Dikenal Canggih, Ini Potret Balai Yasa Madiun Bengkel Terakhir Lokomotif Uap di Jawa
Merdeka.com - Tahun 1980-an menjadi akhir era lokomotif uap di Indonesia. Tepatnya pada 29 Agustus 1981 diadakan serah terima Balai Yasa Madiun dari Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) ke PT Industri Kereta Api (Persero).
Dikutip dari instagram @madiun_info (29/3/2021), Balai Yasa Madiun merupakan bengkel terakhir yang melayani perbaikan besar (overhaul) mesin-mesin lokomotif uap di Jawa. Ada banyak cerita bersejarah mengenai keberadaan Balai Yasa Madiun, sebelum akhirnya berubah menjadi workshop INKA.
Bangunan Tertua
Kompleks bengkel yang dibangun pada 1884 ini merupakan bangunan tertua kedua setelah bengkel kereta api Staatsspoorwegen di Surabaya Kota.
Dalam penyelesaian lintas Malang–Blitar (1896-1897), Probolinggo–Jember–Panarukan (1895-1897), dan Surabaya–Tarik (1897), Balai Yasa yang dulu disebut “Hoofdwerkplaats te Madioen” menyediakan beragam suku cadang kereta api dan infrastruktur lain. Selain itu, juga menjadi tempat perakitan jembatan-jembatan baja impor.
Dari tiga bengkel besar (Madiun, Surabaya Kota, dan Jember) yang dimiliki SS Oosterlijnen (Lintas Timur) pada awal abad ke-20, Balai Yasa Madiun merupakan bengkel terbesar dan terlengkap.
Saat Balai Yasa Gubeng mulai beroperasi pada 1916, beberapa peralatan mesin bengkel yang ada Balai Yasa Madiun dipindah ke Gubeng.
Masa Revolusi
Lihat postingan ini di Instagram
Menariknya, pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia, Balai Yasa Madiun memproduksi berbagai jenis senjata tajam dan senjata api. Selain itu, pada 1947 atas permintaan TNI, Balai Yasa Madiun juga memproduksi laras mortir dari poros roda kereta eks-NIS atas permintaan TNI pada 1947.
Sejak era lokomotif diesel dimulai pada 1953, perbaikan besar segala jenis lokomotif uap dipusatkan di Balai Yasa Madiun. Bengkel ini juga sukses memodifikasi lokomotif berbahan bakar kayu jati menjadi minyak bakar (fuel oil).
Luas total kompleks Balai Yasa Madiun yakni 56.926 meter persegi. Saat itu koleksi mesin bengkel terdiri dari sejumlah 676 unit, 75 unit mesin angkat, dan 4 unit jembatan timbang. Sementara itu, jumlah pegawainya sekitar 2.500 orang.
Pada tahun 1971-1980 tercatat Balai Yasa Madiun melakukan perbaikan terhadap 467 lokomotif uap berbagai tipe. Selain itu, pada 1978-1979 bengkel ini memperbaiki 101 kereta penumpang, serta pada 1981 terdapat 15 kereta yang diperbaiki. Sebelum ditutup, Balai Yasa Madiun menyelesaikan 20 gerbong barang antara Februari sampai Juni 1981.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kereta api Turangga adalah salah satu kereta api yang memiliki sejarah panjang, nama kereta ini diambil dari kendaraan mitologi tunggangan para bangsawan Jawa.
Baca SelengkapnyaSeorang pria asal Kabupaten Jember menjadi korban begal motor di Jalan Nasional Ranuyoso, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (8/3) dini hari.
Baca SelengkapnyaSeorang warga Boyolali, Jawa Tengah, bernama Yudha Bagus Setiawan (32), dilaporkan meninggal dunia diduga akibat ditembak orang tak dikenal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Meski berada di tepi jurang, namun perkampungan tersebut padat penduduk.
Baca SelengkapnyaMinimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi Pukul 07.57 WIB, saat melintas dari arah Utara, beberapa ratus meter dekat Stasiun Tanggullangin
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan warga Lampung yang harus melewati ombak pantai dengan menggunakan motor demi bisa pulang ke rumah usai belanja di pasar.
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat bersikap wajar dalam bereaksi terkait adanya konvoi itu.
Baca SelengkapnyaModus Berbagi Takjil, Ratusan Pelajar Bikin Onar dan Hendak Tawuran Ditangkap di Jakpus
Baca Selengkapnya