Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Berbagi amarah dengan Ahok, Ganjar, dan Risma

Berbagi amarah dengan Ahok, Ganjar, dan Risma Ahok-Risma-Ganjar. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Rekaman kemarahan Ahok , Ganjar, dan Risma yang diunggah di media sosial telah diakses oleh ratusan ribu orang. Televisi juga menayangkan berkali-kali karena para pengelolanya sadar, bahwa tayangan itu dinantikan sebagian besar pemirsanya.

Mengapa kita senang menyaksikan Ahok , Ganjar, dan Risma marah? Bukankah kita biasanya malu atau pura-pura tidak tahu jika melihat orang marah, atau berusaha menjaga "kehormatan" yang sedang kehilangan kendali emosi?

Ya, kemarahan Ahok , Ganjar, dan Risma memang lain. Ini bukan sekadar emosi yang meletup-letup karena kecewa atau sakit hati, tetapi karena kita bisa mengerti, memahami, dan menyelami, kenapa kemarahan itu terjadi.

Lebih dari itu, sesungguhnya kemarahan tiga orang itu juga mewakili kemarahan banyak orang. Kita sesungguhnya mau marah karena hampir setiap hari, terutama jika berhubungan dengan aparat pemerintah, dibuat kecewa dan sakit hati oleh perilaku buruknya: tidak terampil, tidak empati, dan minta disuap.

Tapi kita tidak bisa melampiaskan rasa jengkel itu, karena kita dalam posisi tidak berdaya. Bukan takut atau tidak bisa marah, tapi tidak mau terbelit masalah lebih rumit. Ya, orang Jawa bilang, sing waras ngalah, menahan diri, menahan sakit hati.

Makanya, saat menyaksikan Ahok , Ganjar, dan Risma marah, sebetulnya kita juga sedang melampiaskan kemarahan yang sama. Itulah sebabnya kita menyaksikan berkali-kali video Ahok , Ganjar, dan Risma, dan berbagi dengan kawan dan sanak saudara. Ya, semacam solidaritas kemarahan, setelah bertahun-tahun ditahan dalam hati.

Ketika pertama kali menyaksikan Ahok memarahi pegawainya yang bengong saja di hadapan laptopnya, kita terhenyak: ada pejabat marah di depan umum kepada pegawai rendahan. Nalar kita menyayangkan, tapi hati kecil membenarkan.

Bagi orang tua yang setiap bulan dililit biaya sekolah –padahal katanya sekolah gratis– senang menyaksikan Ahok memarahi kepala sekolah yang seenaknya mengelola anggaran. Sejak saat itu, tidak ada lagi sekolah negeri yang menarik uang tambahan. Mau dimarahin Ahok? Inilah dampak penyebaran video amarah Ahok .

Tetapi penyebaran video itu juga tak berarti apa-apa, paling hanya jadi hiburan, jika Ahok sendiri tidak melakukan langkah nyata untuk membenahi hal-hal yang membuat dia marah. Tetap dibutuhkan kerja kongkrit, agar semua kesalahan, kekurangan, dan keburukan, bisa berubah menjadi kebenaran, kelebihan, dan kebaikan.

Jika tidak, maka amarah hanya menjadi amarah berikutnya. Kalau amarah sudah menjadi rutin, tentu tidak menarik jadi tontonan. Bahkan bisa jadi bahan cibiran: kerjanya marah melulu.

Bagi orang-orang yang dekat dengan Ganjar, ledakan amarah di lingkungan Pemprov Jawa Tengah, sesungguhnya hanya menunggu waktu. Dia sudah memperingatkan agar para pegawai kerja dengan baik, melayani rakyat, menghindari korupsi. Dia juga berkali-kali mengatakan, pesan "ora ngapusi, ora korupsi" bukan tagline kampanye semata.

Namun sudah hampir setahun berkuasa, Sang Gubernur ini merasa belum semua jajaran pemprov bergerak membaik. Dia merasa hendak ditipu oleh pejabat tertentu; dia berkali-kali ditawari amplop pengusaha atas saran pegawainya. Ada kongkalikong; kebiasaan lama belum berhenti.

