Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Program KB, dulu berjaya kini terbengkalai

Program KB, dulu berjaya kini terbengkalai Perayaan 50 tahun pernikahan Haryono Suyono. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) di era Presiden Soeharto dulu sangat gencar. Dimotori oleh Menko Kesra dan Kepala BKKBN Haryono Suyono saat itu, program KB sangat familiar di masyarakat dan menjadi sebuah gerakan yang mengakar di grass root.

Tapi bagaimana dengan saat ini? Program KB yang dimotori oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) seakan asing di mata masyarakat. Hal ini diperparah dengan jabatan Kelapa BKKBN yang hingga saat ini masih kosong. Kondisi seperti ini mengundang keprihatinan Haryono Suyono. Sebagai orang yang dulu pernah menyukseskan program KB, dia berharap program ini bisa kembali berjaya, sehingga bisa menekan laju pertumbuhan penduduk.

Apa yang membuat program KB ini sekarang tidak maksimal? Selain kurang adanya dukungan penuh dari pemerintah, program yang ditawarkan pun dirasa tidak sesuai.

"Saya kira bukan hanya dukungan tetapi yang ditawarkan keliru. Terbukti kelahiran naik lagi. Terbukti ibu hamil naik lagi. Terbukti kematian anak naik lagi. Kemiskinan tidak turun-turun. Kenapa karena orang-orang yang mencari bagaimana supaya tidak miskin itu tidak dikasih tahu. Mungkin mereka perlu keterampilan-keterampilan mengolah yang ada di desa. Tetapi tidak diberikan," kata Haryono Suyono dalam wawancara khusus dengan merdeka.com minggu lalu.

Berikut wawancara lengkapnya:

Zaman bapak dulu, BKKBN maju pesat dan pelaksanaan KB sukses di masyarakat, bagaimana saat ini?

Sekarang ini program BKKBN sudah saya ubah, jadi kalau dulu pada tahun 70-an itu petugasnya menyodorkan kontrasepsi tetapi tahun 90-an kita ubah menyodorkan 8 penguatan keluarga.

1. Fungsi agama

2. Fungsi cinta kasih

3. Fungsi perlindungan

4. Fungsi kesehatan dan KB

5 dan fungsi pendikiakn, kewirausahaan dan lingkungan

Jadi lebih komprehensif. Tetapi pada tahun 2000 dikembalikan lagi seperti tahun 70-an sehingga mulai tahun 2000 sampai sekarang program KB-nya tidak laku jual karena apa yang dibawa itu kontarsepsi. Tujuh dari keluarga itu sudah memakai kontasepsi. Kalau kamu sudah makai ditawari, itu kan buat apa orang sudah makai. Mesti itu yang ditawarkan komprehensif bagaimana membangun keluarga secara keseluruhan, tetapi BKKBN masih rada alergi terhadap keseluruhan karena rasanya dia punya hanya kontrasepsi. Padahal kesehatannya dia punya kan Kementerian Kesehatan, industrinya dia punya Kemendagri.

Jadi sebetulnya BKKBN ini tugasnya ke beberapa sektor. Jadi tugasnya bukan menawari penduduk tapi bagaimana pendukuk ke beberapa sektor. Nah itu berjalan 15 tahun. Nah sekarang ini kepalanya juga belum ditunjuk dan sekarang ini makin tidak jelas ini terus saja sampai kedekatannya tidak dijelaskan BKKBN ini akan gagal kembali.

Berati menurut bapak sekarang ini BKKBN tidak maksimal?

Jadi dengan melihat apa yang ditawarkan sama seperti itu saya katakan tidak bagus. Sudah barang tidak laku karena sudah dimiliki masyarakat. Jadi 6, 7 sampai 10

keluarga itu sudah memiliki kontrasepsi itu bagaimana memelihara tidak dibuang. Jadi bagaimana memelihara keluarga-keluarga Yang enggak pakai spiral itu bagaimana memperoleh kesejahteraan itu.

Misalnya kalau mau buka industri bagaimana mendekatai Dinas Perindustrian. Bagaimana mau mimpin koperasi bagaimana mendekati Dinas Koperasi. Mau sekolah bagaimana mau sekolah. Jadi ilmu seperti itu yang harus ditawarkan kepada masyarakat desa.

Berarti bapak melihat kegagalan?

Tidak fokus belum tentu gagal. Terbukti 15 tahun ini gagal.

Apakah karena kurang dukungan dari sejumlah pihak?

