Mimpi Lennon dunia damai

Merdeka.com - Cukup banyak film menggambarkan sosok selebritas. Namun satu ini berbeda lantaran tokoh utamanya John lennon, vokalis band paling legendaris sejagat the Beatles.

Lennon bukan sekadar penyanyi berkaca mata eksentrik dan lagu-lagu soal cinta, namun pemikirannya jauh lebih berbahaya. Setidaknya itu ada di benak pemerintahan Amerika Serikat saat Presiden Richard Nixon berkuasa. Lennon menjadi pengkritik nomor satu Perang Vietnam dilancarkan Nixon bersama militernya seperti terekam dalam film semi dokumenter the U.S vs John Lennon.

Dilansir dari situs imdb.com pada 2006, Lennon bertransformasi dari anggota band paling tersohor di masanya menjadi penggiat antiperang. Dia serius mengkampanyekan perdamaian selama 1960 hingga ajal menjemput dua dasawarsa kemudian.

Film itu gamblang menceritakan upaya Nixon membungkam Lennon berdasarkan laporan pelbagai pihak, termasuk dinas intelijen Amerika CIA dan istri Lennon, Yoko Ono. Bersama sang istri, Lennon giat menggerakkan unjuk rasa, termasuk paling populer bertema Beri Kesempatan Pada Perdamaian (Give Peace a Chance).

Penulis John W Whitehead seperti dilansir situs rutherford.org awal bulan ini, mengatakan pengaruh Lennon dan the Beatles mampu mengubah kekerasan menjadi revolusi damai. Ini dibuktikan setelah kematian pahlawan kulit hitam Martin Luther King Jr dan Bobby Kennedy pada 1968.

Sekitar sepuluh ribu orang turun ke jalan dalam konvensi nasional Partai Demokrat. Keadaan kacau. Polisi bertindak brutal dan melempari para demonstran dengan batu. Jurnalis dan paramedis ikut menjadi korban. Kekerasan serta pemberontakan seolah tidak terpisahkan. Namun the Beatles merespon ini dengan sebuah revolusi spiritual dari lagu-lagu mereka dan mampu meredakan ketegangan.

Namun perjuangan ini bukan tanpa perlawanan bahkan dari media. Pers bawah tanah, termasuk surat kabar the Village Voice, mengkritik lagu-lagu Lennon karena menyerukan pemberontakan langsung kepada pemerintah. Namun musikus ini menanggapi dengan santai. "Jika ingin mengubah seseorang maka harus dimulai dengan mengubah pola pikirnya. Tak hanya melawan pemerintah namun mereka juga harus mengerti apa yang salah. Tidak ada pilihan lain," ujar Lennon.

Tidak butuh waktu lama bagi Lennon menggugah dunia. Dia mengakui menggunakan status selebritasnya demi mengajak banyak orang untuk cinta perdamaian dan mendistribusikan ide-idenya tentang cara mengubah dunia. Lagu Give Peace a Chance dan Imagine telah menjadi mantra menyihir warga Amerika buat menuntut Perang Vietnam dihentikan secepatnya. Pengunjuk rasa pada 16 November 1969 mencapai setengah juta dan berkumpul di Monumen Washington.

Berbeda dengan anggota the Beatles lainnya kondang sebab musik mereka. Lennon memang unik namun kebesarannya bisa tertakar dengan melihat siapa musuh-musuh dia dan tentu saja orang-orang kuat termasuk Nixon. Termaktub dalam buku berjudul A Governmeny of Wolves: The Emerging American Politic State, Biro Intelijen Federal Amerika (FBI) memasukkan Lennon sebagai musuh nomor satu pemerintah negara adikuasa itu. Dia menjadi orang paling dicari oleh FBI dan Badan Keamanan Nasional (NSA).

Buku setebal 400 halaman ini menulis pelbagai rencana untuk menyingkirkan sang musikus termasuk mendeportasi dia ke Inggris dengan tudingan penggunaan narkotika.

Lennon dan the Beatles bukan hanya mewariskan musik, namun juga pemikiran akan perubahan dunia ke arah lebih baik.

Bayangkan semua orang hidup damai.

Kalian boleh sebut saya seorang pemimpi.

Tapi saya tidak sendirian.

Saya berharap suatu hari kalian akan bergabung bersama kami.