Corona Merebak, Sejumlah Warga yang Ikut Melasti Dibatasi
Merdeka.com - Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Saka 1942 terasa berbeda. Merebaknya virus Corona di Indonesia menyebabkan beberapa kegiatan beribadah harus disesuaikan. Hal ini terlihat dari tidak adanya pawai ogoh-ogoh dan pembatasan jumlah warga yang mengikuti upacara Melasti di Bali.
Pawai Ogoh-Ogoh Dilarang
2019 Merdeka.com/Moh Kadafi
Melansir dari BBC, pawai ogoh-ogoh dilarang sesuai dengan imbauan Gubernur Bali I Wayan Koster pada hari Jumat (20/3). Pawai ogoh-ogoh ini sengaja ditiadakan untuk menghindari kerumunan warga.
Selain meniadakan pawai ogoh-ogoh, I Wayan Koster juga mengimbau agar prosesi upacara Melasti hanya diikuti maksimal 25 orang. Lagi-lagi hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan serta mengantisipasi persebaran virus Corona.
Padahal pada ritual keagamaan, pawai ogoh-ogoh dan upacara Melasti biasanya dihadiri oleh banyak warga. Pelarangan pawai ogoh-ogoh dan pembatasan jumlah peserta Melasti itu keluar setelah gubernur Bali membuat surat edaran bersama dengan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali dan Majelis Desa Adat.
Jumlah Warga dalam Upacara Melasti Dibatasi
2019 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Pembatasan jumlah warga dan pelarangan pawai ogoh-ogoh juga dijelaskan oleh Ketua PHDI Bali, IGN Sudiana. Dilansir dari nusabali.com, surat edaran dikeluarkan bersama Pemerintah Provinsi Bali dengan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, Selasa (17/3).
"Melihat situasi dan kondisi saat ini, serta arahan Presiden dan Pemprov Bali, kami mengharapkan desa adat yang akan melaksanakan upacara melasti, Tawur Agung Kasanga, maupun pangerupukan Nyepi, hingga pengarakan ogoh-ogoh, supaya pesertanya dibatasi. Bagi umat yang sakit atau merasa kurang sehat, jangan memaksakan diri ikut rangkaian upacara," ujar Ketua PHDI Bali, IGN Sudiana.
Selain Melasti, PDHI Bali juga menggelar upacara Pamelepeh Jagat sebagai upaya menyikapi penyebaran Covid-19. Ritual ini dilaksanakan untuk memohon keteduhan Bumi serta menghilangkan wabah yang tengah menyebar.
(mdk/vna)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang
Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca Selengkapnya50 Ucapan Selamat Wisuda Sederhana yang Penuh Doa, Cocok untuk Keluarga dan Sahabat
Merdeka.com merangkum informasi tentang 50 ucapan selamat wisuda yang sederhana dan penuh doa.
Baca SelengkapnyaSampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid
jumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaTujuh Negara dengan Pesta Kembang Api Paling Meriah di Malam Tahun Baru, Ada Indonesia?
Kembang api dianggap sebagai simbol harapan menjadi lebih baik pada tahun berikutnya.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnya