Perkosa 6 Anak di Bawah Umur, Begini Nasib Guru Ngaji di Blitar
Merdeka.com - Muhyidin (60), seorang guru ngaji asal Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur tega memperkosa enam anak di bawah umur. Atas tindakan yang dilakukan, Muhyidin terancam hukuman kebiri kimia.
"Kalau memang memenuhi unsur kebiri kimia akan kita persangkakan," ujar Kapolres Blitar Kota AKBP Yudhi Hery Setiawan, Selasa (30/3/2021), dikutip dari instagram @smart.gram.
Hukuman Kebiri
Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2020 mengatur pemberlakuan hukuman kebiri kimia. Salah satu unsur seseorang bisa dikenakan hukuman kebiri kimia apabila terbukti melakukan persetubuhan dengan anak di bawah umur.
Pelaku Muhyidin diyakini bisa dijerat dengan aturan tersebut lantaran sudah berusia dewasa, selain itu korbannya berjumlah lebih dari satu orang.
Sampai berita ini ditulis, korban tindakan bejat Muhyidin sebanyak 6 orang dengan usia 9 tahun hingga 12 tahun.
Muhyidin sudah melakukan aksinya sejak 2017 silam, dan berlangsung hingga Februari 2021. Polisi menduga masih ada anak-anak lain yang menjadi korban.
"Nanti kami lihat, apakah memenuhi pasal tersebut (kebiri kimia)," tandas Kapolres Blitar Kota.
Pelaku Pedofil
©2021 Merdeka.com/Instagram @smart.gram
Berdasarkan keterangan AKBP Yudhi, tersangka Muhyidin diketahui termasuk golongan pedofil. Lebih lanjut, untuk memastikan hal itu, pihaknya akan melakukan pemeriksaan kondisi kejiwaan pelaku.
"Kami akan melakukan tes psikologi. Karena korbannya anak-anak," imbuhnya.
Ketika proses penyidikan, tersangka Muhyidin mengaku memiliki nafsu tinggi dan tidak terkendali. Ia juga menyatakan bahwasanya penyaluran hasrat seksualnya kepada anak-anak dilatarbelakangi oleh sang istri yang kerap menolak saat diminta melayani.
Ia menambahkan, apa yang dilakukan terhadap korban-korbannya murni karena ingin melampiaskan hasrat yang tak tersalurkan. Bukan untuk ritual atau semacamnya.
Selama ini Muhyidin dikenal sebagai guru ngaji sekaligus pengurus musala. Ia kerap dimintai air doa setiap ada anak kecil yang rewel atau menangis tanpa alasan yang jelas.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah buron hampir dua pekan, pembunuh empat dalam satu keluarga di Musi Banyuasin ditangkap.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini terjadi saat ketiga anak yang berstatus pelajar SMP ini mengunjungi rumah salah satu temannya di Saptosari
Baca SelengkapnyaIrham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut cerita salah seorang murid yang hidup dari keluarga berantakan.
Baca SelengkapnyaKendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaSetelah ibunya meninggal, Iky dan ketiga adik balitanya dan sang nenek mengontrak rumah. Ayahnya pergi meninggalkan mereka tanpa kabar.
Baca SelengkapnyaMenyambut datangnya bulan suci Ramadan 1445 Hijriyah, Mayjen Kunto dan Istri melakukan ziarah ke makam orangtua dan putra sulungnya.
Baca SelengkapnyaSang putra melesat berbintang empat, ayahnya justru hanya berpangkat rendah.
Baca SelengkapnyaIstrinya meninggal 3 minggu sebelum dikukuhkan, ini momen haru pengukuhan guru besar pasangan suami istri di UMM.
Baca Selengkapnya