Aura hitam Kampung Cilempung

Merdeka.com - Nama Kampung Cilempung, Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat mulai dikenal luas pada dekade 2000. Permukiman berjarak tiga kilometer dari Kecamatan Cilamaya itu tersohor karena penghuninya lekat dengan dunia hitam. Warga kampung ini kebanyakan menjadi penadah maupun pelaku pencurian kendaraan bermotor (Curanmor).

"Awalnya perkampungan biasa, tapi berubah setelah tahun 2000. Banyak warga luar menjual motor curian ke Kampung Cilempung. Katanya kebanyakan yang menjual motor curian itu orang Lampung," kata AK, kepada merdeka.com, Sabtu (17/9) lalu.

Tidak hanya satu-dua warga setempat menampung motor curian. Semua warga di kampung itu melakukan hal sama. Bahkan seiring berjalannya waktu, warga semula hanya membeli barang curian justru mulai berani terjun mencuri kendaraan bermotor. Wilayah operasinya tidak lagi hanya di Karawang, tetapi meluas ke seputaran Jawa Barat hingga Jakarta.

"Jadi selain penadah, banyak juga warganya yang langsung menjadi 'pemetik' (pencuri kendaraan). Terutama anak mudanya ya, sekarang mereka menekuni itu," beber AK.

Setiap pemetik menjual sepeda motor ke Kampung Cilempung seharga Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta. Dari pemetik kemudian dijual Rp 3 juta ke pembeli. Dengan sistem ini, penadah mendapat untung Rp 2 juta untuk satu unit motor. Motor disetor ke penadah kebanyakan jenis skuter otomatis. Alasannya karena paling mudah dilego.

Ada pemetik beraksi seorang diri, atau berkelompok dengan modal langsung dari penadah. Mereka amat mahir. Dalam sehari, mereka bisa menggondol sekitar lima hingga tujuh sepeda motor. Mereka hanya butuh waktu 30 detik, paling lama satu menit, bermodal kunci T.

"Setelah berhasil melakukan pencurian dan cair dengan uang penjualan, mereka habiskan buat pesta seperti minum-minum," ujar AK.

Meski nama Kampung Cilempung sudah tersohor sarang penyamun, tetapi seolah tak tersentuh penegak hukum. Kampung Cilempung sempat digerebek Polda Jabar pada pertengahan 2016. Namun mereka hanya menyita 23 unit motor dan menetapkan tujuh tersangka. Ternyata mereka punya sistem buat mengamankan diri.

"Karena kampung ini sulit ditembus. Karena saat ada orang luar masuk ke kampung ini, seperti sudah dipantau oleh masyarakat setempat dan pasti langsung dicurigai," ucap AK.