Berawal dari hobi
Merdeka.com - "Hobi tongkrong di tempat rongsok. Kemudian setelah dapat duit dari rongsokan, tongkrongnya di mal. Gitu aja," kata Nurcholis Agi menceritakan awal berdirinya Mal Rongsok kepada merdeka.com pekan lalu.
Dia mengaku Mal Rongsok salah satu bentuk obsesinya untuk terus berkarya. Selama lebih kurang 26 tahun sejak lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kota Depok, Agi, sapaan akrabnya, telah menjalani berbagai macam pekerjaan.
Mulanya dia bekerja di sebuah apotek sebagai pesuruh. Tidak berapa lama, dia dipindah ke bagian gudang. Dia kemudian melihat hal ini sebagai kesempatan. untuk belajar meracik obat. Dalam tiga bulan, Agi diangkat menjadi peracik obat.
Merasa sudah mahir, Agi memutuskan berhenti dan beralih pekerjaan. Dia lantas membuka bengkel motor meski belum memiliki pengetahuan cukup mengenai mesin. Tapi dia terus belajar. Bengkel itu berhasil dan berkembang menjadi bengkel mobil setelah dua tahun berdiri.
Dia lalu menutup bengkel itu dan beralih ke profesi lainnya, termasuk sebagai pedagang barang bekas. "Saya terpacu oleh satu konsep manusia itu harus ahli segala. Karena itu akhirnya segala macam keahlian saya kuasai," ujarnya.
Mal Rongsok ini dibangun berdasar pengalamannya di dua tempat: pengepulan rongsokan dan mal. Dia sadar dua lokasi ini berbeda jauh. Tapi dia tidak bisa memungkiri potensi pasar atas barang bekas begitu besar. "Udah, saya buka ini namanya Mal Rongsok," tuturnya.
Dia membeli barang-barang bekas dengan berkeliling mencari ke pelbagai kompleks perumahan. Lambat laun warga sudah mengenal dia. Akhirnya kini mereka banyak mendatangi Agi untuk menjual barang habis pakai.
Agi tidak mau mengandalkan pasokan barang dari pengepul manapun. "Modal saya sih cuma Rp 100 ribu," katanya. Dengan uang pinjaman ini, dia membuka Mal Rogsok empat tahun lalu.
Sekarang omzet pusat belanja barang bekas itu Rp 100-150 juta per bulan. "(Aset) sekarang kalau hitungan didasarkan barang, ada sekitar Rp 1-1,5 miliar," ucapnya. "Karyawan saya sebelas orang."
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Jarang Mau Beli Beras SPHP, Mendag Zulhas: Padahal Rasanya Enak dan Bagus
Stok beras premium masih terbatas karena belum masuk waktu panen sehingga harganya lebih tinggi dari biasanya.
Baca SelengkapnyaStok Beras Kosong di Ritel Modern, Pengusaha Ungkap Biang Keroknya
Kenaikan harga beras bisa ‘menular' atau merambat ke berbagai komoditi bahan pokok penting lainnya.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Mahal dan Langka, Dirut Bulog: Berasnya Ada di Rumah Warga
Bayu menaksir sekitar 50 persen stok beras ada di rumah-rumah warga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Harga Beras Mahal, Pedagang Ngaku Kesulitan Dapat Stok Beras Premium
Ada beberapa penyebab terjadinya lonjakan harga beras ini, termasuk molornya musim tanam dan musim panen.
Baca SelengkapnyaTarif Cukai Rokok 2024 Naik, Harga Rokok Makin Mahal
Per 1 Januari 2024, tarif cukai hasil tembakau naik 10 persen.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Terus Naik, Mendag Minta Warga Beralih ke Beras SPHP yang Lebih Murah
Alasannya, ketersediaan beras premium khususnya kemasan kecil sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaKaryawan Bobol Gudang Sembako Milik Bosnya, Mentega Senilai Rp200 Juta Raib Dicuri
Ada ratusan dus mentega yang berhasil digasak dengan nilai kerugian mencapai Rp 200 juta
Baca SelengkapnyaKakek Pencari Rongsokan Beli Nasi Rp2 Ribu Demi Ganjal Perut, Cuma Dikasih Sesendok dan Air Putih Bikin Pilu
Begini kisah pilu seorang kakek pemulung yang hanya mampu beli makan nasi dan air putih sehari.
Baca Selengkapnya