Kisah Mantan Petani yang Kini Kelola Enam Agen BRILink, Volume Transaksi Per Bulan Capai Miliaran Rupiah
Harmanto telah menjadi Agen BRILink sejak tahun 2013. Kini ia telah memiliki enam gerai Agen BRILink di daerah Sleman
Harmanto telah menjadi Agen BRILink sejak tahun 2013. Kini ia telah memiliki enam gerai Agen BRILink di daerah Sleman
Kisah Mantan Petani yang Kini Kelola Enam Agen BRILink, Volume Transaksi Per Bulan Capai Miliaran Rupiah
Pada Rabu siang 13 Maret lalu, sengat sinar matahari menyinari Dusun Mangunan, Kalurahan Caturharjo, Kabupaten Sleman yang sunyi.
Tak banyak warga yang terlihat beraktivitas di luar rumah. Hanya satu dua motor melintasi jalan beraspal yang membelah perkampungan kecil itu.
-
Bagaimana BRI membantu usaha Trimandiri Farm? Sukateno mengungkapkan, Ia mengawali usaha Trimandiri Farm dengan bermodalkan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI dan hingga kini usahanya sudah berjalan selama 9 (sembilan) tahun.
-
BRI menjangkau berapa desa dengan AgenBRILink? Berdasarkan data Oktober 2023 AgenBRILink telah menjangkau sekitar 60 ribu desa atau cover sekitar 80% dari total desa.
-
Siapa yang menerima apresiasi dari BRI? BRI memberikan apresiasi kepada 76 Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional dan 55 Tenaga Pendukung yang telah berhasil merampungkan tugasnya.
-
Dimana BRI mendirikan Agen Brilink? “Lalu di wisata Tebing Breksi kita dikasih QRIS, kita menjadi agen Brilink, dan sebagainya,“ ungkapnya saat ditemui Merdeka.com pada Sabtu (2/3).
-
Siapa yang memuji kinerja BRI? Atas pencapaian tersebut Menteri BUMN RI Erick Thohir mengungkapkan apresiasinya terhadap BRI.
-
Kenapa BRI membantu usaha Trimandiri Farm? “Semoga kerjasama antar BRI dengan Trimandiri Farm bisa terus berlanjut. Dengan begitu, perekonomian masyarakat Desa Tambaksari juga terus meningkat“, imbuhnya.
Di kampung kecil itulah Agen BRIlink milik Harmanto (51) berdiri. Saat Merdeka.com mengunjungi Agen BRILink itu, tampak seorang perempuan baya sedang melakukan transaksi pembayaran listrik.
“Niki kalih doso ewu,” ujar seorang perempuan baya itu.
Teller yang bertugas saat itu adalah seorang perempuan muda yang tampak berusia pertengahan 20-an. Ia melayani nasabahnya dengan ramah, tapi ia tak mengerti arti “kalih doso ewu”.
Beruntungnya sang perempuan baya bersedia mengartikannya dalam Bahasa Indonesia.
Foto 1: Transaksi di Agen BRILink Amanah milik Harmanto
Begitulah suasana sehari-hari bangunan Agen BRILink milik Harmanto yang berada di tengah perkampungan itu. Harmanto menjadi Agen BRILink sejak tahun 2013 silam. Setelah 10 tahun berjalan, kini ia sudah memiliki enam gerai Agen BRILink.
“Selama menjadi Agen BRILink, banyak sekali manfaat dan ilmu yang didapat. Selain bisa menambah income pribadi, kita juga bisa menambah pekerjaan buat teman-teman di sekitar kita,” kata Harmanto.
Harmanto merupakan seorang lulusan SLTA. Setelah lulus pada tahun 1993, ia kemudian menjadi seorang petani. Hasil tani yang ia panen antara lain cabai dan tembakau.
Setelah dirasa cukup modal, Harmanto kemudian membuka sebuah warung kelontong. Selain itu, ia juga membuka layanan Payment Point Online Banking (PPOB) mulai tahun 2008.
Pada tahun 2013, ada tim dari BRI yang menawarkannya untuk menjadi Agen BRILink. Awalnya Harmanto tidak tertarik karena butuh modal banyak untuk memulainya.
“Tapi karena ini jenis usaha yang sama dengan PPOB, jadi kita mulai saja. Apalagi di BRILink banyak fitur yang bisa kita jual. Termasuk produk-produknya BRI, asuransi, dan lainnya,” ujar Harmanto.
Setelah resmi mengelola Agen BRILink, Harmanto langsung tancap gas menggaet nasabah. Ia melakukan promosi ke berbagai kelompok masyarakat di kampungnya, mulai dari kelompok ibu-ibu, bapak-bapak, pemuda, atau secara door-to-door dari rumah ke rumah.
Promosi juga ia lakukan melalui media sosial seperti pesan WhatsApp, Instagram, Facebook, dan lainnya.
“Dalam melakukan promosi itu, saya dibantu istri dan anak saya,” imbuhnya.
Promosi gencar itu berbuah hasil. Dalam tiga bulan pertama sejak membuka Agen BRILink, ia sudah dapat melayani 700 transaksi.
Pada awal-awal menjadi Agen BRILink, Harmanto menghadapi berbagai kendala. Sering kali ada nasabah yang ingin transfer uang dengan nominal besar tapi saldo di tempatnya tidak cukup.
Beberapa kali pula ia salah mengirim jumlah nominal uang ke alamat rekening yang dituju. Terkait kejadian salah transfer ini, ia pernah merugi hingga Rp12 juta.
Selain itu, Harmanto juga harus memberi edukasi pada para nasabahnya yang mayoritas masyarakat desa tentang dunia perbankan.
“Sering nasabah tanya, kok tiap transaksi harus pakai biaya admin sih? Nah kita harus bisa menyampaikan ke mereka dengan bahasa yang dapat mereka terima,” terangnya.
Walau berbagai hal pahit selama Agen BRIlink pernah dialami, namun Harmanto tidak kapok. Baginya banyak hal yang bisa ia peroleh dengan menjadi Agen BRILink. Salah satunya adalah membantu masyarakat sekitar.
Berkat ketekunannya, usaha Agen BRILinknya terus berkembang. Dari hanya satu gerai, kini ia sudah punya enam gerai Agen BRILink dan mempekerjakan 15 orang karyawan.
Harmanto memberi nama Agen BRILink-nya dengan nama Amanah. Anggit, salah seorang karyawan di Agen BRILink Amanah mengenal Harmanto sebagai sosok yang pekerja keras dan tidak pernah puas dengan hasil yang diraih.
“Saya mengenal beliau itu tidak pernah puas dalam mengembangkan usahanya,” ujar Anggit.
Kini setiap bulannya, volume transaksi dari Agen BRILink Amanah bisa mencapai miliaran rupiah. Dengan besarnya sirkulasi uang yang berputar di Agen BRILink-nya, Harmanto sadar akan berbagai potensi kejahatan yang bisa mengancam sewaktu-waktu.
Terkait hal ini, Harmanto mengimbau bagi mereka yang ingin mendirikan Agen BRILink untuk memastikan keamanannya terlebih dahulu, terutama terkait kondisi lingkungan sekitar.
“Kalau mendirikan Agen BRILink itu jangan menyendiri, jangan di tempat yang sepi. Selain itu, kalau bisa di agen itu jangan sampai dilihat kalau uangnya banyak. Justru harus tampak seolah-olah tidak ada uangnya,” pungkasnya.