Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menjual Ma'ruf Amin berharap milenial

Menjual Ma'ruf Amin berharap milenial Deklarasi Kampanye Damai. ©2018 Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho

Merdeka.com - Sarung warna krem, berjas putih, berpeci hitam dan beralas sandal kulit. Tampilan khas Ma'ruf Amin di tengah massa DPW PKB Jawa Timur. Berpidato. Berdiri di atas panggung. Dijaga empat petugas keamanan khusus PKB sekelilingnya. Gaya bicaranya pelan. Tidak menggebu-gebu. Namun, tetap membuat para kader PKB dan massa lainnya tak padam semangat.

Ma'ruf Amin merupakan ulama besar bagi kalangan Nahdliyin alias warga Nahdlatul Ulama (NU). Biasa disebut kiai. Dalam acara konsolidasi kader PKB se-Jawa Timur di Surabaya, Sabtu pekan lalu, dia hadir sebagai calon wakil presiden. Pendamping Joko Widodo (Jokowi) untuk Pilpres 2019 mendatang.

Hadir sebagai bintang utama, Ma'ruf tidak menyinggung tentang program. Di usia sudah 75 tahun, dalam orasinya hari itu hanya membakar semangat para kader untuk memenangkan PKB sekaligus Jokowi-Ma'ruf Amin. Walau ucapannya teduh, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu tidak membuat massa bosan. Mereka mendengarkan baik-baik. Tertib. Seolah mendengar ceramah dari sang kiai. Meski beberapa kali teriakan massa terdengar ketika diajak menggaungkan yel-yel.

"Satukan Indonesia, Jokowi-Ma'ruf Amin," ucap Ma'ruf. Massa langsung menyambut. Koor seluruh kader, "Menang, menang, menang!" Ucapan itu diulang beberapa kali.

Ada kalanya dia bercerita. Membuat metafora bagaimana dirinya berkenan menjadi cawapres Jokowi. Cerita itu dia pernah dengar ketika masih duduk di Madrasah Ibtidaiyah atau sekelas Sekolah Dasar (SD). Bercerita tentang seorang bapak tua tengah menanam pohon buah. Lalu seseorang mempertanyakan alasan bapak tua itu bertanam. Sebab pohon buah itu tentu tidak akan dinikmati bapak tua tersebut.

Dari situ, kata Ma'ruf, si bapak tua punya jawaban dan kini menjadi pelajaran penting bagi dirinya. Dalam cerita, bapak tua itu menjawab bahwa buah ini bukan untuk dinikmati dirinya melainkan untuk generasi di masa mendatang. Seolah punya keterkaitan dengan kondisi dialami Ma'ruf saat ini.

"Maka itu saya katakan bukan buat saya, tapi generasi mendatang. Para Milenial. Makanya milenial dukung Jokowi-Ma'ruf Amin," ucapnya.

Selain memberi cerita, Ma'ruf juga berpesan kepada seluruh santri NU untuk tidak mudah putus asa. Contohnya, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Menurut dia, dengan latar belakang santri, Gus Dur sukses menjadi Presiden RI ke-4. Dan di Pilpres 2019, giliran seorang Ma'ruf Amin terpilih sebagai cawapres.

"Saya bilang jangan putus asa, jangan rendah hati. Santri harus berbesar hati, santri bisa jadi apa saja, bisa jadi kiai, pengusaha, menteri, wakil persiden bahkan bisa menjadi presiden," imbaunya.

Gaya komunikasi Ma'ruf itu menjadi poin penting partai koalisi. Mereka tidak risau. Peran Ma'ruf diharapkan menjadi perekat bangsa. Sehingga dengan gaya seperti itu diharapkan para pendukung menjadi lebih sejuk hatinya.

Diakui juru bicara tim sukses Koalisi Indonesia Kerja, Ace Hasan Syadzily, sosok Ma'ruf Amin sebagai tokoh Islam di Indonesia bisa meraup suara kalangan muslim. Bagi kalangan muslim, Ma'ruf merupakan sesepuh sangat dihormati. Apalagi bagi kaum muslim tradisional. Magnet Rais Aam PBNU tersebut bisa menjadi lumbung suara signifikan.

maruf amin bertemu istri gus dur sinta nuriyah

Maruf Amin bertemu istri Gus Dur Sinta Nuriyah ©2018 Liputan6.com/Herman Zakharia

Jadi perekat bangsa

Tak hanya mengandalkan pribadi sebagai tokoh agama. Ma'ruf Amin ternyata seorang ekonom muslim. Ahli dalam ekonomi syariah dan memiliki visi membangun arah baru ekonomi Indonesia. Hal ini dirasa sejalan dengan Jokowi ingin menjadikan Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terkuat di Asia.

