Marshanda Singgung soal Pentingnya Luapkan Perasaan, Ini Penjelasannya

Merdeka.com - Kehidupan bersosial memang menjadi salah satu kebiasaan utama manusia. Dengan bersosial akan menimbulkan interaksi-interaksi dua arah yang mempunyai banyak fungsi.

Salah satu fungsinya adalah saling mengungkapkan perasaan antar individu. Kebiasaan itulah yang juga disoroti oleh Marshanda sebagai sarana berbagi perasaan.

Marshanda berpendapat bahwa berbagi perasaan kepada sesama yang dipercaya adalah sesuatu yang penting. Ia juga berbagi cerita mengenai bagaimana caranya berbagi perasaan.

Lingkungan Terdekat

You Tube - DeHakim

Marshanda membahas hal itu dengan Irfan Hakim di video yang diunggah di kanal De Hakim beberapa hari lalu. Dalam video itu ia juga mengungkapkan pentingnya mempunyai orang kepercayaan.

Tentunya, orang kepercayaan itu harus bisa menjadi tempat untuk menampung segala keluh kesah yang dialami. Marshanda mengatakan orang itu bisa dari lingkungan terdekat.

"Kalau aku kayaknya emang perlu nangisin dulu deh, kalau emang merasa marah," jelas Marshanda.

"Tapi ngeluarinnya dengan cara enggak menyakiti orang lain. Bisa ngobrol sama saudara, kakak, adik, pasangan, yang dekat yang bisa paham," imbuhnya.

Berkomunikasi

Namun, jika orang yang dipercaya itu belum pernah jadi tempat menampung segala keluh kesah, ada baiknya lebih dulu menjalin komunikasi yang berkualitas. Dengan begitu, orang kepercayaan itu akan mengerti tentang bagaimana kondisi yang dialami orang yang akan berbagi perasaannya.

"Tapi bilang dulu, 'Ini aku sekarang lagi mau ngeluarin karena aku masih menyimpan rasa sakit hati karena kejadian ini nih. Ini bukan aku marah sama kamu ya. Udah terus keluarin'," kata Marshanda.

Proses Berkeluh Kesah

Lebih lanjut, Marshanda mengatakan bahwa perasaan senang atau sedih itu harus diluapkan secara maksimal agar kita bisa merasakan perasaan lain yang akan datang kepada kita.

"Jadi kalau kuota grieving berdukanya belum habis, nggak bakal sampai ke bersyukur," ucapnya.

"Kuota sedihnya harus dikeluarin dulu baru deh semuanya pergi dari badan kita ibaratnya, energi negatif-negatif itu. Baru bisa diisi sama yang positif, bersyukur, memaafkan," pungkasnya.