Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal lebih dekat Masyarakat Dayak Indramayu

Mengenal lebih dekat Masyarakat Dayak Indramayu Dayak Indramayu. ©2015 merdeka.com/arbi soemandoyo

Merdeka.com - Senyum Eran Takmad Diningrat berderai menyambut ramah, lalu dengan logat khas Indramayu dia mempersilakan masuk ke dalam pendopo miliknya. Pimpinan Kelompok Masyarakat Dayak Indramayu itu lantas memanggil Wardi, orang kepercayaannya, untuk menceritakan siapa Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu itu.

Ki Takmad, begitu Eran Takmad Diningrat biasa dipanggil. Nama pria beruban itu memang populer di kalangan Masyarakat Dayak Losarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Bahkan warga luar--selain anggota kelompok--juga mengenalnya, misalnya warga Desa Krimun, Kecamatan Losarang. Apalagi selama ini keberadaan Masyarakat Dayak yang tinggal di Jalan Pantai Utara itu juga dikenal ramah dan bersahabat dengan warga. Meskipun, mereka ini dikenal ekslusif karena tinggal di pendopo.

Lokasi pendopo Dayak Indramayu ini tidak begitu jauh dari Jalan Pantura. Patokannya sekitar 500 meter dari kantor Kepolisian Sektor Losarang. Di sana ada sebuah gang yang bisa lewati mobil, masuk ke dalam ada sebuah kubah mirip masjid dengan gaya arsitektur mirip candi. Di situlah markas mereka.

dayak indramayu

Di pintu gerbang tertulis 'Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu'. "Silakan masuk, wartawan dari Jakarta ya," kata Ki Takmad seraya berjabat tangan dan mengantarkan ke rumah Punden Gunung Krakatau, Sabtu kemarin.

Bangunan seluas kurang lebih 50 meter itu disebut Punden Gunung Krakatau lantaran di dalamnya ada replika Gunung Krakatau berbentuk bulat. Di dalamnya berisi air dan ditutupi penutup mirip kubah masjid. "Di sini tempat melakukan pujian," kata Wardi menerangkan.

Pujian biasa dilakukan oleh Masyarakat Dayak Losarang saban Jumat Kliwon. Semua murid yang tergabung dalam Padepokan Suku Dayak Bumi Segandhu itu berkumpul dalam rumah Punden Gunung Krakatau.

Ki Takmad, selaku pimpinan akan menceritakan kisah pewayangan dengan lakon Pandawa Lima. Sementara muridnya akan bernyanyi melakukan pujian. "Bercerita soal perjalanan manusia," ujar Wardi. Biasanya, dia melanjutkan, anggota padepokan melakukan ritual itu sebulan sekali.

Kebetulan, dia kembali melanjutkan, pada Malam Jumat, pekan kemarin, anggota padepokan baru saja berkumpul. "Kemarin ada dua bis datang dan Jumat sudah pulang," ujarnya.

dayak indramayu

Masyarakat Dayak Losarang Indramayu ini muncul pada 1970. Cikal bakalnya merupakan perguruan silat serbaguna yang dipimpin Takmad. Keputusan Takmad untuk meninggalkan hiruk pikuk kehidupan duniawi dan menyebarkan kebaikan serta kesabaran diperoleh setelah dia bertapa. "Bapak yang mendirikan. Dulu pakaiannya masih hitam-hitam," kata Wardi sambil menunjuk foto Takmad di rumah Punden Gunung Krakatau.

Sekitar tahun 1990-an, nama perguruan silat yang dipimpin Takmad berubah hingga akhirnya menjadi Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. Ajarannya melatih kesabaran dan lebih dekat dengan alam. Bagi anggota ada ritual bernama kumkum untuk melatih kesabaran. Biasanya mereka merendam diri pada setiap musim hujan. Ritual Kumkum dilakukan selama empat bulan dalam setahun.

Anggota yang mengikuti ritual ini harus merendam diri mulai dari pukul dua belas malam hingga pukul enam pagi. Siangnya mereka kembali melakukan ritual lanjutan dengan berjemur di tengah terik matahari, dimulai dari pukul sebelas siang hingga pukul satu siang hingga celana yang mereka gunakan mengering. Tujuan dari ritual ini untuk melatih kesabaran.