Tapi dia belum bisa membuktikan kelakuan buruk pegawai itu secara nyata, sampai di terjun sendiri di tempat timbangan kendaraan. Meledaklah amarahnya. Kita ikut senang menyaksikan, karena dalam bentuk lain, hampir setiap hari sesungguhnya dipungut pungli oleh petugas, di jalanan maupun di kantor.

Lain lagi dengan kemarahan Risma. Bayangkan, kerja keras membangun Taman Bungkul selama 10 tahun dengan anggaran negara yang tidak sedikit, dirusak dalam sekejap akibat tindakan sembrono. Seluruh warga Surabaya pun ikut marah, karena teman itu tidak hanya menjadi tempat berteduh dan bersantai, tapi sudah menjadi kebanggaan warga Surabaya karena sudah diakui secara internasional.

Inilah pelajaran penting amarah Ahok , Ganjar, dan Risma: jika tidak turun langsung ke lapangan, tidak mungkin pejabat menemui kesalahan dan kekurangan; jika tidak marah atas kesalahan dan kekurangan yang dilakukan bawahan, tidak mungkin pelaku kesalahan itu terbuka aib dan kesadarannya, dan; jika tidak dikontrol terus menerus dan disidak berkali-kali, tidak mungkin kebijakan dan keputusan jadi kenyataan.

(mdk/tts)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Isu Ahok ‘Kuda Putih’ Jokowi, Ganjar: Dia Teman Saya, Sudah Lama Bersama

Isu Ahok ‘Kuda Putih’ Jokowi, Ganjar: Dia Teman Saya, Sudah Lama Bersama

Ganjar menegaskan, Ahok adalah temannya yang sudah lama dikenal secara baik.

Baca Selengkapnya
Ahok: Saya Mau Ikut Kampanye Ganjar, tapi Dilarang Undang-Undang

Ahok: Saya Mau Ikut Kampanye Ganjar, tapi Dilarang Undang-Undang

Ahok mengaku ingin ikut mengampanyekan Ganjar-Mahfud.

Baca Selengkapnya
Ahok Cerita Dihina karena Ikuti Megawati: Ngapain Ikut Nenek-Nenek Katanya

Ahok Cerita Dihina karena Ikuti Megawati: Ngapain Ikut Nenek-Nenek Katanya

Namun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ganjar: Ahok itu Jujur, Mudah-mudahan Tak Ada yang Tersinggung

Ganjar: Ahok itu Jujur, Mudah-mudahan Tak Ada yang Tersinggung

"Tapi InsyaAllah Pak Ahok itu jujur yang saya kenal,” kata Ganjar.

Baca Selengkapnya
Ahok Dukung Ganjar, TKN Prabowo-Gibran: Too Little Too Late, Enggak Ngaruh Sama Sekali

Ahok Dukung Ganjar, TKN Prabowo-Gibran: Too Little Too Late, Enggak Ngaruh Sama Sekali

Habiburokhman yakin rakyat lebih memihak Jokowi dibanding Ahok.

Baca Selengkapnya
Ahok Turun Gunung Kampanyekan Ganjar-Mahfud, Ini Respons Anies

Ahok Turun Gunung Kampanyekan Ganjar-Mahfud, Ini Respons Anies

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan mengaku tak terganggu dengan turun gunungnya Basuki Tjahja Purnama alias Ahok untuk mengampanyekan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Baca Selengkapnya
Membaca Arah Politik Jokowi dalam Pertemuan Tatap Muka dengan Kaesang & Raja Juli

Membaca Arah Politik Jokowi dalam Pertemuan Tatap Muka dengan Kaesang & Raja Juli

Momen pertemuan itu diunggah Kaesang Pangarep dengan caption 'Pelatih sedang memberikan arahan'

Baca Selengkapnya
Romantis Ahok Rangkul Mesra Istri Sambil Nikmati Indahnya Pemandangan di Sumba

Romantis Ahok Rangkul Mesra Istri Sambil Nikmati Indahnya Pemandangan di Sumba

Berikut potret Ahok bareng sang istri duduk mesra menikmati indahnya pemandangan.

Baca Selengkapnya
TKN Prabowo Bela Jokowi Disebut Tak Bisa Kerja: Siapa Sih yang Mau Dengar Ahok Sekarang?

TKN Prabowo Bela Jokowi Disebut Tak Bisa Kerja: Siapa Sih yang Mau Dengar Ahok Sekarang?

TKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.

Baca Selengkapnya