PAN: Agar tak korupsi, elite partai harus sudah mapan
Merdeka.com - Politisi kerap identik dengan praktik Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN). Tidak jarang para politisi harus berurusan dengan penegak hukum karena perilakunya yang menerima suap dan mencuri uang rakyat.
Tidak jarang para politikus korup tersebut berakhir di penjara. Bahkan sering ditemukan elit partai yang berada di puncak kekuasaan justru terjerat kasus korupsi.
Misalnya saja, Anas Urbaningrum yang harus mundur dari ketua umum Demokrat karena terjerat kasus korupsi Hambalang. Kemudian baru-baru ini, Sekjen NasDem Patrice Rio Capella juga harus masuk penjara KPK karena menerima suap Rp 200 juta dari pihak Gubernur Sumut nonaktif Gatot Pujo Nugroho.
Berkaca dari fakta banyaknya elite Parpol yang tersandung kasus korupsi, Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno mengatakan, agar tak lagi korupsi pimpinan Parpol harus diisi oleh kader-kader yang sudah mapan atau berkecukupan secara ekonomi. Sebab, jika elite parpol sudah mapan, satu-satunya yang dpikirkan adalah kepentingan organisasi, bukan kepentingan diri sendiri.
"Kalau kita sudah di elite partai ya idealnya kan kita sudah matang dalam berpolitik dan berorganisasi. Atau kita sudah matang atau independen secara ekonomi. Sehingga kita tidak memikirkan hal-hal lain selain membesarkan partai. Tidak memikirkan hal bagaimana saya mencari uang agar dapur dapat mengepul. Atau bagaimana saya mencari kesempatan untuk memiliki uang lebih," kata Eddy ketika berincang dengan merdeka.com di Kantor DPP PAN, Jalan Senopati No. 133, Jakarta Selatan, Jumat (13/11).
"Jadi menurut saya, siapa pun yang memiliki kematangan berorganisasi dan kematangan ekonomi mestinya ya kriteria itulah yang menduduki elite Parpol supaya kasus korupsi dan penyelewengan lain itu tidak terjadi," sambungnya.
Bagi Eddy, panggilan sejati menjadi seorang politisi terletak pada dedikasi yang tinggi pada rakyat dan Parpol. Memiliki kehidupan yang ganda (berpolitik dan mencari keuntungan) bukanlah identitas politisi yang sebenarnya.
"Mestinya kader yang duduk di elite tidak perlu memilki kehidupan yang berlebih karena sudah matang," tegas dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sempat Dicabut, Eks Wamenkumham Eddy Hiariej Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan
Pada gugatan pertama, tidak ada penjelasan kubu Eddy perihal pencabutan yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaKPK Tunggu Salinan Putusan Usai Kalah Gugatan dari Eddy Hiariej
Ali menegaskan dalam penetapan Eddy sebagai tersangka dugaan kasus korupsi telah memiliki dua alat bukti.
Baca SelengkapnyaKasus Dugaan Korupsi Impor Emas, Kejagung Sita 17 Keping Logam Mulia
Penyidik Kejagung masih medalami temuan barang bukti tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kejagung Didesak Buru Tersangka Lain Kasus Korupsi Transaksi Emas Antam
Upaya hukum harus dimaksimalkan agar kerugian negara yang hilang bisa dikembalikan.
Baca SelengkapnyaKalah Praperadilan, KPK Kaji Penerbitan Sprindik Baru Eks Wamenkum HAM Eddy Hiariej
KPK mengajak seluruh masyarakat untuk terlibat dalam mengawal dan mengawasi proses hukum dalam penanganan kasus yang menjerat Eddy Hiariej.
Baca SelengkapnyaDiskon Pembelian Emas Diterima Budi Said Dinilai jadi Pintu Masuk Penyidikan Kejagung
Crazy Rich Surabaya, Budi Said terseret dugaan penipuan investasi pembelian emas Antam senilai Rp3,5 triliun
Baca SelengkapnyaLagi, Erick Thohir akan Laporkan Dua Dapen BUMN ke Kejagung karena Terlibat Korupsi
Erick Thohir menyebut, pelaporan dua Dapen ke Kejagung tersebut terkait dengan persoalan korupsi.
Baca SelengkapnyaKPK Soal Hakim Gugurkan Status Tersangka Eddy Hiariej dengan KUHAP: 20 Tahun SOP Digunakan Tidak Ada Persoalan
Penetapan Eddy Hiariej sebagai tersangka oleh KPK dinyatakan gugur setelah praperadilan guru besar Ilmu Hukum Pidana itu dikabulkan Pengadilan Negeri Jaksel.
Baca SelengkapnyaEks Wamenkumham Eddy Hiariej Menangkan Gugatan Praperadilan Lawan KPK
KPK menyatakan Eddy sebagai tersangka dugaan penerimaan gratifikasi.
Baca Selengkapnya