Saya kira bukan hanya dukungan tetapi yang ditawarkan keliru, terbukti kelahiran naik lagi. Terbukti ibu hamil naik lagi. Terbukti kematian anak naik lagi. Kemiskinan tidak turun-turun. Kenapa karena orang-orang yang mencari bagaimana supaya tidak miskin itu tidak dikasih tahu. Mungkin mereka perlu keterampilan-keterampilan mengolah yang ada di desa. Tetapi tidak diberikan.

Peran pemerintah sekarang dibanding pemerintahan Pak Soeharto dulu terkait BKKBN?

Alhamdulillah jaman Pak Harto mendukung. Tapi sekarang kalau menawarkan tidak menarik bagaiman mencari dukungan. Kalo kita pinter menawarkannya pasti mendapat

dukungan. Jadi promosinya itu tidak menarik sehingga dukungannya tidak ada.

Masukan buat pemerintah sekarang apa?

Oh iya kita mengrim anu mengirim memo-memo kepada presiden, kepada menteri-menteri, nulis di koran.

Bagaimana soal laju penduduk di Indonesia sekarang, apakah sudah dalam kondisi mengkhawatirkan?

Sangat mengkhawatirkan. Karena tingkat kelahiran dan pertumbuhan naik lagi. Jadi dulu sudah kita turunkan pada tahun 2000 sampai sekarang naik lagi. Ini sudah beberapa bulan kepala BKKBN-nya kosong. Kalau kosong aksesnya di daerah menjadi sangat tipis karena komandannya tidak ada. Kalau dulu saya petakan. Petakannya kita umpan balik kepada pemimpin di daerah kepada gubernur, kepada bupati. Eh gubenur eh bupati kamu harus begini. Itu saya perhatikan saya surati kepada Pak Presiden kalau jelek dan kadang-kadang kalau desanya nggak maju-maju saya panggil ke sini saya ajak ngadep gubernurnya. Eh kamu dipanggil presiden daerah kamu nggak maju-maju ini. Kalau dipanggil presiden kan nggak bisa apa-apa. Sekarang nggak ada gubernur yang dipanggil presiden karana pertumbuhan penduduknya nggak turun-turun. Jaman itu ada gubernur dipanggil presiden kalau ada kesalahan.

Dua anak cukup, tagline KB saat ini apakah masih relevan?

Tadinya kan dua anak lebih baik saya kritik habis-habisaan. Dikembalikan lagi dua anak cukup. Karena dua anak lebih baik itu diplesetkan. Dua anak lebih baik. Jadi dua anak lebih itu yang baik, nah itu yang salah karena kok komunikasi tidak jelas lalu saya kritik habis-habisan akhirnya diganti dua anak cukup.

Di dunia, posisi demografi Indonesia seperti apa?

Secara menyeluruh Indonesia provinsi demi provinsi sekarang ini menerima kenyataan baru bahwa penduduk usia 15 sampai 60 tahun itu lebih banyak dari penduduk yang di bawah 15 dan di atas 60 tahun. Kalau lebih banyak dan bekerja kemakmurannya akan bertambah, tetapi kalau lebih banyak ngangur dengan sendirinya kita semakin sengsara. Jadi banyak tempat penduduk usia 15 sampai 60 tahun ini tidak bekerja. Penganggurannnya banyak atau yang perempuannya sekolahnya tinggi tapi masuk jadi ibu rumah tangga. Usianya produktif tapi dia tidak bekerja.

Penduduknya bertambah besar penduduknya suburnya juga bertambah banyak tetapi belum dimanfaatkan dengan tepat. Program-program katakanlah yang padat karya itu

katakanlah tidak menjadi massal. Padahal mestinya jadi program yang massal sehingga penduduk kita tidak menjadi pembantu di luar negeri atau menjadi pekerja di luar negeri. Kalau kerjaan di sini banyak kan bekerja pada bangsa dan negaranya produktivitasnya tinggi. Tapi ternyata kerjaanya nggak ada, ibu-ibu yang dari desa pergi ke luar negeri ke Arab Saudi menjadi pembantu. Coba kalau di desanya banyak pekerjaan kan lebih senang di desanya.

Kenapa BKKBN sampai saat ini belum jadi kementerian yang mandiri, masih badan?

Dulu pernah jadi kementerian kan tapi sejak tahun 2000 dihilangkan. Nah itu kesalahan fatal pemerintah sampai sekarang kesalahan fatal itu belum diperbaiki. Sudah sering saran saya ajukan harus jadi kementerian sehingga kepalanhya itu bisa bicara derajatnya dengan kementerian lain karena program yang diatur dia sudah lintas kementerian. Jadi mengantarkan penduduk mencari sekolah. Nah itu kan dia harus berhadapan dengan Kementerian pendidikan kalau di sini cuma kepala saja mau ngomong, aduh saya ini sibuk. Nah kalau jadi kementerian loh saya ini menteri masa ngomong sesama menteri nggak bisa.

Waktu itu saya begitu. Waktu kementerian saya ngomong sama para menteri saya ngomong saya minta per KB bibit kepala hibrida langsung dikasih kementerian pertanian tidak usah BKKBN yang mensuplai. Apa yang dibutuhkan bisa disuplai dengan sektor-sektor tadi.

Saran sebagai tokoh BKKBN?

Saran saya adalah satu, bahwa kegiatan BKKBN itu harus terjun sampai ke kabupaten kota dan kecamatan.Tidak di tingkat nasional, tidak di tingkat provinsi, tetapi di

tingkat kabupaten, kecamatan dan desa.

Yang kedua, yang dibawa BKKBN bukan lagi kontrasepsi saja. Tetapi bagaimaan penduduk yang 60 persen itu sudah ber-KB itu ditawarkan berbagai intasnsi untuk mendapat dukungan pembangunan sehingga mereka yang sudah KB itu berubah bagaimana menjadi keluarga sejahtera. Jadi yang KB itu harus ditolong sehingga yang KB tidak menjadi semakin miskin. Jadi harus punya peta seluruh daerah bahwa yang daerah-daerah miskin ini harus mendapat atensi dari berbagai kementerian. Jadi pendekatan yang dibawa adalah pendekatan holistik.

Lalu yang ketiga adalah bahwa keluarga yang pra-sejahtera dan miskin ini harus dimonitor apakah harus mengikuti dari tahun ke tahun itu makin habis atau sama saja. Kalau makin habis harus dipetakan dimana yang masih pra-sejahtera harus makin menjadi sejahtera.

(mdk/war)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Lewati Jembatan Mengerikan, Begini Penampakan Markas KKB Kini Dikuasai TNI, Banyak Barang Berbahaya
Lewati Jembatan Mengerikan, Begini Penampakan Markas KKB Kini Dikuasai TNI, Banyak Barang Berbahaya

Prajurit TNI berhasil kuasai markas KKB hingga temukan barang berbahaya. Simak informasi berikut.

Baca Selengkapnya
Momen Mpok Alpa Diminta Tes Kehamilan oleh Tim Program Acaranya, Begini Hasilnya
Momen Mpok Alpa Diminta Tes Kehamilan oleh Tim Program Acaranya, Begini Hasilnya

Momen Mpok Alpa diminta tes kehamilan karena terlambat datang bulan oleh tim program acaranya, begini hasilnya.

Baca Selengkapnya
Jangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya
Jangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya

Kenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kronologi Terungkapnya Kasus Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi, Tusuk hingga 20 Kali
Kronologi Terungkapnya Kasus Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi, Tusuk hingga 20 Kali

"Begitu di sana kita olah TKP, barbuk hanya pisau saja, pisau sempat dicuci, pisau dapur."

Baca Selengkapnya
Keberlanjutan Program Bantuan Pangan, Jokowi Tunggu Sampai Juni: Kita Lihat Ada Anggaran Enggak
Keberlanjutan Program Bantuan Pangan, Jokowi Tunggu Sampai Juni: Kita Lihat Ada Anggaran Enggak

Ayu, salah seorang penerima bantuan, mengaku bersyukur atas bantuan pangan yang diberikan pemerintah.

Baca Selengkapnya
Beda Program Ganjar dan Prabowo Versi Sekjen PDIP
Beda Program Ganjar dan Prabowo Versi Sekjen PDIP

Hasto menyebut berbagai program Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024 memang lebih besar mencapai Rp 506 triliun.

Baca Selengkapnya
Penyebab Anak Terlambat Bicara, Kenali Ciri-Cirinya
Penyebab Anak Terlambat Bicara, Kenali Ciri-Cirinya

Keterlambatan bicara pada anak dapat dapat menjadi sumber kekhawatiran bagi orang tua.

Baca Selengkapnya
8 Tanda Munculnya Rasa Kesepian di Dalam Dirimu Tanpa Disadari
8 Tanda Munculnya Rasa Kesepian di Dalam Dirimu Tanpa Disadari

Rasa kesepian bisa kita alami secara tiba-tiba, penting untuk mengenalinya secara tepat walau kadang kondisi ini tidak disadari.

Baca Selengkapnya
Bertemu Emak-emak di Magelang, Istri Ganjar Kenalkan Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana
Bertemu Emak-emak di Magelang, Istri Ganjar Kenalkan Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana

Bertemu Emak-emak di Magelang, Istri Ganjar Kenalkan Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana

Baca Selengkapnya