Walau begitu, Ace mengakui, sosok Ma'ruf masih menyisakan masalah kebangsaan usai Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu. Banyak pihak masih mempermasalahkan ideologi bangsa. Utamanya akibat sentimen agama. Seperti mempertentangkan Islam dan Pancasila.

Demi meredam isu kebangsaan itu, pihaknya berencana untuk mempertemukan Ma'ruf Amin dengan pendukung Basuki Tjahatja Purnama alias Ahok. Sebab, tahun 2016 silam, Ma'ruf Amin sebagai Ketua MUI mengeluarkan fatwa dan menyebut ucapan Ahok mengenai surah Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu sebagai pelecehan agama. Tak hanya itu, Ma'ruf juga menjadi saksi ahli memberatkan Ahok dalam persidangan.

Pertemuan antara Ma'ruf dan pendukung Ahok dianggap bisa menjadi jalan tengah. Semata untuk membuktikan banyak pihak mempertanyakan komitmen pluralisme sang Kiai. Termasuk kepada mereka memiliki prefensi politik berbeda seperti Ahokers. "Figur Kiai Ma'ruf Amin adalah yang bisa menjadi kekuatan merekatkan semangat kebangsaan di Indonesia," kata Ace kepada merdeka.com Rabu pekan lalu.

Politisi Partai Golkar ini menyadari masih banyak pihak mengaitkan isu agama dalam ranah politik. Ketika bicara agama dan politik. Potensi ini menjadi dasar Jokowi memilih pasangan untuk berlaga sebagai inkumben di Pilpres 2019. Maka dari itu sosok Ma'ruf jadi pilihan tepat mendampinginya. Terpilihnya sosok Ma'ruf sekaligus membawa pesan bahwa Jokowi menerima sumber nilai dengan menjadikan tokoh agamawan sebagai cawapres.

Selain melawan pelbagai isu, di tahun politik ini suara milenial dianggap sangat menentukan kemenangan para kandidat. Menurut data Kementerian Dalam Negeri jumlah pemilih milenial mencapai 100 juta jiwa dari jumlah pemilih mencapai 196,5 juta jiwa. Sementara lembaga survei Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) menyebut ada 34,4 persen jumlah pemilih milenial dengan usia 17-34 tahun.

Dalam hal ini, Ace meyakini sosok Ma'ruf tetap jadi primadona bagi generasi milenial. Menurutnya, demi mendapatkan perhatian milenial cawapres nomor urut 01 itu tak mesti jadi milenial dalam bentuk fisik. Tetapi, kata Ace, Ma'ruf memberikan ruang agar anak muda tumbuh menjadi pengusaha baru lewat ekonomi kreatif.

"Jadi kita tidak bisa memahami milenial dalam bentuk fisik saja," kata Ace.

Lebih jauh, Ace menyebut, Ma'ruf Amin memang tak dipersiapkan untuk kalangan milenial. Sebab sosok capresnya, Jokowi sudah mampu merebut hati generasi muda. Lagi pula, demi menarik simpati milenial tak perlu menjadi milenial. Melainkan sejauh mana kebijakan dan program kerja bisa memberikan ruang bagi anak muda. Lewat pemanfaataan teknologi komunikasi dan informasi anak muda harus diberikan ruang untuk turut andil dalam pembangunan.

Sulit adaptasi di politik

Memakai gaya komunikasi ala kiai, membuat Ma'ruf tidak begitu mendapat sorotan. Dia hanya dianggap sebagai pelengkap. Kondisi ini lantaran Ma'ruf memiliki basis massa muslim besar. Apalagi merupakan petinggi NU, salah satu organisasi masyarakat terbesar di Indonesia. Mulai dari muslim tradisional sampai moderat.

