Malam mencekam di GOR Sampang
Merdeka.com - Para pengungsi mulai mencium ada yang tidak beres setelah Iklil Almila dipanggil ke markas Kepolisian Resor Sampang, Madura, Jawa Timur, Rabu pekan lalu. Adik pemimpin komunitas Syiah Sampang, Tajul Muluk, ini diminta segera meninggalkan Gedung Olah Raga (GOR) Sampang.
Iklil datang sendirian pagi itu ke Polres. Di dalam ruang kerja Kepala Polres Sampang Ajun Komisaris Besar Polisi Agus Santoso sudah ada empat kiai, termasuk Wadud dan Abdul Majid (masih keluarga Iklil), sejumlah orang pemerintah Kabupaten Sampang, dan pihak kejaksaan.
Agus memberitahu besok bakal ada ribuan massa mengikuti istigasah di Alun-alun Wijaya Kusuma, Kota Sampang. Ada kekhawatiran mereka bakal terpancing buat menyerbu GOR dan memaksa 168 pengungsi, termasuk perempuan dan anak-anak, keluar dari tanah Madura. Tempat berlindung jamaah Syiah ini terletak di seberang alun-alun.
"Sudahlah Pak Iklil, saya takut kalian nanti diserang."
"Kami tidak akan keluar, kami ingin pulang."
"Jangan begitu Pak Iklil, tolonglah mengerti."
"Mohon maaf Pak, saya tidak bisa."
"Saya juga bukan pemimpin mereka."
"Pemimpin kami Tajul Muluk. Kalau dia bilang iya, kami iya."
Tajul Muluk kini mendekam di penjara. Pengadilan Negeri Sampang awal Juli tahun lalu memvonis dia empat tahun penjara atas dakwaan menistakan agama Islam.
Menjelang zuhur, Iklil kembali ke GOR. Sekitar pukul 13.30, Agus datang bersama Wakil Bupati Sampang Fadhilah Budiono. Keduanya kembali mendesak agar Iklil dan pengungsi lainnya bersedia dipindahkan. "Mereka bilang cuma sebentar. Namun ketika saya tanya dari kapan sampai kapan, tidak bisa menjawab," kata Iklil saat dihubungi merdeka.com Jumat pekan lalu melalui telepon selulernya.
Alasan dipakai usang, demi keamanan dan kenyamanan pengungsi. Namun mereka bukan disuruh pulang ke kampung halaman di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang. Rumah mereka dirusak dan dibakar akhir Agustus tahun lalu. Penyerangan oleh sekitar 200 orang itu membuat dua penganut Syiah terbunuh, puluhan lainnya luka, dan sepuluh rumah terbakar.
Selepas magrib, Wakil Kepala Polres Sampang Komisaris Polisi Alvian Nurrizal meminta Iklil datang lagi ke kantornya. Di sana, dia mendapat kabar baik. Polisi bersedia menjamin keamanan mereka." Sudahlah, polisi besok siap mengamankan kalian habis-habisan. Andai kata harus mati, saya siap," ujar Iklil menirukan ucapan Alvian.
Malam mulai merambat. Sebagian pengungsi mulai gelisah. Yang lain mengaji dan berdoa memohon keselamatan. Iklil mencoba mengingatkan penderitaan mereka tidak seberat beban pernah ditanggung Nabi Muhammad. Nabi sekaligus rasul termulia ini tidak sekadar dicaci. Dia pernah diludahi, dilempari kotoran, ditimpuki batu, diusir, dan bahkan hampir dibunuh. "Mudah-mudahan nabi menganggap kami sebagai umatnya."
Menurut Agus Setiawan, pendamping pengungsi dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia, Jakarta, pengamanan di kompleks GOR mulai meningkat. Sekitar pukul sepuluh malam dua kompi Brigade Mobil Polres Sampang mengadakan apel. Menjelang pergantian hari, 900 personel keamanan, termasuk pasukan antihuru-hara, sudah berkumpul di Sampang. Masing-masing satu kendaraan meriam air dan panser sudah disiagakan di depan GOR. Barikade kawat berduri mulai dipasang.
"Kami dari tim pendamping, kuasa hukum, dan wartawan tidak boleh memasuki GOR sehari sebelum pengusiran," ujarnya saat dihubungi secara terpisah.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menyusuri Sungai Sarang Buaya, Polisi Cek TPS Rawan Pemilih Ganda
Tak peduli apapun rintangan, hambatan, ujian, cobaan, dan medan yang terjal harus ditempuh untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Baca SelengkapnyaSepak Terjang Pasutri Muda di Palembang Simpan 111,642 Kg Sabu dan Ratusan Ribu Butir Ekstasi
Kasus ini terungkap setelah kepolisian mendapatkan laporan dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaMabuk saat Amankan Jumat Agung, Perwira Polisi Cemarkan Tata Cara Ibadah
Iptu Dalfis ditegur Majelis sehingga terjadi sedikit keributan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Siswi SMP Disekap dan Diperkosa di Lampung, 4 Buronan Dibantu Keluarga Kabur dari Kejaran Polisi
Polisi masih memburu empat buronan penyekap dan pemerkosa siswi SMP inisial NA.
Baca Selengkapnya'Suhu' Lapangan Diperintah Komandan Pakai Seragam Dinas Polisi, Begini Potretnya Langsung jadi Sorotan
Polisi tersebut nampak tampil nyentrik dan unik di antara anggota lainnya.
Baca SelengkapnyaPolisi Ini Tetap Semangat Bekerja Walaupun Harus Pakai Kruk untuk Berjalan, Keluarga Setia Mendampingi
Ia membagikan kisahnya berjuang dengan kondisi sakit. Untungnya keluarganya tetap setia mendampingi.
Baca SelengkapnyaPenyiram Air Keras dan Pembacok Pedagang Semangka di Kramatjati Ditangkap!
Pelaku ditangkap setelah kabur ke kediaman pamannya di Pamulang, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaPolisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan
Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaMelawan, Bandar Coba Tabrak Polisi Pakai Mobil Berujung Didor & Ditangkap, 10 kg Sabu Disita
Dari kasus ini polisi juga mendalami informasi peredaran sabu di salah satu lapas di Sumatera Utara.
Baca Selengkapnya