Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Haji Noer Alie, ulama pejuang ahli strategi

Haji Noer Alie, ulama pejuang ahli strategi Haji Noer Ali. ©wordpress.com

Merdeka.com - Sebagai pemimpin perang, strategi Kiai Haji Noer Alie saat bergerilya melawan penjajah memang berhasil. Kala itu tentara sekutu Inggris dengan persenjataan lengkap masuk ke Indonesia setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Kedatangan Inggris itu dicurigai membonceng Belanda di belakangnya untuk kembali masuk menjajah negeri ini.

Pasukan Inggris berhasil dipukul mundur dalam pertempuran gerilya di Karawang-Bekasi, Jawa Barat. Keberhasilan memukul pasukan sekutu tersebut salah satunya berkat perjuangan ratusan santri yang dipimpin langsung oleh Kiai Noer Alie. Hingga akhirnya nama Kiai Haji Noer Alie terdengar hingga seluruh pejuang seantero negeri.

Keberanian Noer Alie yang bergelar 'Singa Karawang-Bekasi' dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia juga dibuktikan dalam Pertempuran Sasak Kapuk. Dalam pertempuran yang meletus pada 29 November 1945 itu, pasukan KH Noer Alie melawan Sekutu di Pondok Ungu.

Pasukan rakyat yang dipimpin Noer Alie mendesak pasukan sekutu dengan serangan mendadak. Melihat pasukan sekutu terdesak, mulai timbul rasa takabur pada pasukannya, sehingga ketika pasukan sekutu mulai berbalik setelah sekitar satu jam terdesak, pasukan rakyat berbalik terdesak sampai jembatan Sasak Kapuk, Pondok Ungu, Bekasi.

Melihat kondisi pasukannya yang kocar-kacir, Noer Alie memerintahkan untuk mundur. Tapi, sebagian pasukannya masih tetap bertahan, sehingga sekitar tiga puluh orang pasukan Laskar Rakyat gugur dalam pertempuran tersebut. "Pesantren juga dijadikan markas perawatan para pejuang," kata Sejarawan Bekasi, Ali Anwar kepada merdeka.com, di Bekasi, kemarin.

Tak hanya itu, perang pun kembali digelorakan di wilayah Rawagede, Karawang, Jawa Barat. Asal mulanya peristiwa berdarah Rawagede.

Dua tahun setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, Belanda melakukan Agresi Militer pada 1947. KH Noer Alie bangkit mengobarkan semangat perlawanan. Ia bergerilya di Jawa Barat memimpin pasukan Komandan Markas Pusat Hizbullah-Sabilillah (MPHS) Jakarta Raya di Karawang.

Dari kepalanya muncul ide membikin ribuan bendera Indonesia yang terbuat dari kertas kecil di pepohonan dan rumah penduduk. "Bendera dibuat dari kertas minyak," kata Ali Anwar.

Alhasil, tentara sekutu pun murka. Mereka mencari-cari Mayor Lukas Kustaryo pejuang asal Tentara Nasional Indonesia. Karena tak kunjung ditemukan, tentara penjajah marah dan membantai warga sekitar Rawagede. "Noer Alie kecewa, marah dan sangat menyesalkan kejadian itu," ujarnya.

KH Noer Alie tak hanya gagah dan tangguh di medan pertempuran. Ia juga adalah seorang politisi hebat. Saat Indonesia merdeka, ia dipilih menjadi Ketua Komite Nasional Indonesia Daerah Cabang Babelan. Pada 19 September 1945, ia mengerahkan massa ke Lapangan Ikada untuk mengikuti Rapat Raksasa.

Saat rapat digelar, Noer Alie datang dengan mengendarai delman. Nama Noer Alie kian dikenal di kalangan pejuang saat Bung Tomo meneriakkan namanya beberapa kali dalam siaran radionya di Surabaya, Jawa Timur.

(mdk/mtf)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pesan Tegas Kasal M. Ali ke Ratusan Perwira TNI Nakes usai 7 Bulan Digembleng di Lembah Tidar

Pesan Tegas Kasal M. Ali ke Ratusan Perwira TNI Nakes usai 7 Bulan Digembleng di Lembah Tidar

Sebanyak 134 prajurit jalani pelatihan selama 7 bulan

Baca Selengkapnya
Dirikan Ponpes Sejak 2023, Intip Momen Langka Bupati Rembang Jadi Guru Ngaji

Dirikan Ponpes Sejak 2023, Intip Momen Langka Bupati Rembang Jadi Guru Ngaji

Bagi Hafidz, tidak terlalu sulit mengatur waktu antara rutinitasnya sebagai bupati maupun mengajar di pondok pesantren.

Baca Selengkapnya
Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang

Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang

Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menyusuri Bekas Rumah Pemotongan Hewan Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Kondisinya Angker dan Terbengkalai

Menyusuri Bekas Rumah Pemotongan Hewan Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Kondisinya Angker dan Terbengkalai

Rumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.

Baca Selengkapnya
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur

Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur

Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.

Baca Selengkapnya
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.

Baca Selengkapnya
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.

Baca Selengkapnya
⁠Dikenal Tajir Melintir dan Baik Hati, Potret Mesra Haji AW dan Sang Istri yang Cantik Memesona Jadi Sorotan

⁠Dikenal Tajir Melintir dan Baik Hati, Potret Mesra Haji AW dan Sang Istri yang Cantik Memesona Jadi Sorotan

Seorang konglomerat dermawan asal Jawa Barat, Haji AW membagikan momen mesra bersama istrinya yang cantik di atas kapal.

Baca Selengkapnya
Keji! Santri di Parepare Dianiaya Guru, Bagian Punggungnya Disetrika

Keji! Santri di Parepare Dianiaya Guru, Bagian Punggungnya Disetrika

Korban yang berusia 13 tahun sedang menjalani perawatan. Kasus terungkap setelah orang tua korban membuat laporan.

Baca Selengkapnya