Kondisi itu disadari Pengamat Politik Arie Sudjito. Menurut dia, Jokowi sebagai tokoh nasionalis kurang dimintai kaum religius. Massa Ma'ruf Amin diyakini mampu menambal kekurangan Jokowi. "Basis massa Ma'ruf Amin menambah basis massa yang tidak dimiliki Jokowi," kata Arie, Kamis pekan lalu kepada merdeka.com.

maruf amin dan istri

Maruf Amin dan istri ©2018 Merdeka.com

Dengan gaya politik maupun penampilan diusung Ma'ruf, Arie menyebut belum bisa menarik perhatian milenial. Beruntung ini bisa dilapis Jokowi. Apalagi belakangan Jokowi kerap menggunakan gaya politik anak muda. Misalnya saat pembukaan Asian Games. Tampil dengan motor sport, ciri khas anak muda masa kini

Sementara itu, Pengamat Politik Usep Ahyar melihat gaya Ma'ruf bila dibandingkan dengan Sandiaga Uno tertinggal jauh. Ma'ruf sulit beradaptasi. Berbeda dengan cawapres nomor urut 02 itu.

Meski baru memasuki pekan pertama kampanye, Sandi lebih cepat bertransformasi sebagai cawapres. Sementara melihat Ma'ruf Amin masih nyama di zona ulama. Belum memposisikan diri sebagai calon wakil presiden. "Nah ini PR-nya (tim pemenangan) untuk mendongkrak elektabilitas. (Sebab) selama ini saya kira masih elektabilitas Jokowi (mendominasi)," tegas Usep.

(mdk/ang)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Beda Sikap dengan Jokowi soal Presiden Boleh Kampanye dan Memihak, Ma'ruf Amin Tegaskan Netral di Pemilu
Beda Sikap dengan Jokowi soal Presiden Boleh Kampanye dan Memihak, Ma'ruf Amin Tegaskan Netral di Pemilu

Ma'ruf Amin merahasiakan pilihannya dan bakal menyoblos pada 14 Februari mendatang.

Baca Selengkapnya
Ma'ruf Amin Gantikan Jokowi di Kursi Presiden Jika Pemakzulan Terjadi
Ma'ruf Amin Gantikan Jokowi di Kursi Presiden Jika Pemakzulan Terjadi

Ada sejumlah alasan yang membuat isu pemakzulan terhadap Jokowi kembali mencuat.

Baca Selengkapnya
Pesan Wapres Ma'ruf Amin Usai Nyoblos: Indonesia Mencari Pemimpin Bangsa, Bukan Kelompok
Pesan Wapres Ma'ruf Amin Usai Nyoblos: Indonesia Mencari Pemimpin Bangsa, Bukan Kelompok

Ma’ruf berharap agar Pemilu ini menghasilkan para pemimpin yang mampu membawa bangsa Indonesia menjadi lebih maju dan sejahtera.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ma'ruf Amin: Saya Kira Pemerintahan Prabowo Lanjutkan Jokowi, Tak Perlu Lagi Tim Transisi
Ma'ruf Amin: Saya Kira Pemerintahan Prabowo Lanjutkan Jokowi, Tak Perlu Lagi Tim Transisi

Apalagi, kata Ma'ruf, Prabowo yang saat ini masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) dan sudah sering ikut rapat kabinet.

Baca Selengkapnya
Ma'ruf Amin Bicara Kriteria Calon Penggantinya: Jangan Wapres Rasa Presiden
Ma'ruf Amin Bicara Kriteria Calon Penggantinya: Jangan Wapres Rasa Presiden

Ma'ruf Amin mengingatkan bahwa kedudukan dan kapasitas Wapres dalam pemerintahan tetap di bawah Presiden.

Baca Selengkapnya
Wapres Ma'ruf Amin Akan Hadir Sebagai Wakil Pemerintah di HUT PDIP
Wapres Ma'ruf Amin Akan Hadir Sebagai Wakil Pemerintah di HUT PDIP

Ma'ruf Amin menyebut jika dirinya akan hadir sebagai wakil pemerintahan

Baca Selengkapnya
Ganjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana
Ganjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana

Ganjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana

Baca Selengkapnya
Jokowi soal Mahfud Serahkan Surat Pengunduran Diri Sore Ini: Itu Hak
Jokowi soal Mahfud Serahkan Surat Pengunduran Diri Sore Ini: Itu Hak

Jokowi menegaskan, dirinya menghargai apapun yang menjadi pilihan politik para menterinya.

Baca Selengkapnya
TKN Santai Ma’ruf Amin Salam Tiga Jari di HUT PDIP: Anaknya Dukung Kita
TKN Santai Ma’ruf Amin Salam Tiga Jari di HUT PDIP: Anaknya Dukung Kita

Persoalan salam itu lebih kepada sikap menghormati Ma’ruf Amin karena hadir sebagai tamu undangan.

Baca Selengkapnya