"Kita belajar melatih kesabaran, jarang yang kuat untuk ritual seperti ini," kata Wardi.

Selain merendam diri di sungai selama enam jam dan berjemur di bawah terik matahari, selama menjalankan ritual Kumkum, anggota juga pantang makan sayuran tanpa rasa. Olahan sayuran untuk dikonsumsi biasanya hanya direbus lalu dimakan. Tujuannya adalah melatih hawa nafsu. "Bagaimana kita menjadi manusia sesungguhnya," ujar Wardi.

Pada dasarnya ketika mereka melakukan Ritual Kumkum, aktivitas tetap dilakukan seperti biasa. Wardi mengimbuhkan, mayoritas anggota Dayak Hindu Budha Segandu Indramayu adalah petani. Saban hari mereka tidak mengenakan baju dan hanya menggunakan celana berwarna hitam putih.

Sejatinya mereka merupakan suku tanpa identitas. Bagi mereka indentitas dengan tampilan dan baju yang digunakan merupakan identitas sebenarnya. Kemana pun mereka berpergian, hanya celana hitam putih yang mereka kenakan. "Identitas kami ada dalam diri kami," tutur Wardi.

(mdk/mtf)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sehari Setelah Dilantik, AHY Langsung Blusukan ke Manado Temui Warga untuk Berikan Sertifikat Tanah
Sehari Setelah Dilantik, AHY Langsung Blusukan ke Manado Temui Warga untuk Berikan Sertifikat Tanah

Momen AHY blusukan ke Manado, satu hari setelah dilantik jadi Menteri ATR/BPN.

Baca Selengkapnya
Mayat Tanpa Lengan Ditemukan Warga Mengapung di Sungai Cisadane
Mayat Tanpa Lengan Ditemukan Warga Mengapung di Sungai Cisadane

Mayat belum diketahui identitasnya tersebut selanjutnya dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang untuk divisum.

Baca Selengkapnya
Sisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek
Sisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek

Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menyaksikan Indahnya Matahari Terbenam di Pantai Tiris Indramayu, Dihiasi Deretan Pohon Cemara yang Bikin Syahdu
Menyaksikan Indahnya Matahari Terbenam di Pantai Tiris Indramayu, Dihiasi Deretan Pohon Cemara yang Bikin Syahdu

Pantai ini jadi spot nyore favorit warga Kabupaten Indramayu.

Baca Selengkapnya
Mengenal Suku Togutil, Kelompok Etnis yang Hidup secara Nomaden di Kawasan Hutan Pulau Halmahera
Mengenal Suku Togutil, Kelompok Etnis yang Hidup secara Nomaden di Kawasan Hutan Pulau Halmahera

Semakin ke sini kehidupan mereka semakin terancam. Diduga ada kaitannya dengan usaha ekspansi sumber daya alam.

Baca Selengkapnya
Ingatkan Pentingnya Sejarah, Kemendagri Minta Jaga Persatuan Jelang Pemilu 2024
Ingatkan Pentingnya Sejarah, Kemendagri Minta Jaga Persatuan Jelang Pemilu 2024

pentingnya pemahaman sejarah kebangsaan sebagai landasan identitas bagi masyarakat Indonesia

Baca Selengkapnya
Bukan Orangtua, Perwira Muda Ini Kaget Didatangi Teman Tongkrongan Saat Wisuda Jurusan Akmil
Bukan Orangtua, Perwira Muda Ini Kaget Didatangi Teman Tongkrongan Saat Wisuda Jurusan Akmil

Berikut momen perwira muda kaget didatangi oleh teman tongkrongan saat wisuda jurusan Akmil.

Baca Selengkapnya
25 Kata-Kata Sunda Singkat dan Artinya, Penuh Makna Mendalam
25 Kata-Kata Sunda Singkat dan Artinya, Penuh Makna Mendalam

Kata-kata Sunda memiliki signifikansi yang besar dalam mengekspresikan identitas budaya dan kearifan lokal di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya
Tak Kalah Indah dari Kawah Ijen, Intip Pesona Sungai Kalipait Bondowoso Mengalir Membelah Hutan dan Tebing Batu
Tak Kalah Indah dari Kawah Ijen, Intip Pesona Sungai Kalipait Bondowoso Mengalir Membelah Hutan dan Tebing Batu

Airnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas

Baca Selengkapnya