membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional," demikian satu kesimpulan hasil kajian ISI, yang disampaikan di webinar bersama Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), kemarin (19/8).
Dampak bagi Hulu Sektor Otomotif
Industri otomotif merupakan sektor yang memiliki multiplier effect yang tinggi terhadap sektor-sektor yang terkait dengannya. Di hulu, sektor otomotif, telah meningkatkan demand atas output sektor seperti industri komponen mesin, ban, valve, filter dan lain sebagainya. Sementara itu, ke hilir produk otomotif telah berdampak terhadap sektor pembiayaan keuangan, alat transportasi dan lainnya, kata Luky Djani, Direktur ISI.
Menurut Luky, kebijakan ini telah menjadi game changer di tengah pandemi. Dengan multiplier effect yang tinggi, maka sebaiknya kebijakan ini diperpanjang oleh pemerintah.
Kajian dampak ini menggunakan analisis I-O (Input-Output) data penjualan mobil yang masuk dalam skema relaksasi. Analisis I-O ini didasarkan pada tabel I-O yang dirilis oleh BPS pada Mei 2021. Kajian dampak ini dibagi dalam tiga periode waktu penjualan, yaknipertama periode sebelum pandemi (Maret-Mei 2019); Kedua periode awal pandemi (Maret-Mei 2020) dan Ketiga, periode pada saat pandemi dan pemberlakuan program relaksasi PPnBM DTP (Maret-Mei 2021). Kajian dampak ekonomi program relaksasi ini dilihat dari aspek kontribusi terhadap output ekonomi nasional, penyerapan tenaga kerja, pendapatan rumah tangga dan pendapatan negara.
(mdk/sya)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini Syarat Harus Dilakukan Pemerintah Jika Ingin Naikkan Pajak Sepeda Motor BBM
Sangat disayangkan jika dukungan tersebut jadi dalih untuk memaksa masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaSekeluarga Naik Motor Terperosok ke Jurang, Satu Meninggal Dunia
Satu dari tiga korban meninggal dunia, sementara dua lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaUMKM Otomotif Bakal Dikasih Modal Rp2 Triliun untuk Rakit Komponen Mobil Listrik
Dengan pendanaan itu, UMKM otomotif nantinya bisa dipertemukan dengan pelaku industri kendaraan listrik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Program Subsidi Sepeda Motor LIstrik Sepi Peminat, Menko Luhut Beri Alasan Begini
Percepatan realisasi anggaran subsidi untuk pembelian maupun konversi motor listrik penting untuk meyakinkan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaLuhut Akhirnya Buka Suara Soal Rencana Kenaikan Pajak Sepeda Motor
Strategi pemerintah menekan polusi dengan menaikkan pajak, hingga menerapkan area ganjil genap, termasuk untuk kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaBenarkah Pemerintah akan Naikkan Pajak Sepeda Motor? Begini Penjelasan Jubir Menko Luhut
Rencana menaikkan pajak sepeda motor jadi salah satu strategi untuk menekan angka polusi di kota-kota besar seperti Jakarta.
Baca SelengkapnyaAturan Diubah, Badan Usaha Bisa Nikmati Subsidi Konversi Motor Listrik Rp10 Juta dari Pemerintah
Dadan mengakui sudah ada perusahaan yang disasar untuk diberikan insentif tersebut.
Baca SelengkapnyaSelalu Perhatian dengan Barang Pemilik Motor yang Tertinggal, Aksi Amanah Tukang Parkir Ini Banjir Pujian
Bekerja sepenuh hati membuat pekerjaan terasa lebih ringan dan mendapat buah baik.
Baca Selengkapnya