Mengenal terapi plasma konvalesen untuk Covid-19
Merdeka.com - Belakangan ini, terapi plasma konvalesen atau plasma darah untuk mengatasi Covid-19 ini sempat viral di media sosial dan ramai diperbincangkan. Dilansir dari Liputan6.com, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS) telah mengizinkan penggunaan plasma darah untuk pengobatan penyakit Covid-19.
Sementara di Indonesia sendiri, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa terus mengawasi terapi plasma konvalesen terhadap pasien positif Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta. Dia menyebutkan, kedua pasien tersebut yang semula dirawat di ruang isolasi, sudah dapat dipindahkan ke ruang rawat biasa dengan kondisi yang baik.
Sebenarnya penggunaan plasma darah dalam pengobatan bukanlah hal baru. Dahulu penggunaan plasma digunakan untuk pengobatan pada wabah penyakit flu babi pada tahun 2009, Ebola, SARS, dan MERS.
Nah, sedangkan dalam kasus Covid-19 ini, terapi konvalesen ini dilakukan dengan memberikan plasma, yaitu bagian dari darah yang mengandung antibodi dari orang-orang yang telah 14 hari dinyatakan sembuh dari infeksi Covid-19. Plasma darah yang diambil dari pasien Covid-19 yang telah sembuh, dan kemudian diproses agar dapat diberikan kepada pasien yang sedang terinfeksi virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 yang dalam penanganan saat ini.
Pengambilan sampel plasma darah dari pasien sembuh (penyintas) Covid-19 sebagai donor, dan pasien penerima terapi plasma konvalesen itu juga akan dipilah sesuai dengan kategori dan persyaratan yang telah ditentukan.
Syarat penyitas Covid-19 pendonor.
©2020 Merdeka.com/freepik
Para penyintas Covid-19 ini bisa menjadi donor plasma konvalesen dengan menjalani sejumlah pemeriksaan dan memenuhi persyaratan. Dilansir dari Liputan6.com, adapun syarat-syaratnya sebagai berikut.1. Diutamakan laki-laki2. Jika perempuan, yang belum pernah hamil3. Sehat dan sudah sembuh dari Covid-19. Dibuktikan dengan hasil laboratorium Bebas dari infeksi virus corona.4. Sembuh minimal selama 14 hari.5. Bebas dari virus, parasit atau patogen lain berpotensi bisa ditransmisikan melalui darah.6. Memiliki titer antibodi yang cukup tinggi berdasarkan hasil uji netralisasi
Syarat penerima plasma konvalesenSejauh ini, syarat penerima plasma konvalesen ini diutamakan untuk pasien yang memiliki gejala Covid-19 berat. Terapi ini tidak dianjurkan untuk pasien Covid-19 yang memiliki gejala ringan. Selain itu, dosis dan kadar antibodi plasma yang diberikan pun berbeda-beda tergantung dengan kondisi pasien.
Reporter: Dwiyana Pangesthi
(mdk/snw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaMengenal Manfaat Susu Pasteurisasi dan Risikonya bagi Kesehatan
Susu pasteurisasi adalah susu yang telah diproses melalui metode pasteurisasi untuk mengurangi mikroorganisme berbahaya tanpa mengurangi nilai gizi.
Baca SelengkapnyaTernyata 10 Langkah Perawatan Wajah ala Korea Memiliki Manfaat dan Efek Samping Secara Medis
Perawatan wajah ala Korea memusatkan diri pada tiga pilar utama: membersihkan, melembapkan, dan melindungi.
Baca SelengkapnyaAntisipasi Covid-19 dan Pneumonia, 5 Pendeteksi Suhu Tubuh Dipasang di Bandara I Gusti Ngurah Rai
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaPenyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya
Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya