Merdeka.com - Kini pemandangan sejumlah sungai di Jakarta sedikit menyegarkan mata. Sampah-sampah tadinya menumpuk dan kerap ada di aliran sungai kini sudah mulai tak terlihat. Termasuk juga bau menyengat, kini juga mulai sirna.

Bersihnya beberapa aliran sungai di Jakarta memang bukan tanpa sebab. Tepatnya sejak dua tahun lalu, ketika pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki program kali bersih di waduk, danau, dan pinggir pantai. Buat menjalankan program itu, sebanyak 4.046 pekerja harian lepas (PHL) Unit Pengelola Kebersihan (UPK) Badan Air Dinas Kebersihan DKI Jakarta atau lebih dikenal pasukan oranye disebar. Mereka bertugas membersihkan sampah di sepanjang aliran kali juga got penyebab banjir.

Tercatat ada 13 Sungai bermuara ke Jakarta, salah satunya adalah kali Ciliwung. Aliran sungai ini terbilang paling besar dan kerap menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Di antaranya, Kampung Pulo, Jakarta Timur dan Rawa Jati, Jakarta Selatan. Faktor penyebabnya, selain karena kebanyakan dulu warga tinggal di bantaran kali, sampah juga menjadi penyulut. Namun semenjak program itu berjalan, Sungai Ciliwung kini mulai bersih dan sedap dipandang mata.

"Anak-anak dan remaja muda suka duduk di bawah sini, samping sini kalau sore-sore adem, terus kadang-kadang mereka pada berenang juga. Alhamdulillah kan sampah di sini sudah sedikit," ujar Trisna Apriatna, salah satu pekerja harian lepas Unit Pengelola Kebersihan (UPK) Badan Air Dinas Kebersihan DKI Jakarta, saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis pekan lalu.

Trisna menuturkan, dulu ketika pertama kali menjadi petugas pembersih sungai Ciliwung, aliran sungai itu masih bau dan banyak sampah. Berbagai macam jenis sampah pun pada saat itu mudah terlihat, salah satunya ialah menumpuk di tepi aliran sungai Ciliwung. "Dari sampah botol-botol minuman ada sampah kotoran manusia," ujar Trisna.

Salah satu Ketua Regu Unit Pengelola Kebersihan (UPK) Badan Air Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Dedi mengatakan setiap harinya tim yang dia pimpin mengangkut setidaknya dua kubik sampah per hari. Sampah-sampah itu pun dikumpulkan untuk kemudian dibawa ke Jalan Perintis sebelum akhirnya di bawa ke tempat pembuangan sampah akhir Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. "Nah nanti setelah di Perintis dicampur ke Bantar Gebang sampah di sana," ujar Dedi.

Menurut Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji, jumlah sampah di sepanjang sungai berada berjumlah sekitar 300 ton hingga 400 ton per hari. Sampah-sampah itu paling banyak dihasilkan dari rumah tangga. "Jumlah sampah 6.500 - 6.900 ton per hari dan paling banyak sampah rumah tangga, ini data dari bank sampah online," ujar Isnawa. Dia menambahkan, sejak program kali bersih digalakkan, waduk, danau, aliran sungai hingga pinggir pantai membuat perubahan sangat berarti. Sebanyak sepuluh titik aliran sungai di Jakarta saat ini jadi terlihat bersih.

"Mungkin juga bisa lebih dari 10 titik. Setidaknya yang saya tangkap sekarang adalah sudah ada dalam tanda kutip keceriaan anak-anak melihat kali dan sungai mereka lebih bersih. Kemarin hari minggu di waduk Rawa Dongkal saya lihat ada warga yang mulai berenang," kata Isnawa.

Dia juga menjelaskan setiap pembersihan titik sungai di kawasan Jakarta ada sekitar dua atau tiga petugas. Namun hal itu juga melihat kondisi aliran sungai. Buat menjalankan program ini pun Pemprov DKI Jakarta tidak hanya menerjunkan pasukannya, namun ada peran juga dari Kodam Jaya. Salah satunya adalah untuk membersihkan aliran sungai Ciliwung dari sampah. Sebagai kompensasi, Pemprov DKI Jakarta menghibahkan dana ke Kodam Jaya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Pemprov DKI Jakarta dan Kodam Jaya sepakat untuk bekerja sama membersihkan Sungai Ciliwung. Kesepakatan ini pun diambil setelah melakukan pertemuan dengan Kepala Staf Kodam (Kasdam) Jaya Brigjen TNI Teddy Laksamana di Balai Kota DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Ahok, begitu Basuki Tjahaja Purnama dikenal, mengharapkan dengan adanya kerja sama ini, warga akan lebih taat membuang sampah.

Berikut video bersihnya kali Jakarta oleh Pasukan Oranye: